Ferrari GTC4Lusso T, The Other Side of Prancing Horse

Ferrari GTC4Lusso T, The Other Side of Prancing Horse
“BUONGIORNO, benvenuto a Piazza Roma Monteriggioni… (Selamat datang di Piazza Roma Monteriggioni)”. Sapaan hangat itu saya dapatkan ketika kami tiba di alun-alun kota Monteriggioni, Provinsi Siena, Tuscany, Italia, akhir bulan lalu. Jarum jam di tangan saya sebenarnya sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi. Matahari bersinar cerah. Tapi suhu cukup dingin sekitar 6 derajat Celcius. Dari Piazza Roma inilah saya mengawali Ferrari GTC4Lusso T international media test drive.

Monteriggioni adalah sebuah comune kuno. Kota di atas bukit ini didirikan pada 1214 ketika terjadi perang antara Siena dan Florence. Bentuknya mirip benteng dengan tembok tinggi sepanjang 570 meter mengelilinginya. Di kota yang sempat disinggung Dante Aleghieri dalam bukunya Devine Comedy ini, saya terasa kembali ke jaman dulu. Bangunan-bangunan kuno dengan arsitektur renessaince serta pemandangan khas pedesaan menjadi menu utama.

Memang cukup kontras dengan Ferrari GTC4Lusso T yang saya coba, serba modern dan kekinian. Hasil kreasi Ferrari Styling Centre di bawah Flavio Manzoni ini tetap mempertahankan inovasi dari shooting brake coupe, dengan bentuk yang lebih ramping dan dinamis sehingga memberikan siluet yang menyerupai fastback. Mobil yang diperkenalkan di Paris Motor Show pada 2016 lalu memiliki tampilan sama dengan saudaranya GTC4Lusso (tanpa T). Demikian juga dengan kabin bergaya Dual Cockpit yang memadukan gaya khas Ferrari dan kemewahan dari GT four-seater.

Saya langsung menghempaskan pantat di jok kulit berkelir coklat dengan jahitan putih. Model jok sport membuat posisi duduk sedikit tenggelam ke bawah. Kemudi keluaran KSS menjadi pusat semua pengendalian mobil ini. Tombol engine start stop, pengaturan suspensi, lampu utama, turn signal, driving mode, penerima panggilan telepon, bahkan washer untuk wiper semuanya ada di lingkar kemudi. Sementara paddle shifter untuk menaikkan dan menurunkan gigi ada di bagian belakang kemudi.



Pada bagian tengah dashboard terdapat layar sentuh berukuran 10,25 inci HD. Layar ini memberikan informasi bahan bakar, kecepatan, posisi transmisi, dan lainnya. Tapi ada satu yang agak-agak bikin saya kagok. Pasalnya untuk Reserve alias gigi mundur ditempatkan dalam bentuk tombol di konsol tengah antara pengemudi dan penumpang depan. Di konsol ini juga ada tombol pilihan transmisi otomatis dan lampu hazard.

Tak sabar, saya langsung menekan tombol engine start stop. Suara raungan mesin langsung menggelegar di bagian belakang. Suara khas ini dihasilkan mesin V8 3.855 cc twin turbocharged. Memang banyak yang membandingkan dengan GTC4Lusso tanpa T yang menggunakan mesin naturally inspirited V12 6.262cc. Tapi tak usah khawatir, tenaga yang dihasilkan mencapai 610 hp dengan torsi 760 Nm beda tipis dengan GTC4Lusso (690 hp/697 Nm).



Rute yang dipilih sangat asyik. Kami melewati desa-desa khas pinggiran Italia seperti La Colonna, Casone, Colle Val D’Elsa, dan banyak nama desa yang saya tak hafal. Jalanan yang lumayan sepi, tak banyak kendaraan yang datang berlawanan arah, membuat saya benar-benar bisa berkonsentrasi menunggangi mobil ini. Tenaga besarnya tersalur halus lewat transmisi otomatis F1 dual-clutch 7-kecepatan. Saat melewati jalan tol SS1 yang menghubungkan Cecina dan Scarlino Scarlo saya sempat beberapa kali menekan gas cukup dalam. Gelontoran tenaga membuat badan tersentak ke belakang. Speedometer digital dengan cepat bergerak ke angka 80, 100, 140, dan 200 km/jam. Grande!

Pabrikan asal Maranello itu mengklaim GTC4Lusso T mampu melesat dari posisi diam ke 100 km/jam hanya dalam 3,5 detik dengan kecepatan maksimum 320 km/jam. Saya tak berani membuktikannya karena kondisi jalanan Italia yang keriting dan banyaknya truk-truk besar.



Tapi pengendaliannya benar-benar numero uno. Tak ada celah sedikitpun di putaran kemudi. Sistem 4WS (rear-wheel steering) terintegrasi dengan electronic controls suspension SCM-E ESP 9.0 dan generasi ketiga Side Slip Control (SSC3), membuat respons untuk kemudi makin presisi, terutama saat melibas tikungan berkat sistem kemudi roda depan dan roda belakang yang searah.

Tak terasa kami sampai di Punta Ala, pelabuhan di Castiglione della Pescaia, untuk makan siang. Menu pasta, ikan, daging asap, dan salad khas Italia menyambut kami. Setelah menguras emosi menggeber Ferrari GTC4Lusso T, hidangan a la Italia sembari memandang birunya laut terasa sangat nikmat. Ah, masih ada rute pulang menuju Hotel Borgo San Luigi untuk kembali merasakan Cavallino Rampante alias Prancing Horse yang meledak-ledak.

Spesifikasi Ferrari GTC4Lusso T

Layout kendaraan: 2-door hatchback, Mesin depan, 2 pintu,  4 penumpang, RWD
Mesin: V8 twin turbocharge 3.8L/  610hp @ 7500 rpm/ 760Nm @ 3000-5250 rpm
Transmisi: A/T 7-kecepatan dual clutch dengan manual shifting mode
0-100 km/jam: 3,5 detik
Top speed: 320 km/jam
P x L x T: 4922 x 1980 x 1381 mm
Wheelbase: 2990 mm
Bobot kosong: 864 kg
Kapasitas tangki BBM: 91 liter
Konsumsi BBM: 8,6 km/liter

RAJU FEBRIAN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature