David Tjiptobiantoro: Target Kami Adalah Kejuaraan Dunia Le Mans
JAKARTA, 5 April 2019 -- David Tjiptobiantoro dan Rio Haryanto pada weekend ini membalap di Sirkuit Sepang, Malaysia, dalam Kejuaraan Blancpain GT World Challenge Asia 2019. Kejuaraan ini merupakan satu dari enam seri balapan Blancpain GT selama satu musim sampai bulan Oktober mendatang. .
Keikutsertaan kedua pembalap di Blancpain adalah sebagai bagian dari persiapannya mengikuti Asian Le Mans Series 2019/2020 yang diselenggarakan pada bulan November mendatang sampai Maret 2020 dan untuk mengikuti kejuaraan Le Mans 24 Hours tingkat dunia. Jika target tersebut tercapai, maka mereka bakal menjadi pembalap Indonesia pertama yang turun di World Le Mans 24 Hours.
Menjelang balapan di Sepang, Carvaganza mendapat kesempatan untuk berbincang dengan David mengenai persiapan balapannya di musim yang baru.
Background balap antara Anda dengan Rio Haryanto di T2 Motorsport berbeda. Anda dari balapan mobil turing, sedangkan Rio dari single seater. Bagaimana Anda berdua mengombinasikan dua karakter yang berbeda ini?
Sebetulnya kita bisa saja hanya balapan di Asian Le Mans Series karena balapan ini yang terkoneksi langsung ke kejuaraan Le Mans dunia atau tidak. Namun karena kami harus beradaptasi satu sama lain antara saya dengan Rio, saya pikir platform Blancpain GT World Challenge Asia yang dua pembalap satu mobil ini cocok untuk Le Mans Asia. Blancpain GT kan terdiri dari enam kali seri balap dan menurut saya itu cukup bagi kami untuk saling memperkuat kolaborasi.
Kolaborasi ini bukan hanya antara saya dengan Rio, namun juga dengan seluruh tim dan anggotanya. Nah step berikutnya adalah ketika kami memasuki Asian Le Mans Series bulan Oktober nanti, kolaborasi di antara kami dan tim sudah baik dan harmonis.
David Tjiptobiantoro
Butuh berapa race di Blancpain untuk bisa menjalin kolaborasi yang bagus antara kedua pembalap?
Kan ada enam race tuh, saya sih berharap dalam satu atau dua race sudah bisa tercapai. Dan target kami berdua yang paling puncaknya adalah turun di Kejuaraan Le Mans Dunia.
Setelah Sepang, balapan selanjutnya di Chang International Circuit di Thailand. Anda pernah turun di Chang?
Saya belum pernah, Rio pun belum pernah. Saya jujur, masih buta dengan sirkuit tersebut karena belum pernah turun. Saya harus banyak membaca data balapan. Banyak cara untuk mempelajari trek ini dan strateginya. Yang pasti saya akan banyak berdiskusi dengan tim dan Rio maupun dengan pembalap yang sudah berpengalaman di trek ini.
Saya dan Rio akan saling mengisi di mana kelebihan kita masing-masing. Kita mesti bener-bener fokus di dalam mempelajari trek di Buriram.
Bagaimana sistem balapan di Blancpain GT ini?
Setiap seri terdiri dari dua race, di mana setiap race berdurasi satu jam atau antara 27 – 28 lap tergantung dari jarak treknya. Satu mobil bisa untuk dua pembalap dan di dalam race terdapat satu kali pit stop mandatory yang digunakan untuk penggantian pembalap. Bisa saya yang jadi pembalap pertama, atau Rio. Nah dibalapan berikutnya urutan pembalapnya bisa dibalik.
Satu pembalap bisa kebagian 13 – 14 lap. Balapan ini terdiri dari tiga kelas yakni Amateur, Pro Am dan Silver. Saya dan Rio di kelas Pro Am.
T2 Motorsport adalah tim motorsport yang Anda punya sendiri, bisa diceritakan awal berdirinya tim ini?
Saya dan Gregory Teo mendirikan tim ini dan namanya diambil dari nama masing-masing yakni David Tjiptobiantoro dan Teo. Latar belakang berdirinya tim ini karena pertemanan, di mana kami dulu pernah membalap di Ferrari Challenge Asia.
Lantas banyak masukan kepada kami agar jangan balapan di Ferrari Challenge saja, namun sebaiknya naik ke level GT. Saya kemudian mengajak Greg untuk membeli mobil GT3 dan balapan bareng. Akhirnya kami patungan 50:50 untuk membeli mobil dan mendirikan tim.
Dengan mengikuti balapan GT3, platform balap besar sekali. Kita bisa balapan di mana saja, di Amerika, Eropa dan lain-lain. Balapannya juga macam-macam. Selain itu, mobilnya juga macam-macam mulai dari Ferrari, Porsche, Mercedes-Benz dan lain-lain.
Ferrari 488 GT3
Apakah Anda punya target istimewa di Blancpain ini?
Sebagai pembalap tentu target kami adalah menjadi juara dan saya bertekad untuk memberikan penampilan yang paling maksimal agar mencapai target itu.
Saya merasa optimistis bisa memetik hasil yang bagus di Sirkuit Sepang, Malaysia. Salah satu faktor yang membuat kami optimistis adalah kondisi cuaca antara Indonesia dengan Malaysia itu sama, jadi kami sudah terbiasa. Pasalnya bagi beberapa orang, kondisi cuaca yang panas bisa menurunkan fokus membalap.
Untuk kru tim di balapan Blancpain, disediakan oleh penyelenggara atau mencari sendiri?
Kami yang mencari sendiri, tidak disediakan otomatis oleh penyelenggara seperti di Ferrari Challenge. Total orangnya bisa mencapai 10 orang untuk tim seperti T2 Motorsport.
Apakah mobil Ferrari 488 GT3 yang Anda beli dari Ferrari Italia sudah memiliki spesifikasi lengkap balapan GT3?
Iya. Saya beli dari Italia sudah spek GT3. Namun kami melakukan sejumlah penyesuaian untuk mengikuti balapan Blancpain, tapi tidak banyak. Basis mesinnya sama dengan 488 versi jalan raya, namun SRO sebagai penyelenggara Blancpain mengeluarkan aturan Balance of Performance (BoP) sehingga kita harus mengacu pada BoP yang sudah ditetapkan sehingga semua mobil yang turun memiliki tenaga yang sama dan torsi yang sama pula.
Dari enam balapan Blancpain GT ini, mana yang menjadi favorit Anda?
Saya suka Sirkuit Suzuka, Jepang. Favorit di sini bukan karena saya kencang di Sirkuit Suzuka, melainkan karena saya menyukai layout sirkuitnya. Sirkuitnya tidak membosankan, ada kontur tanjakan dan turunan. Bagi saya, sangat terasa menyenangkan selama membalap di Suzuka.
EKA ZULKARNAIN
Keikutsertaan kedua pembalap di Blancpain adalah sebagai bagian dari persiapannya mengikuti Asian Le Mans Series 2019/2020 yang diselenggarakan pada bulan November mendatang sampai Maret 2020 dan untuk mengikuti kejuaraan Le Mans 24 Hours tingkat dunia. Jika target tersebut tercapai, maka mereka bakal menjadi pembalap Indonesia pertama yang turun di World Le Mans 24 Hours.
Menjelang balapan di Sepang, Carvaganza mendapat kesempatan untuk berbincang dengan David mengenai persiapan balapannya di musim yang baru.
Background balap antara Anda dengan Rio Haryanto di T2 Motorsport berbeda. Anda dari balapan mobil turing, sedangkan Rio dari single seater. Bagaimana Anda berdua mengombinasikan dua karakter yang berbeda ini?
Sebetulnya kita bisa saja hanya balapan di Asian Le Mans Series karena balapan ini yang terkoneksi langsung ke kejuaraan Le Mans dunia atau tidak. Namun karena kami harus beradaptasi satu sama lain antara saya dengan Rio, saya pikir platform Blancpain GT World Challenge Asia yang dua pembalap satu mobil ini cocok untuk Le Mans Asia. Blancpain GT kan terdiri dari enam kali seri balap dan menurut saya itu cukup bagi kami untuk saling memperkuat kolaborasi.
Kolaborasi ini bukan hanya antara saya dengan Rio, namun juga dengan seluruh tim dan anggotanya. Nah step berikutnya adalah ketika kami memasuki Asian Le Mans Series bulan Oktober nanti, kolaborasi di antara kami dan tim sudah baik dan harmonis.
Butuh berapa race di Blancpain untuk bisa menjalin kolaborasi yang bagus antara kedua pembalap?
Kan ada enam race tuh, saya sih berharap dalam satu atau dua race sudah bisa tercapai. Dan target kami berdua yang paling puncaknya adalah turun di Kejuaraan Le Mans Dunia.
Setelah Sepang, balapan selanjutnya di Chang International Circuit di Thailand. Anda pernah turun di Chang?
Saya belum pernah, Rio pun belum pernah. Saya jujur, masih buta dengan sirkuit tersebut karena belum pernah turun. Saya harus banyak membaca data balapan. Banyak cara untuk mempelajari trek ini dan strateginya. Yang pasti saya akan banyak berdiskusi dengan tim dan Rio maupun dengan pembalap yang sudah berpengalaman di trek ini.
Saya dan Rio akan saling mengisi di mana kelebihan kita masing-masing. Kita mesti bener-bener fokus di dalam mempelajari trek di Buriram.
Bagaimana sistem balapan di Blancpain GT ini?
Setiap seri terdiri dari dua race, di mana setiap race berdurasi satu jam atau antara 27 – 28 lap tergantung dari jarak treknya. Satu mobil bisa untuk dua pembalap dan di dalam race terdapat satu kali pit stop mandatory yang digunakan untuk penggantian pembalap. Bisa saya yang jadi pembalap pertama, atau Rio. Nah dibalapan berikutnya urutan pembalapnya bisa dibalik.
Satu pembalap bisa kebagian 13 – 14 lap. Balapan ini terdiri dari tiga kelas yakni Amateur, Pro Am dan Silver. Saya dan Rio di kelas Pro Am.
T2 Motorsport adalah tim motorsport yang Anda punya sendiri, bisa diceritakan awal berdirinya tim ini?
Saya dan Gregory Teo mendirikan tim ini dan namanya diambil dari nama masing-masing yakni David Tjiptobiantoro dan Teo. Latar belakang berdirinya tim ini karena pertemanan, di mana kami dulu pernah membalap di Ferrari Challenge Asia.
Lantas banyak masukan kepada kami agar jangan balapan di Ferrari Challenge saja, namun sebaiknya naik ke level GT. Saya kemudian mengajak Greg untuk membeli mobil GT3 dan balapan bareng. Akhirnya kami patungan 50:50 untuk membeli mobil dan mendirikan tim.
Dengan mengikuti balapan GT3, platform balap besar sekali. Kita bisa balapan di mana saja, di Amerika, Eropa dan lain-lain. Balapannya juga macam-macam. Selain itu, mobilnya juga macam-macam mulai dari Ferrari, Porsche, Mercedes-Benz dan lain-lain.
Apakah Anda punya target istimewa di Blancpain ini?
Sebagai pembalap tentu target kami adalah menjadi juara dan saya bertekad untuk memberikan penampilan yang paling maksimal agar mencapai target itu.
Saya merasa optimistis bisa memetik hasil yang bagus di Sirkuit Sepang, Malaysia. Salah satu faktor yang membuat kami optimistis adalah kondisi cuaca antara Indonesia dengan Malaysia itu sama, jadi kami sudah terbiasa. Pasalnya bagi beberapa orang, kondisi cuaca yang panas bisa menurunkan fokus membalap.
Untuk kru tim di balapan Blancpain, disediakan oleh penyelenggara atau mencari sendiri?
Kami yang mencari sendiri, tidak disediakan otomatis oleh penyelenggara seperti di Ferrari Challenge. Total orangnya bisa mencapai 10 orang untuk tim seperti T2 Motorsport.
Apakah mobil Ferrari 488 GT3 yang Anda beli dari Ferrari Italia sudah memiliki spesifikasi lengkap balapan GT3?
Iya. Saya beli dari Italia sudah spek GT3. Namun kami melakukan sejumlah penyesuaian untuk mengikuti balapan Blancpain, tapi tidak banyak. Basis mesinnya sama dengan 488 versi jalan raya, namun SRO sebagai penyelenggara Blancpain mengeluarkan aturan Balance of Performance (BoP) sehingga kita harus mengacu pada BoP yang sudah ditetapkan sehingga semua mobil yang turun memiliki tenaga yang sama dan torsi yang sama pula.
Dari enam balapan Blancpain GT ini, mana yang menjadi favorit Anda?
Saya suka Sirkuit Suzuka, Jepang. Favorit di sini bukan karena saya kencang di Sirkuit Suzuka, melainkan karena saya menyukai layout sirkuitnya. Sirkuitnya tidak membosankan, ada kontur tanjakan dan turunan. Bagi saya, sangat terasa menyenangkan selama membalap di Suzuka.
EKA ZULKARNAIN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature