GIIAS 2022: Gaikindo Dorong Sejumlah Pihak Kompak Wujudkan Ekosistem Mobilitas Ramah Lingkungan

Daihatsu Ayla EV

TANGERANG, Carvaganza – Isu mengenai kendaraan ramah lingkungan di industri otomotif bukan hanya sebuah tren melainkan langkah pasti yang harus diwujudkan dalam beberapa tahun ke depan. Sejumlah model kendaraan dengan energi terbarukan sudah mulai dipasarkan di beberapa negara termasuk Indonesia.

Beberapa di antaranya berbasis pada Plug-in Hybrid, Hybrid hingga Battery Electric Vehicle atau kendaraan listrik murni. Hal tersebut juga diangkat menjadi salah satu tema penting dalam The 16th Gaikindo International Automotive Conference (GIAC) yang berlangsung di sela-sela penyelenggaraan GIIAS 2022.

Dalam kegiatan tersebut, sejumlah narasumber yang berasal dari berbagai latar belakang memaparkan ide besarnya dalam mewujudkan ekosistem mobilitas yang ramah lingkungan di dunia. Sementara di Indonesia sendiri, perwujudan ekosistem kendaraan listrik baru saja dimulai beberapa tahun terakhir. Menurut Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang hal tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen di Tanah Air akan kendaraan yang disokong oleh teknologi ramah lingkungan.

Toyota Elektrifikasi

“Orang-orang butuh teknologi kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan bebas dari polutan. Dalam beberapa hari ini kita sudah melihat bagaimana antusiasnya orang-orang terhadap kendaraan listrik. Dari situ saya menganggap bahwa electric mobility bukan sekadar memproduksi kendaraan listrik, industri otomotif dan kelistrikan saja. Tapi juga membawa gambaran yang lebih komprehensif lebih besar tentang bagaimana teknologi yang lebih ramah lingkungan yang seharusnya,” kata Agus Gumiwang.

Baca Juga: GIIAS 2022: Ini Perbedaan Dua Varian Mobil Listrik Wuling Air EV

Di sisi lain, hadir pula Prasanna Ganesh dari Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing yang menyampaikan pentingnya regulasi untuk mendukung terwujudnya ekosistem kendaraan listrik di dunia. Ia menyatakan bahwa Toyota secara global telah siap untuk menghadirkan teknologi ramah lingkungan pada setiap kendaraannya bahkan dengan sejumlah sumber daya. Mulai dari PHEV, Hybrid, EV hingga fuel cell hydrogen, namun hal tersebut harus disokong oleh regulasi agar terdapat titik temu yang sejalan di industri otomotif.

Di samping itu, Franz Kinzer dari AVL List GmbH yang juga hadir dalam konferensi tersebut mengingatkan pentingnya komponen baterai pada kendaraan listrik memiliki daya tahan yang kuat. Selain itu para pabrikan juga harus mengantisipasi bagaimana baterai sisa pakai dapat dimanfaatkan kembali agar tidak menimbulkan masalah baru.

“Dalam membuat komponen kendaraan listrik terutama hal vital seperti baterai, memang dibutuhkan ragam pengetesan. Mengingat baterai itu adalah berbicara soal life cycle komponen itu sendiri. Kuncinya adalah bagaimana membuat baterai dengan masa pakai panjang dan punya kemampuan digunakan untuk kendaraan sepanjang masa pakainya,” ujar Franz Kinzer.

DFSK Mini EV

Sedangkan menurut PT Sokonindo Automobile produsen kendaraan DFSK di Indonesia ini menyatakan bahwa telah siap menyambut era elektrifikasi di dunia. Sejumlah model dengan energi ramah lingkungan bahkan sudah mulai dipasarkan di Tanah Air salah satunya ialah Gelora E yang menyasar segmen kendaraan komersial serta Mini EV konsep yang tengah diperkenalkan di ajang GIIAS 2022. Bagi DFSK Indonesia dalam memasarkan kendaraan elektrifkasi tidak hanya siap dari sisi produk tetapi juga kesiapan mengolah elemen penting lainnya.

Menyinggung penggunaan baterai kendaraan yang tidak terpakai lagi, DFSK Indonesia menyatakan siap dan telah memiliki sumber untuk mengolah kembali baterai sel yang sudah habis masa pakainya. “Ke depan kami juga telah menyiapkan teknologi untuk menerima sel baterai setelah masa pakai. Tentu saja ini merupakan hal penting di samping menghadirkan kendaraan elektrifikasi untuk konsumen,” tegas Franz Wang.

Jika semua kondisi ini bisa berjalan sesuai dengan perencanaan berikut penerapan regulasi dan dukungan semua pihak termasuk peralihan industri menengah dan kecil, bukan tak mungkin target produksi kendaraan listrik minimal 600 ribu unit (untuk mobil, bus dan truk) sertai 3 juta unit (untuk motor) di Indonesia lebih cepat tercapai.
(ALVANDO NOYA / WH)

Baca Juga: GIIAS 2022: DFSK Pamer Mini EV, Siap Jadi Pesaing Wuling Air EV

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature