TEST DRIVE: Honda City Hatchback RS, Pengganti Jazz yang Sporty Tapi Nyaman
JAKARTA, Carvaganza – Pernah ada masanya Honda berjaya di suatu segmen kendaraan di Indonesia, yaitu ketika pertama kali Honda Jazz dipasarkan pada tahun 2004 lalu. Seketika, segmen small hatchback langsung sangat diminati oleh masyarakat yang suka dengan mobil berpenampilan atraktif. Kehadiran Jazz saat itu juga berhasil menggusur pemain lama di kelas hatchback, yaitu Peugeot 206. Kemudian, banyak pabrikan ikut meramaikan segmen hatchback dengan harga terjangkau ini.
Dari tahun 2004 tersebut, Honda Jazz telah beredar dalam tiga generasi di Indonesia. Dimulai dengan generasi GD (2004-2008), lalu GE (2008-2014), dan diteruskan GK (2014-2021). Namun pada tahun 2021 ini, Honda menyudahi kiprah Jazz sebagai hatchback andalannya. Honda justru beralih memasarakan City Hatchback untuk pertama kalinya, yang meluncur pada bulan Maret lalu.
Sebenarnya City dan Jazz bisa dibilang tidak ada bedanya (kecuali bentuk body), karena sejak awal Jazz lahir, selalu dibangun dengan platform atau basis yang sama dengan City. Honda menggandakan platform ini untuk membagi kelas di small hatchback dan small sedan. Tapi kali ini beda cerita, karena Jazz atau yang dinamai Fit di negara tertentu, tidak lagi satu DNA dengan City. Honda Jazz terbaru yang diluncurkan di Tokyo Motor Show 2019 tidak diboyong ke Indonesia.
PT Honda Prospect Motor (HPM) memilih City Hatchback untuk meneruskan posisi Jazz, yang dalam perjalanannya selama ini telah memancing kehadiran Toyota Yaris, Mazda2, Ford Fiesta dan beberapa hatchback lainnya masuk ke Tanah Air. Formula City Hatchback kali ini dirasa lebih cocok untuk selera konsumen Indonesia, dengan proporsi desain lebih sporty dan atraktif dibandingkan Jazz generasi keempat.
Lebih Atletis
Sebenarnya kalau bicara soal desain, semua akan kembali ke selera masing-masing, karena akan sangat subyektif penilaiannya. Tapi menurut kami, Honda memang memberikan proporsi desain yang terlihat lebih sporty untuk City Hatchback, dibandingkan Jazz generasi sebelumya. Itu ditunjukkan dengan desain eksterior yang tampak atletis dan tidak lagi gemuk membulat yang terlalu city car khas Jazz.
Bonnet panjang menjadi ciri khas City Hatchback, sama seperti versi sedannya. Gaya ini seperti yang digunakan Toyota Yaris untuk pasar Asia Tenggara, yang telah beredar sejak tahun 2014. Apalagi dengan City Hatchback, Honda kemungkinan besar akan menjadikannya pengganti Jazz di kejuaraan balap lokal, agar sesuai dengan image dan gaya di atas sirkuit.
Untuk pasar Indonesia, Honda hanya hadirkan varian City Hatchback RS yang terbagi dalam dua opsi transmisi, manual dan CVT. Gaya khas trim RS yang sporty sangat kuat menghiasi eksterior mobil dengan harga tertinggi Rp 299 juta (OTR Jakarta) ini. Lis grille tebal berwarna hitam mendomniasi fascia depan, yang sayangnya kurang terlihat di unit mobil tes kami yang berwarna hitam ini. Aksen RS ini harusnya bisa lebih terlihat dipadukan dengan warna eksterior yang cerah.
Lalu ada aksen hitam juga di bagian bawah, yang seakan menadi komponen aerodinamika yang menghiasi area sektiar fog lamp LED. Spion pun ikut dilabur kelir hitam untuk tegaskan karakter City Hatchback RS, yang lagi-lagi harus membaur dengan warna body hitam. Velg alloy berdiameter 16 inci dengan nuansa two tone dan palang berganda rasanya cukup senada dengan gaya City saat ini.
Lalu untuk bagian belakang, desain lampu belakang menjadi penarik perhatian, yang dihiasi LED bar dinamis yang membentuk huruf U. Bentuk pintu bagasi yang mengembung ke arah belakang menandakan kapasitas bagasi yang luas dari City Hatchback RS. Paduan rasa sporty masih ditunjukkan oleh reflektor lampu di bagian samping bumper, dan aksen ala diffuser di bagian tengah bawah.
Interior Paling Praktis
Bagaimana Honda merancang interior City Hatchback RS adalah yang dijadikan salah satu nilai jual utamanya. Begitu masuk ke dalam kabin, kita langsung disambut oleh tampilan dashboard baru yang simple tapi fungsional. Bisa dibilang tidak ada gaya desain yang mencolok dari Honda untuk dashboard City Hatchback, apalagi dengan dominasi warna hitam yang dipadu beberapa jenis material.
Kombinasi material plastik bertekstur, soft touch panel berlapis kulit dan gloss black di sejumlah bagian terasa pas, yang diberi aksen jahitan merah khas RS. Beberapa kompartemen cukup akomodatif di konsol tengah, pintu dan glove box. Sementara panel kontrol AC dengan model kenob putar mudah dijangkau, berada di bawah layar infotainment 8 inci yang sudah support Apple CarPlay dan Android Auto.
Desain dan bentuk setirnya menjadi peningkatan signifikan dibandingkan model Honda generasi sebelumnya. Desainnya terlihat lebih simple dan mature, begitu juga dengan kualitas materialnya, membuatnya nyaman dan mantap digenggam. Peletakan tombol-tombol di setir mudah dijangkau jempol. Honda cukup baik hati menyediakan fitur cruise control untuk City Hatchback, yang terbilang masih jarang tersedia di mobil sekelasnya.
Nuansa sporty masih bisa dirasakan lewat material pelapis joknya, yang memadukan fabric sebagai yang dominan dengan imbuhan suede merah gelap dan kulit. Adanya aksen motif pada bagian fabric membuat tampilan interior tidak monotone. Menarik adalah pilihan desain meter cluster yang simetris antara speedometer dan tachometer, mengapit MID dengan tampilan cenderung sederhana. Sedikit koreksi untuk Honda, menurut kami letak tombol starter dan pengatur MID kurang terlihat karena terhalang setir.
Tapi bukan tampilan yang ditonjolkan oleh Honda pada interior City Hatchback RS, melainkan bagaimana konfigurasi joknya bisa dimaksimalkan untuk sisi utilitas. Setidaknya ada tiga cara berbeda kita bisa menikmati kelebihan ini. Jok baris kedua yang sangat lega legroom-nya bisa dilipat ke depan, untuk menambah kapasitas bagasi menjadi ekstra lega plus rata. Lalu kedua, bagian bawah jok bisa dilipat ke atas, agar memungkinkan untuk membawa barang yang dimensinya tinggi ke baris kedua.
Ketiga, kita bisa jadikan jok baris kedua sebagai tempat bersantai, dengan merebahkan jok baris depan. Pelipatan yang disebut sebagai Refresh Mode ini memungkinkan kita untuk merebah dan selonjrokan kaki untuk beristirahat. Tapi dengan catatan, posisi jok depan paling maju dan headrest dilepas. Fitur pelipatan jok ini sebenarnya sama seperti di Jazz sebelumnya, tapi menjadi nilai plus yang ditawarkan City Hatchback dibandingkan para rivalnya sekarang.
Performa
Melihat tampang Honda City Hatchback RS yang atletis dan sporty sekarang tentu akan membuat kita berekspektasi dengan performanya yang akan seirama penampilannya. Apalagi konsumen di segmen ini sangat peduli dengan faktor ekspresi diri pada jiwa muda yang suka kecepatan. Dapur pacu mobil ini mengandalkan mesin 1,5 liter DOHC i-VTEC, dengan paduan tenaga 121 ps dan tprsi 145 Nm.
Mesin dengan kode L15ZF ini diklaim oleh Honda memiliki output yang paling besar di kelasnya, termasuk Jazz generasi sebelumnya. Dan seperti produk Honda lainnya dalam line up saat ini, transmisi otomatis menggunakan jenis CVT, selain adanya opsi manual 6-percepatan. Untuk unit tes kami, adalah versi transmisi CVT.
Tidak sulit mencari posisi duduk yang pas di dalam City Hatchback RS, yang cenderung tinggi untuk sebuah sedan atau hatchback. Setidaknya memberikan visibilitas yang bagus untuk ke arah depan khususnya. Apalagi dengan pengaturan posisi jok dan setir yang fleksibel, membuat mencari spot posisi terbaik bisa lebih presisi, meski belum elektris.
Seperti umumnya mobil kompak, karakter laju City Hatchback RS terasa halus di awal dengan torsi yang lumayan padat. Laju City Hatchback di kecepatan rendah sangat mendukung kebutuhan berkendara di dalam kota, untuk dapatkan torsi cepat demi menyalip di tengah padatnya traffic. Jadi, kita tidak perlu injak pedal gas sangat dalam agar mobil merespons cepat untuk menyalip, atau saat terburu-buru dikejar waktu.
Yang mengejutkan, justru ternyata suspensinya terasa lembut, tidak kaku seperti perkiraan awal kami karena melihat tampang City Hatchback. Jadi sepanjang perjalanan kami merasa nyaman, bahkan saat melewati aspal bumpy di jalanan Jakarta. Empuknya suspensi ini juga memberikan redaman yang kokoh, jadi ayunan suspensinya setelah melindas lubang atau gundukan di jalan tidak berulang dan langsung diam.
Kami juga dibuat kagum dengan peredaman kabinnya yang kedap untuk sebuah mobil dengan harga di bawah Rp 300 juta. Terasa peningkatan kualitas insulasi pada City Hatchback RS bila dibandingkan langsung dengan Jazz. Boleh dibilang, kenyamanan kualitas kekedapannya hampir sebanding dengan Civic yang sekelas di atasnya.
Memberi approval terhadap kualitas pengendaraannya dalam kondisi normal di jalanan kota, kami penasaran dengan pembawaannya saat diajak kencang. Dengan masuk ke jalan tol, kami geber performa mesin L15ZF ini. Begitu bergerak dari gerbang tol, kami bejek pedal gas dalam-dalam. Di awal akselerasi, memang torsinya membuncah padat. Tapi saat melewati 3.000 rpm, mesin cenderung merespons biasa-biasa saja, apalagi kalau pedal gas ditahan dan diinjak sampai penuh.
Kami mencoba akselerasi maksimalnya sampai menyentuh kecepatan 120 km/jam di speedometer, apalagi mengingat kondisi traffic di tol Jakarta yang ramai. Jika menggunakan mode transmisi D, mesin akan terasa lebih mengerung di kecepatan tinggi, karena tidak adanya perpindahan gigi yang membuat putaran tetap di atas. Memainkan paddle shifter lebih baik karena setidaknya memberikan nafas bertahap untuk mesin saat diajak ngebut.
Begitu juga saat menggunakan mode S, lebih nyaman saat digeber memanfaatkan paddle shifter. Apalagi, di mode ini sistem akan membuat operasi perpindahan gigi artifisial sepenuhnya dari kendali pengemudi di ujung jarinya. Sensasi sporty dengan memainkan paddle shifter bisa lebih dinikmati pada mode ini, sekaligus menghindari terganggu dari gerungan mesin dan CVT yang khas.
Saking asiknya menggeber mesin, hampir lupa untuk membahas handlingnya. Oke, menurut kami, handling City Hatchback RS mengikuti karakter suspensinya. Dari setir, putarannya yang ringan memberikan output yang cukup presisi dan cepat. Dan saat diajak melaju kencang, suspensinya juga memberikan pengendalian yang tenang di atas jalan tol dalam kota. Guncangan dari sambungan aspal jalan tol mampu diredam dengan ayunan yang nyaman, juga kabin yang kedap.
Minusnya, suspensi dengan karakter ini membuat bodyrollnya cukup terasa saat diajak menikung kencang. Contohnya saat melalui belokan di exit dari jalan tol dalam kota ke arah Ancol. Badan terasa agak terbawa ke samping saat belok. Pun saat kami coba di salah satu sudut yang pernah menjadi sirkuit balap di BSD, Tangerang Selatan. Dibawa menikung kencang sangat terasa bodyroll City Hatchback.
Jujur, menurut kami, untuk mobil dengan tampang sporty seperti City Hatchback RS ini, kualitas pengendaraannya terasa terlalu nyaman. Handling dan suspensinya terlalu lembut, meski lajunya tetap stabil saat diajak berbelok kencang. Mungkin kalau Honda mau membaut suspensinya menjadi lebih keras, keasikan menggeber City Hatchback RS akan lebih maksimal, terutama soal handling.
Tapi mungkin Honda punya pertimbangan lain kenapa membuat suspensinya senyaman itu. Karena toh kebanyakan konsumennya akan lebih banyak menggunakannya untuk mobilitas sehari-hari, bukannya kebut-kebutan. Begitu juga dengan setelah transmisi CVT-nya, yang cukup mendukung efisiensi konsumsi bahan bakar. Tapi kami jadi penasaran dengan transmisi manualnya, sepertinya bisa lebih asik.
WAHYU HARIANTONO
FOTO: SETIONO
Baca Juga: New Honda Civic Type R Dirilis di Indonesia, Tampangnya Lebih Agresif
Pelajari lebih lanjut tentang Honda City Hatchback
Mobil Honda Lainnya
Honda City Hatchback Promos, DP & Monthly Installment
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Honda Pilihan
- Upcoming
- Popular
Pilihan mobil untuk Anda
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature