Tahun 2030, Diharapkan 200 Ribu Mobil Listrik Ada Di Jalan Indonesia

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di IIMS 2022

JAKARTA, Carvaganza – Gaung mobil elektrifikasi di Indonesia semakin menguat. Pada gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 hadir beberapa mobil listrik yang menyedot perhatian publik.

KEY TAKEAWAYS

  • Berapa kontribusi industri otomotif terhadap GDP nasional?

    Menurut Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebesar 20 persen atau sekitar Rp 700 trilyun.
  • Berapa banyak lapangan kerja yang disediakan oleh industri otomotif bagi ekonomi nasional?

    Menurut Airlangga Hartarto, menyerap 5 juta lapangan kerja atau sekitar 35 persen dari kue ekonomi.
  • Untuk pertama kalinya, Hyundai IONIQ 5 mendebut di IIMS dan digadang sebagai kendaraan listrik pertama yang diproduksi di Indonesia. Kehadiran IONIQ 5 ini menyusul eksistensi Hyundai KONA Electric dan Hyundai IONIQ Electric yang sebelumnya sudah dipasarkan di Indonesia.

    PT Hyundai Motor Indonesia (HMID) selaku APM belum mengumumkan berapa harganya, tapi sudah membuka pemesanan dan bisa langsung mencoba langsung kendaraan listrik tersebut di IIMS.

    Kejutan juga datang dari Indonesia. Menampilkan Kijang Innova listrik yang diberi nama Kijang Innova EV Concept. Memang masih menjadi kendaraan konsep dan study car yang butuh kajian dan pengembangan lebih lanjut lagi.

    Toyota Kijang Innova EV Concept Foto: Setyo Adi

     

    Pabrikan lain pun menghadirkan line-up elektriknya. Misalnya, DFSK menghadirkan Seres SF5, Wuling unjuk sketsa mobil listrik GSEV, hingga Chery dengan Omoda 5. Selain listrik, hadir pula kendaraan ICE seperti Suzuki XL7 Alpha FF dan debut perdana ke publik compact crossover Honda HR-V .

    Semua ini seolah menjadi secercah cahaya cerah di ujung jalan yang gelap. Ya, pada 2019 Indonesia mencatat angka penjualan mobil 1.026.921 unit. Tahun berikutnya pandemi menghantam dan imbasnya sektor otomotif salah satu yang paling parah terkena dampak.

    Penjualan mobil tahun 2020 hanya sebanyak 578.327 unit atau anjlok 44,7 persen dibanding sebelumnya. Tahun lalu, penjualan kembali meningkat. Penjualan mobil 2021 mencapai 887.200 unit melonjak 67 persen. Peningkatan ini sedikit banyak didukung oleh sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti relaksasi PPnBM.

    Meski telah mengalami peningkatan, tetapi industri otomotif belum menyentuh kembali tingkat yang sama seperti sebelum pandemi. Pemerintah Republik Indonesia memang menaruh perhatian yang cukup besar di sektor otomotif.

    Hyundai IONIQ 5

    “Industri otomotif berkontribusi 20 persen dari sektor non migas yang berkontribusi 18 persen terhadap GDP (Gross Domestic Product) atau sekitar Rp 700 triliun kontribusinya,” jelas Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia pada acara “CEO Intimate Sharing Session with Airlangga Hartarto yang berlangsung pada hari ini (31/3) di Ballroom 3 Jakarta International Expo.

    Baca juga:  Toyota Perkenalkan Kijang Innova Listrik di IIMS 2022, Hari Ini

    “Sektor ini juga menyumbang 5 juta lapangan pekerjaan atau sekitar 35 persen dari kue ekonomi. Bukan cuma itu peran industri manufaktur juga sangat penting, contohnya bengkel. Tidak ada bengkel kalo tidak ada industri manufakturnya,” kata Ketua Umum Partai Golkar itu.

    Pertumbuhan jumlah kendaraan punya tantangan lain, salah satunya emisi. Makanya Pemerintah RI juga menyiapkan peta jalan Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB) di Indonesia.

    “Kami berharap pada 2030 ada 200 ribu kendaraan listrik di Indonesia. Targetnya net carbon emission bisa berkurang 29 persen secara mandiri dan 41 persen dengan dukungan internasional. Kenapa butuh dukungan internasional? Karena dibutuhkan pendanaan sekitar $100 miliar per tahun untuk menyelesaikan masalah emisi karbon ini,” Airlangga menuturkan.

     

    DFSK Seres SF5 di IIMS 2022

    Produsen kendaraan di Indonesia didorong untuk segera beralih ke kendaraan listrik.Harapannya bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga menjadi basis produksi regional.

    “Pemerintah melihat Indonesia punya competitive advantage di sektor ini. Misalnya kerjasama internasional Indonesia dengan Australia IA-CEPA. Kebijakan ini memberikan kemudahan pelaku industri untuk ekspor ke Australia termasuk ekspor kendaraan. Karena di Australia industri otomotifnya tidak besar,” kata Airlangga.

    Lebih jauh Airlangga menilai kualitas produk Indonesia saat ini sudah diakui dunia “Dulu kita banyak ekspor berbasis komoditas, sekarang sudah produk jadi,” jelasnya.

    Meski begitu, Airlangga mengatakan kalau tantangan perekonomian kedepannya tidak akan mudah. “Banyak negara yang sudah mulai protektif. Misalnya mengurangi impor dengan menerapkan kebijakan yang ketat,” tutupnya. (RIZKI SATRIA/EK)

    Baca juga: Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 Sudah Bisa Dipesan, Berapa Harganya?

    Featured Articles

    Read All

    Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

    Mobil Pilihan

    • Upcoming

    Updates

    Artikel lainnya

    New cars

    Artikel lainnya

    Drives

    Artikel lainnya

    Review

    Artikel lainnya

    Video

    Artikel lainnya

    Hot Topics

    Artikel lainnya

    Interview

    Artikel lainnya

    Modification

    Artikel lainnya

    Features

    Artikel lainnya

    Community

    Artikel lainnya

    Gear Up

    Artikel lainnya

    Artikel Mobil dari Oto

    • Berita
    • Artikel Feature
    • Advisory Stories
    • Road Test

    Artikel Mobil dari Zigwheels

    • Motovaganza
    • Tips
    • Review
    • Artikel Feature