Menakar Nasib Mesin Diesel Saat Aturan Emisi yang Kian Ketat

JAKARTA, Carvaganza.com – Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, mulai memberlakukan ambang emisi yang kiat ketat. Di Indonesia meski agak terlambat dibandingkan negara-negara lain, pemerintah sudah menyiapkan regulasi emisi Euro 4 yang akan berlaku tahun depan.
Bagi pabrikan kendaraan penumpang hal ini mungkin tidak terlalu sulit. Banyak pabrikan yang sudah menyediakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Bagaimana dengan kendaraan komersial? Seperti kita tahu mesin diesel masih menjadi primadona. Selain bandel juga dinilai praktis untuk memenuhi kebutuhan niaga. Lantas, akankah regulasi dengan cepat mematikan kejayaan mesin diesel?
“Kalau dilihat dari sudut pandang Isuzu Indonesia, butuh proses. Sekarang itu kami masih menggunakan teknologi Euro 2 – yang baru mau beralih ke Euro 4. Sementara di Eropa, sudah duluan Euro 4, Euro 5, bahkan ada bahan bakar yang disebut B100 atau SVO, bisa mengimbangi ambang batas regulasi Euro 6. Jadi, di Indonesia perjalanannya masih sangat panjang, hingga mesin diesel sampai di titik discontinue,” kata Harmoko Setyawan, Head Department Prototype and Test Department, PT Isuzu Astra Motor Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia meyakini usia mesin diesel tak akan hilang secepat itu. Meski tren Electric Vehicle (EV) alias mobil listrik makin gencar, untuk kendaraan komersial pasti dibedakan. Menurutnya belum ada desain truk atau bus elektrik reliable. Atau setidaknya bisa mengimbangi kekuatan dan kepraktisan mesin diesel. Karena itulah, potensi ke depan masih dianggap besar.
Baca juga: Isuzu Siap Patuhi Aturan Euro 4, Tapi…
Sudah Siap
Isuzu sendiri siap menghadapi pelaksanaan Euro 4. Attias Asril, General Manajer Marketing Isuzu Astra Motor Indonesia, mengatakan mereka sudah memiliki mesin yang siap menghadapi aturan tersebut. Namun mereka memberikan catatan. “Kami sendiri siap dengan kesediaan engine yang memenuhi standar Euro 4. Karena di luar negeri pun sudah ada, bahkan lebih dari itu. Euro 5 juga kami punya. Namun, hingga saat ini memang di Indonesia belum tersedia produknya. Karena ketersediaan bahan bakar belum ada yang sesuai. Meskipun kami bawa, belum tentu bisa mengeluarkan emisi gas buang sesuai Euro 4 karena kualitas bahan bakarnya,” kata Attias Asril. Menurut dia, truk Isuzu dengan spesifikasi Euro 4 bukanlah hal sulit untuk dihadirkan. Selain di Indonesia, aturan ini juga berlaku secara global. Tapi untuk memberlakukan aturan emisi tersebuut, tak hanya dari sisi mesin saja. Ada hal lain yang mempengaruhi. Salah satunya kandungan bahan bakar yang tersedia, untuk menunjang hasil emisi gas buang sempurna. Dengan kata lain, pemerintah juga harus siap menyediakan bahan bakar yang sesuai. Hal lain juga berpengaruh pada operasional pabrikan. Soal konversi jenis mesin guna memenuhi regulasi baru, tentunya akan mempengaruhi biaya produksi. Berbagai penyesuaian tentu dilakukan, terutama terkait jalur bahan bakar. Baca juga: Isuzu Link, Teknologi Telematics Mudahkan Operasional Armada Konsumen