Mengenal 7 Rumah Modifikasi Performa Kelas Dunia

7 Tuner Dunia

JAKARTA, Carvaganza - Pernah mendengar nama seperti AC Schnitzer atau Singer? Itu perusahaan pendingin udara dan mesin jahit? Bukan! Keduanya nama tuner yang menjadikan brand-brand mobil kian keren tampilan dan performanya.

Ketidakpuasan pada model standar menjadi alasan lahirnya para tuner ini. Sebuah Mercedes-Benz E-Class, barangkali bagi sebagian orang, adalah mobil impian yang sudah cukup memuaskan. Namun bagi beberapa orang mobil ini terasa membosankan. Dan dari situ mereka akan mencari sesuatu untuk meningkatkan rasa puas terhadap mobil itu.

Berarti ada celah pasar yang memungkinkan seseorang untuk membuat sesuatu berbeda. Tuner, atau modifikator mobil lantas menjamur dimana-mana menangkap celah pasar sempit ini. Beberapa pabrikan sendiri juga membuat divisi khusus untuk memodifikasi mobilnya agar bisa memuaskan lebih banyak konsumen mereka.

Contohnya BMW M, Mercedes AMG, Nissan dengan NISMO, Jaguar-Land Rover dengan SVR, Gazoo Racing, dan masih banyak lagi. Namun di luar itu, ada beberapa perusahaan yang juga mengkhususkan diri mengoprek dan menjual mobil-mobil hasil modifikasi. Dan biasanya, hasil karya mereka lebih gila ketimbang dihasilkan oleh divisi ‘in-house’ tadi.

Hal ini dikarenakan mereka tidak mengenal batasan-batasan yang ditentukan oleh perusahaan induk. Sehingga lebih bebas berkreasi sesuai keinginan. Karena itulah, kami tertarik untuk mengulas beberapa tuner non-pabrikan, yang namanya melegenda sejak lama, atau tuner baru namun langsung meroket berkat karyanya yang luar biasa. Berikut ulasannya.

Alpina B7 xDrive 2020

Alpina

Penggemar BMW seharusnya tahu siapa Alpina atau Alpina Burkard Bovensiepen GmbH & Co. KG. Inilah tuner di luar BMW yang tak kalah hebat dibanding M Division. Bahkan BMW sendiri mengakui kehebatan mereka, sehingga setiap mobil yang keluar dari Alpina diakui garansi bawaannya. Selain itu, Alpina juga mendapatkan sertifikat sebagai produsen mobil, bukan modifikator lagi, dari pemerintah Jerman.

Hubungan erat tersebut bermula pada pengembangan dual karburator untuk BMW 1500 pada tahun 1962. Karburator tersebut mendapat respon yang sangat baik dari media dan juga petinggi BMW. Alpina kemudian terus mengembangkan karburator dan juga merambah pada desain crankshaft. Kedua komponen mobil tersebut kemudian menjadi bagian dari logo Alpina. Mobil mereka selanjutnya berhasil menjuarai kejuaraan-kejuaraan bergengsi seperti Spa 24 hours dan European Touring Car Championship.

Berkat kedekatan tersebut Alpina mendapat restu untuk menggunakan pabrik BMW. Alpina merakit mesin handmade, mengirimkan ke pabrik BMW untuk instalasi pada body, setelahnya BMW mengirimkan kembali pada Alpina yang akan melanjutkan pembuatan mobil dengan handmade.

Lalu apa bedanya Alpina dan BMW M? Keduanya memiliki racikan yang brbeda. Yang paling terasa adalah alpina lebih memerhatikan sisi luxury, sedangkan M lebih ke sport/track performa.

Alpina memodifikasi semua produk BMW. Lebih hebat lagi, produksi mobil mereka juga bahkan menyatu dengan lini produksi BMW. Sebagai contoh, Alpina B7, yang berbasis BMW 7-Series, mesin V8 twin-turbo dikerjakan secara hand made oleh Alpina di Buchloe, Jerman. Kemudian dikirim ke BMW untuk dipasang di salah satu 7-Series yang sedang dirakit, dan setelah mesin terpasang, kemudian mobil tersebut dikirim ke Alpina untuk penyelesaian tahap akhir.

Alpina yang asli adalah pembuat mesin ketik, didirikan pada 1965 oleh Burkard Bovensiepen. Seperti biasa, fokus modifikator ini adalah membuat mobil balap. Seiring berjalannya waktu dan prestasi yang hebat, mereka undur diri dari balapan pada 1988 dan fokus mengerjakan modifikasi BMW untuk jalan raya. Mobil-mobil mereka selalu memiliki tenaga besar, dan juga memiliki interior lebih mewah dari model standar. Selain itu, perbedaan secara visual bisa dilihat dari pelek khas jari-jari (20 spoke) berwarna silver, serta tambahan peranti aerodinamika, terutama di bagian spoiler lip depan.

Brabus 800

Brabus

Jika BMW punya Alpina maka Mercedes-Benz punya Brabus. Yap, Brabus mengkhususkan diri untuk modifikasi Benz. Termasuk Smart dan Maybach. Seperti Alpina, mereka juga fokus membuat Merc lebih kencang dengan modifikasi mesin, serta membuat penampilan luar-dalam menjadi lebih sangar. Tidak tanggung-tanggung, model yang keluar dari AMG pun mereka garap.

Brabus lebih fleksibel ketimbang Alpina yang membuat mobil ‘jadi’. Konsumen mereka bisa memilih mobilnya langsung di diler atau membawa kendaraan mereka untuk dimodifikasi. Produk Brabus yang memang sudah jadi juga menjadi legenda di dunia otomotif. Sebut saja Brabus Rocket yang berbasis Mercedes-Benz CLS. Mobil ini sukses memecahkan rekor sebagai sedan empat pintu tercepat di dunia pada tahun 2006, dengan top speed 362,4 kpj.

Mesin-mesin yang mereka buat juga tidak main-main. Mesin paling ‘lemah’ di jajaran Brabus adalah 200 hp, dan pilihannya terus ada hingga mesin V12 twin turbo bertenaga 800 hp. Itu untuk Mercedes-Benz atau Maybach. Pabrikan ini didirikan oleh Bodo Buschmann pada 1977. Ia adalah anak dari pemilik dealer Mercedes-Benz. Namanya anak yang punya dealer mobil, Buschmann ini ketika muda sudah pake Porsche yang sering ia parkirkan di dealer Mercedes bapaknya.

Bapaknya tidak menyukai hal tersebut, ia pun melarang anaknya parkir terkecuali mobil Mercedes-Benz. Ketika itu Mercy dikenal dengan kenyamanan dan kemewahan. Buschmann yang senang dengan mobil cepat memutuskan untuk memodifikasi Mercedes-Benz agar bisa secepat Porsche.

Sayangnya, Buschmann tidak bisa menemukan bengkel/ perusahaan yang sanggup memodifikasi dengan apa yang ia inginkan. Buschmann pun memutuskan untuk memodifikasi sendiri mobil W116 kepunyaannya. Setelahnya ia menjadi semakin tertarik dalam modifikasi dan ingin membuat bengkel/ perusahaan tuner. Berhubung ketika itu aturannya perusahaan harus minimal dua orang, Buschmann mengajak temannya, Klaus Brackmann untuk ‘meminjam’ namanya dalam pendirian perusahaan. Jadilah Brabus yang merupakan singkatan dari Brackmann dan Buschmann.

Awalnya Brabus sempat bersaing dengan AMG. Namun kemudian Mercedes-Benz menggandeng AMG untuk menjadi in-house tuner. Hal ini menjadikan Brabus menjadi tuner yang unik dan bebas (custom) dibandingkan AMG. Saat ini Brabus merupakan tuner Mercy yang sangat disegani dengan karyanya yang seringkali mengudang decak kagum orang.

ABT RS7-R

ABT Sportsline

Perusahaan tuning mobil Jerman ini telah berdiri dari 123 tahun yang lalu yaitu sejak 1896. ABT Sportsline secara umumnya mengembangkan mobil Audi dan VW Group lainnya. Berbeda dengan Alpina dan Brabus yang berawal dari modifikasi street, ABT Sportsline berawal dari balap mobil.

Racing telah lama menjadi root dari perusahaan yang berlokasi di Kempten im Allgäu, Jerman ini. Inovasi serta performa telah lama menjadi bagian dari budaya hidup mereka. Dalam beberapa generasi, perusahaan keluarga ini telah ikut serta dalam berbagai event kejuaraan balap. Mereka merupakan salah satu tim motorsport yang sukses dalam memenangkan berbagai kejuaraan balap bergengsi di Jerman.

Pada 1991 barulah ABT Sportsline GmbH bertransformasi dengan markas yang lebih besar lagi. Mereka kemudian mengadaptasikan pengetahuan racing mereka untuk meracik modifikasi street performa yang menakjubkan.

Saat ini anak dari CEO ABT Sportsline, Daniel Abt bersama tim Abt berpartisipasi dalam kejuaraan dunia Formula E.

Honda Civic Type R Mugen

Mugen

Mugen bukanlah tuner resmi Honda. Mugen Motorsport, demikian nama resminya adalah tuner yang didirikan oleh Hirotoshi Honda, anak dari Soichiro Honda, pendiri Honda. Meski ada hubungan keluarga, namun Mugen tidak pernah dimiliki oleh Honda Motor Company, dan berdiri sendiri hingga sekarang.

Mugen sendiri memang khusus memodifikasi kendaraan Honda roda empat. Awalnya hanyalah untuk kepentingan balap, namun lama kelamaan Mugen juga memodifikasi mobil jalan raya. Dan melalui arena balap juga, Honda, dengan mesin racikan Mugen berhasil merajai beberapa kecabangan seperti F3000 dan F3. Nama-nama yang pernah merasakan manisnya kemenangan bersama mesin Mugen di balapan open wheeler itu tercatat Mika Hakkinen, Jean Alesi, dan Rubens Barichello, dan membukakan jalan ke jenjang karir yang lebih tinggi. Di F1, mesin Honda-Mugen juga sempat berjaya dengan beberapa kemenangan.

Selain mesin mobil dan motor untuk kepentingan balap, mereka juga memproduksi beberapa peranti pendongkrak daya mesin Honda, lengkap dengan aksesoris seperti aero kit, suspension kit, dan sebagainya. Selain itu, mereka juga memodifikasi dan menjual mobilnya. Contoh yang paling populer adalah Honda Civic Mugen RR yang hanya dipasarkan di Jepang saja. Ada juga CR-Z Mugen yang dulu pernah mejeng di IIMS beberapa tahun lalu.

BMW 850i by AC Schnitzer

AC Schnitzer

Tuner BMW lagi? Ya. Tapi yang satu ini tidak bisa ditinggalkan. Karena selain Bimmer, AC Schnitzer juga memodifikasi MINI dan Land Rover, plus motor BMW Motorrad. Tuner yang bermarkas di Aachen, Jerman ini berdiri pada tahun 1967. Mohon dicatat, mereka ini memang memiliki kesamaan akar dengan Schnitzer Motorsport yang saat ini mengurus beberapa mobil balap BMW, namun kini keduanya sama sekali tidak ada hubungan apapun. Di Indonesia, AC Schnitzer mungkin lebih dikenal karena desain velgnya yang indah dilihat, terutama untuk BMW. Namun mereka memiliki kemampuan lebih dari sekedar membuat velg.

Mereka juga tidak membuat sendiri mobilnya, tapi lebih kepada membuat paket peningkatan performa dan penampilan. Konsumen bisa membawa mobilnya ke dealer AC Schnitzer, dan melakukan modifikasi sesuai keinginannya. Mereka membuat komponen suspensi yang diklaim lebih sporty untuk pengendallian yang lebih baik sekaligus mampu memberikan kenyamanan untuk berkendara sehari-hari. Kemudian mereka juga membuat knalpot yang selain menambah performa, tapi juga memiliki suara yang menyenangkan untuk didengar.

Yang tak kalah penting, AC Schnitzer juga membuat komponen untuk upgrade mesin. Menurut klaim dengan menggunakan komponen mereka, rata-rata peningkatan tenaganya antara 27-93 hp. Salah satu yang unik adalah tambahan control unit untuk mesin-mesin BMW. Menurut spesifikasi, salah satu contoh keberhasilannya adalah peningkatan tenaga BMW M5 yang tenaganya melonjak dari 560 hp menjadi 620 hp. Selain itu, torsinya melonjak menjadi 790 Nm dari 680 Nm. Hebat bukan?

Porsche 911 Singer

Singer

Singer adalah rumah modifikasi asal Amerika Serikat, yang tidak ada hubungannya dengan merek mesin jahit. Singer Vehicle Design, demikian nama resminya, mengkhususkan diri untuk merestorasi dan memodifikasi Porsche klasik. Lebih spesifik lagi, Porsche 911 klasik. Yang menarik, perusahaan yang dinakhodai pria bernama Rob Dickinson ini baru berdiri pada 2009 lalu.

Meski demikian, banyak diakui hasil karya Dickinson, yang pernah bekerja untuk Lotus, memang patut diacungi jempol. Ia dikenal perfeksionis dan terobsesi dengan Porsche 911. Itulah hal yang mendorong hasil yang juga hebat. Kalau Anda pernah melihat Porsche 911 hasil restorasi Singer, dipastikan akan betah melihatnya. Foto-foto 911 abu-abu disini adalah hasil karya Singer untuk 911 yang ada di Indonesia. Rapi adalah satu hal, tapi perhatiannya terhadap detail, baik di luar maupun dalam, sungguh luar biasa.

Konsumen yang memiliki Porsche 911, dan ingin merestorasi atau meningkatkan performa mobilnya tinggal datang dan berdiskusi dengan Rob untuk mewujudkannya. Rob dan timnya di Singer kemudian ‘menelanjangi’ 911 ini, mengganti panel body dengan bahan carbon fiber, meningkatkan kekuatan chassis monokok dengan pengelasan ulang, dan seterusnya.

Yang menarik, konsumen bisa memilih seberapa besar perubahan pada mesin yang harus Singer kerjakan. Mereka memiliki pilihan 3,6 liter bertenaga 270 hp, 3,8 liter bertenaga 350 hp, atau yang peling bertenaga yaitu 4,0 liter 390 hp. Semuanya tentunya adalah mesin boxer khas Porsche. Selanjutnya, konsumen juga akan diminta untuk memilih transmisi 5-speed atau 6-speed, dilanjutkan dengan pemilihan penggerak (RWD atau AWD), suspensi mau standar atau buatan Ohlins, dan terakhir rem cakram baja biasa atau mau carbon ceramic.

Selanjutnya konsumen juga diberikan ratusan item untuk dipilih di interior, dan 75 pilihan warna eksterior. Sepertinya, jika Anda ingin memodifikasi Porsche 911 klasik di Singer, perlu waktu panjang hanya untuk memutuskan ‘mau jadi seperti apa 911 ini?’. Dan kami yakin, satu hari penuh sepertinya tidak akan cukup. Saat mobil ini selesai dikerjakan, semua parts original direstorasi, kecuali mesin dan sasis yang mengalami perubahan total tadi.

Ruf CTR Anniversary edition

Ruf Automobile

Ruf merupakan tuner Porsche. Statement ini benar tapi juga bisa jadi salah atau kurang tepat. Kenapa? Karena Ruf merupakan perusahaan tuner yang membangun mobil dari chassis porsche. Mirip-mirip dengan Alpina pada BMW tapi Ruf ini lebih ekstrim lagi.

Semakin lama mobil yang dibangunnya menggunakan semakin sedikit part Porsche. Mereka mendesain dan membuat hampir semua partnya. Dalam beberapa model bahkan hanya chasissnya saja yang Porsche, sisanya semua buatan Ruf bahkan sampai mesinnya. Itulah kenapa, Ruf terdaftar sebagai produsen mobil tersendiri dan mobil buatannya terdaftar sebagai mobil Ruf.

Makanya tidak aneh juga. Beberapa orang bisa salah kaprah menyangka Ruf ini Porsche palsu atau tiruan haha. Padahal performa dari mobil-mobil Ruf ini dahsyat sekali. Beberapa malah jauh menggunguli Porschenya baik dari performa maupun prestasinya! Sebut saja contohnya yang paling terkenal, Ruf CTR atau dikenal dengan Yellowbird.

Pada test yang dilakukan majalah otomotif terkenal, Road & Track di tahun 1987, Yellowbird berhasil membabat habis mobil lainnya seperti Ferrari Testarossan dan Lamborghini Countach. Pada test lainnya, Yellowbird berhasil mempermalukan Porsche 959, Ferrari F40, dan Mercedes AMG. Bahkan Yellowbird tercatat sebagai mobil pemecah rekor kecepatan 340km/jam!

Ruf Automobile awal didirikan oleh Alois Ruf Sr. pada 1939. Ia adalah seorang mekanik yang gemar merakit dari barang-barang bekas. Pada tahun 1950-an banyak orang mulai senang bepergian atau jalan-jalan, Ruf melihat hal ini membangun sendiri sebuah bus travel dari chassis Mercedes.

Pada suatu saat ia dan anaknya, Alois Ruf Jr mengendarai bus travelnya sampai sebuah Porsche melewati mereka dan kehilangan kontrol. Porsche tersebut kecelakaan dan hancur lumayan parah. Ruf menawarkan untuk menderek dan menyimpan sementara Porsche tersebut di bengkel mereka. Beberapa hari kemudian pemiliknya menelpon dan menawarkan Ruf untuk membeli Porsche itu dengan harga mobil bekas hancur. Ruf pun tertarik dan setuju membelinya. Disinilah awal sejarah Ruf Automobile sebagai ‘tuner’ Porsche yang handal dimulai. INDRA ALFARISY

Sumber dan Foto: Ragam Sumber

Baca juga: 9 Kolektor Mobil Tergila di Dunia, Punya Koleksi Ratusan Mobil Mewah dan Langka

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature