TWTW: First Drive-in Theatre

TWTW: First Drive-in Theatre
Bioskop drive-in memang sudah tak lagi populer di Indonesia. Tapi tempat hiburan seperti itu sempat populer di era 1970 sampai 1990-an. Di negara asalnya, Amerika Serikat, tempat menonton dari dalam mobil di alam terbuka dengan layar super besar tersebut mulai menjamur sejak 1950-an.

Sebenarnya bioskop drive-in pertama kali diciptakan pada 1915 di New Mexico dengan nama Theatre de Guadalupe. Konsepnya sedikit berbeda dari teater drive-in yang kita kenal sekarang. De Guadalupe merupakan ruang tertutup yang mampu menampung 40 mobil. However, the theatre was ahead of its time. Alhasil umurnya hanya setahun tapi tak membuat jenis hiburan ini punah.

Pada 1932, Richard M. Hollingshead Jr. bereksperimen dengan membuat bioskop outdoor di halaman rumahnya sendiri, di New Jersey. The reason was rather sweet. Ibunya bertubuh besar sehingga sering mengeluhkan kursi bioskop konvensional. Hollingshead ingin ibunya bisa menonton film dengan nyaman. Maka ia memaku kain besar di antara dua pohon rumahnya dan memasang proyektor film Kodak lansiran 1928 di kap mobilnya. Berhubung saat itu era film bisu sudah mulai berakhir, ia meletakkan radio di belakang layar dan mencoba berbagai volume untuk menguji suaranya dengan jendela mobil tertutup dan terbuka. Hollingshead juga tes visibilitas dengan mencari jarak dan tinggi yang sesuai antara mobil dan layar. Setelah puas, ia mematenkannya.

Setelah mendapat hak paten pada Mei 1932, ia mendirikan Park-In Theatre untuk publik pada Juni 1933 di Pennsauken Township, New Jersey. Harga tiketnya 25 sen per mobil plus 25 sen lagi per orang, per grup tak lebih dari satu dollar. Tempat itu memiliki layar 12x15 m dan bisa menampung 400 mobil. Hollingshead bahkan mengiklankan usahanya dengan slogan “the whole family is welcome, regardless of how noisy the children are”.

Drive-in itu laku keras, tapi biaya operasionalnya sangat besar sehingga ia menjualnya pada 1936. Meski begitu, ia tetap memegang hak paten sehingga semua bioskop sejenis harus membayar royalty padanya. Hal inilah yang menjerat Hollingshead pada banyak kasus hukum. Pada 1949, ia kalah di pengadilan sehingga hak patennya hangus. Tapi berkat itu, bioskop drive-in mulai menyebar dan mendunia.

MIRAH PERTIWI

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature