FEATURE: Evolution of Timeless Designs

FEATURE: Evolution of Timeless Designs
SAYA MENGERTI, seni merupakan ranah subyektif. Tapi tentunya Anda semua setuju Marilyn Diptych karya Andy Warhol pada 1962 masih populer sampai sekarang. Bahkan gaya pop art yang dipeloporinya masih digunakan meski sang “Pope of Pop” telah meninggal lebih dari 30 tahun lalu. Beberapa karya seni, seperti ciptaan Warhol tersebut, begitu istimewa sampai dianggap sebagai ikonik dan bertahan lama.

Desain, termasuk desain mobil, merupakan karya seni. Lantas apa yang membuat sebuah desain menjadi ikonik? Tentunya hasil desain powerful secara visual dan unik sehingga langsung dikenali.

Tak hanya itu, desain tersebut memiliki value, melekat pada ingatan dan bertahan selama bertahun-tahun. Berikut ini adalah mobil-mobil dengan desain eksterior yang sudah terbukti abadi.



JEEP WRANGLER

Jeep kini dipandang bukan sekadar mobil off-road, tapi sudah menjadi brand ikonik. Ia terlahir sebagai kendaraan praktis dan mumpuni untuk menghadapi Perang Dunia II. Jeep Wrangler sendiri lahir pada 1986 dan ditakdirkan sebagai penerus seri CJ (singkatan dari Civilian Jeep) – versi komersial dari Jeep yang digunakan pada PD II – yang berhenti produksi di tahun yang sama.
“Desain ikonik tak hanya powerful secara visual dan unik, tapi juga memiliki value dan bertahan selama bertahun-tahun.”

Begitu melihat eksterior Jeep Wrangler, Anda langsung bisa mengenali kesamaannya dengan Willys yang ada di era 1941-45. Lihat saja grille besar, lengkungan kap mesin yang membulat di sisi-sisinya, kaca depan yang tegak, bentuk pintunya yang sederhana, dan tentunya, bodinya yang boxy. Pada Wrangler seri awal, YJ (1986-1995), Jeep sempat bereksperimen dengan mengganti bentuk headlamp menjadi kotak. Tapi setelah itu, mereka kembali ke akarnya dengan lampu depan bulat sampai sekarang.

Dengan menjaga bentuknya dari masa ke masa, Wrangler juga mempertahankan dirinya sebagai simbol kebebasan seperti pada Willys… dengan harga berkali-kali lipat.



PORSCHE 911

Porsche 911 sudah hadir di muka bumi selama 55 tahun. Dan sejak kelahirannya pada 1963, tampilannya hampir serupa dari tahun ke tahun: headlamp bulat, kap mesin yang melandai dan lengkungan anggun dari kaca depan, atap sampai ke bagian buritan. Dan siluet itu terus bertahan sampai 911 generasi terbaru tanpa menjadi terlihat kuno.

Sang desainer 911 pertama, Ferdinand Alexander Porsche yang juga merupakan cucu Ferdinand Porsche, pernah berkata, “Design is not simply art, it is elegance of function.” Tentunya ketika mendesain sportscar tersebut di awal 1960-an, aerodinamika belum menjadi prioritasnya saat itu. Tapi seiring waktu, ketika aerodinamika menjadi pertimbangan saat membuat sebuah mobil, desain 911 terbukti tak hanya memiliki penampilan elegan dan mudah dikenal, tapi juga berpengaruh besar terhadap performa.

Porsche 911 kini identik sebagai sportscar kencang dan menjadi lambang semangat balapan yang berkelas.



LAND ROVER CLASSIC

Bicara tentang Jeep, rasanya tak lengkap jika tidak membahas Land Rover. Saya tak membicarakan tentang Discovery, tapi Series dan Defender. Memang model tersebut sudah tidak produksi lagi sejak awal 2016, tapi bukan berarti dilupakan penggemarnya. Buktinya, pada Januari 2018 Land Rover mengeluarkan Defender Works V8 untuk merayakan ulang tahun ke-70 Land Rover Classic dengan jumlah terbatas. Dan hanya dalam waktu sebulan, semua unit sudah terjual.

Tak seperti Jeep yang diciptakan untuk kendaraan perang, Land Rover Series I yang lahir pada 1948 – setelah PD II berakhir – didesain untuk menggerakkan alat-alat pertanian seperti traktor. Itulah kenapa desainnya begitu sederhana, sangat boxy. Ketika fungsinya berubah sebagai kendaraan penumpang, Land Rover hanya melakukan sedikit perubahan di bagian pinggul yang membulat (Series II) dan bagian nose. Bahkan sampai Defender berhenti produksi dan muncul lagi sebagai 70th Edition, bentuknya tetap sama. Dan memang itulah salah satu mojo Land Rover Classic.



MINI

Mini yang lahir pada 1959 merupakan buah dari ide Alec Issigonis, desainer BMC (British Motor Corporation), yang ingin membuat mobil dengan bentuk begitu tidak biasa sampai terlihat menonjol di antara mobil lain.  Perlu diingat masyarakat Inggris saat itu, pasca Perang Dunia II, membutuhkan kendaraan dengan harga terjangkau tapi reliabel dengan handling yang fun. Maka Issigonis mendesain mobil dengan interior luas – cukup untuk empat orang dewasa – tapi berbodi kecil agar dapat “nyempil” di tengah padatnya kota London. Kepraktisan itu membuat Mini diminati banyak orang, termasuk tokoh-tokoh high profile seperti Mick Jager, George Harrison, Steve McQueen, bahkan Enzo Ferrari. Hasilnya bisa diduga, Mini menjadi fenomena budaya dan simbol “everything is possible”.

Begitu brand Mini diambil-alih oleh BMW pada 2000, terdapat perubahan desain terutama di bagian nose yang lebih landai dan lampu belakang yang lebih besar sehingga membuatnya terlihat segar. Meski begitu, Anda tetap bisa melihat benang merahnya dengan versi pertama seperti grille berbentuk trapesium yang besar, sudut-sudut bagian atap yang boxy dan bodi yang membulat.

Mini memang tak lagi semini dulu, dan harganya juga tak bisa dibilang murah. Tapi di tengah tren SUV yang meningkat, Mini tetap terlihat mungil saat melesat di jalan raya.

MIRAH PERTIWI

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature