Land Rover, The Timeless Machine

Land Rover, The Timeless Machine
PAMOR Land Rover Defender kembali melambung setelah Presiden Joko Widodo menggunakan model County saat peresmian Jalan Tol Becakayu. Popularitas Land Rover “tua” (Series, County dan Defender) memang sempat memudar belakangan ini, terutama di luar kalangan diehard fans. Pasalnya Jaguar-Land Rover menghentikan produksi Defender pada Januari 2016.

Banyak opini mengenai Land Rover tersebut, tapi tak ada yang bisa memungkiri kebesaran namanya. Suka atau tidak, Land Rover Series, County dan Defender merupakan mobil ikonik. Maklum, mereka sudah hadir di muka bumi sejak 1948 saat Land Rover pertama diluncurkan di Amsterdam Motor Show.

Land Rover generasi pertama – nama Series, County dan Defender baru ada setelah era 1990-an – terlahir di bawah payung Rover Company. Sebelumnya, Rover memproduksi mobil-mobil mewah yang tak lagi diminati setelah Perang Dunia II. Berhubung pabrik mereka di Conventy-Inggris terkena bom saat perang, plus material mentah yang sangat terbatas untuk perusahaan industri, jadi mereka harus berimprovisasi.

Rover pindah ke “pabrik bayangan” di Solihull yang sebelumnya membangun mesin pesawat Bristol Hercules. Mereka membuat beberapa prototipe mobil ekonomis, tapi tak pernah diproduksi karena masalah biaya. Akhirnya Maurice Wilks, chief designer Rover, memiliki ide untuk membuat utility vehicle seperti Willys Jeep. Bedanya, Jeep didesain untuk perang sedangkan Land Rover untuk pertanian.



Prototipe pertama (1947) memakai chassis Jeep dengan mesin dan gearbox dari mobil saloon Rover P3. Bodinya dibuat dengan tangan dan materialnya menggunakan lembaran aluminium (Birmabright) demi menghemat penggunaan baja yang saat itu dijatah. Cat pun menggunakan surplus dari cat kokpit pesawat militer. Jadi mobil-mobil Land Rover awal hanya memiliki variasi warna hijau muda. Uniknya, letak setir prototipe ini ada di tengah (centre steer) agar ruang di kiri dan kanan kabin depan bisa digunakan untuk kargo.

Setelah melewati pengujian, ternyata centre steer tidaklah praktis sehingga mobil produksinya (kemudian bernama Series I) kembali ke posisi normal. Bodi juga dibuat lebih sederhana demi menghemat biaya. Rover memasang mesin bensin yang lebih besar, 1.6 liter bertenaga 50 bhp, dan mendesain 2-kecepatan transfer gearbox khusus untuk menggantikan unit dari Jeep. Jadi Land Rover tak lagi menggunakan satu pun bagian Jeep.



Sebagai mobil yang ditujukan untuk pertanian, mobil ini dilengkapi PTO (power take-off) di depan atau belakang mobil. Perangkat yang mendapat tenaga dari transmisi 4-kecepatan ini ditujukan untuk menggerakkan mesin-mesin pertanian seperti layaknya traktor.

Land Rover Series I awalnya hanya akan diproduksi selama dua sampai tiga tahun untuk menggalang dana agar Rover Company bisa kembali memproduksi mobil-mobil mewah. Tapi berhubung permintaannya begitu tinggi, mereka mengembangkannya seperti penggunaan mesin bensin dan diesel yang lebih besar, berkapasitas 2.0 liter. Mereka juga menambahkan berbagai pilihan ukuran wheelbase (86, 88, 107 dan 109 inci).



Kesuksesan Series I membuat mereka meluncurkan Series II yang diproduksi 1958-1961. Berbekal wheelbase 88 (SWB/short wheelbase)dan 109 (LWB/long wheelbase) inci, mobil ini dipersenjatai mesin bensin dan diesel 2.0 L seperti pendahulunya plus mesin bensin baru 2.25 L dengan tenaga 72 hp. Varian LWB yang tadinya berkapasitas 10 penumpang juga mendapat opsi baru, 12 penumpang. Tujuannya untuk menyiasati pajak Inggris yang menyatakan bahwa mobil dengan 12 atau lebih penumpang dikategorikan sebagai bus. Alhasil terbebas dari beberapa jenis pajak.

Keistimewaan Series II tak hanya itu. Inilah mobil pertama yang menarik perhatian departemen styling Rover. David Bache sang chief stylist membuat pinggul mobil membulat dan atap yang curvy. Gaya ini terus dipertahankan sampai Defender. Perbedaan Series II dan II A (1961-1971) tidaklah banyak. Perubahan paling mencolok ada pada posisi headlamp. Jika generasi sebelumnya ada di tengah (juling), lampu depan Series IIA pindah ke pinggir demi memenuhi regulasi di Australia, Amerika dan Belanda. Selain itu kedua wiper blade kini hanya menggunakan satu motor, tidak individual seperti sebelumnya.



Rover kembali menambahkan pilihan mesin yang lebih besar untuk Series III (1971-1985). Selain mesin bensin 2.25 L dari generasi sebelumnya, kali ini terdapat 2.25 L diesel, 2.6 L bensin dan 3.5 L V8 bensin. Dashboard-nya pun kini tak lagi metal telanjang, tapi mendapat lapisan vinyl hitam. Control panel juga pindah dari tengah dashboard ke belakang setir.

Generasi ini juga menandakan pergeseran fungsi dari mobil pertanian dan komersial ke kendaraan keluarga. Hal ini terlihat dari pilihan trim interior baru yang lebih nyaman pada 1982, dengan lapisan fabric untuk kursi, peredam suara dan lainnya. Model ini kemudian dikenal sebagai Land Rover County sekaligus peralihan ke varian Defender (1983-2016).



Defender saat itu masih menggunakan nama yang diambil dari panjang wheelbase dalam inci: Land Rover Ninety (sebenarnya 92,9 inci), One Ten dan 127. Pada periode ini publik sudah memandang Land Rover sebagai kendaraan “rekreasi”, meski model basic-nya masih digunakan sebagai mobil pekerja. Maka tak heran jika terdapat lebih banyak pilihan warna dan fitur-fitur kenyamanan seperti pemutar radio-kaset dan roof-rack. Tapi faktor terbesar penentu kesuksesan model ini adalah peralihan dari per daun ke per keong. Alhasil handling meningkat, lebih nyaman dan lebih mumpuni di medan off-road.

Sampai Defender berhenti diproduksi, tak banyak perubahan berarti dari sisi bentuk dan teknologi. Meski begitu, hal tersebut tak berpengaruh terhadap pamor brand ini. Bahkan sampai sekarang, Defender memiliki arti khusus dalam kehidupan banyak car enthusiasts.

MIRAH PERTIWI

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature