Nikmati Relaksasi PPnBM, Penjualan Toyota Naik 111 Persen

Toyota Rush

JAKARTA, Carvaganza -- Kebijakan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) menguntungkan para penerimanya. Salah satunya adalah Toyota. Penjualan retail mereka pada Maret lalu tercatat berada di angka 26.445 unit. Angka ini melonjak tajam, 111 persen, dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat 12.537 unit. Kontributor utama datang dari Rush dan Avanza.

Gapaian pemasaran yang tumbuh, berawal dari peningkatan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) pada Maret mencapai 40.847 unit. Atau terkerek 81 persen dibanding Februari sebesar 22.512 unit. Kontribusi terbesar berasal dari pemesanan kendaraan yang mendapat relaksasi PPnBM. Seperti Toyota Rush, Avanza, Yaris, Sienta dan Vios yang merupakan mobil dengan kapasitas enjin maksimal 1.500 cc. Serta penggunaan komponen lokal minimal 70 persen.

Rush tercatat memiliki pemesanan mencapai 10.810 unit atau naik 139 persen dibanding bulan sebelumnya. Kemudian SPK Avanza dengan jumlah 8.512 unit atau tumbuh 97 persen, Yaris 1.690 unit atau naik 127 persen. Sienta 208 unit dan Vios 521 unit. Masing–masing model mengalami kenaikan 110 persen dan 193 persen.

“Terima kasih kami ucapkan kepada pemerintah atas dukungan melalui penetapan kebijakan relaksasi PPnBM pada Maret lalu. Kami bersyukur regulasi ini memberikan dampak positif terhadap industri otomotif. Maret kemarin, Toyota Astra Motor membukukan penjualan retail lebih dari 26.000 unit dengan market share 34,1 persen. Penjualan tumbuh 111 persen dibandingkan Februari 2021. Dan juga meningkat 48,7 persen jika dibandin Maret tahun lalu. Melihat hasil baik ini, kami optimis secara bertahap pasar otomotif nasional mulai bangkit dan kembali bergairah,” ucap Henry Tanoto, Vice President Director PT Toyota Astra Motor (24/4).

Nah, dalam lingkup penjualan retail nasional sepanjang kuartal pertama (Januari–Maret) 2021 mencapai 178.450 unit. Sementara Toyota, sanggup mengirimkan mobil ke tangan konsumen 54.274 unit. Sehingga pangsa pasar TAM sepanjang triwulan pertama 2021 adalah 30,4 persen. Pada Maret 2021, market retail mencatatkan penjualan 77.511 unit. Meningkat 65 persen jika dikomparasi dari Februari, yang juga masih lebih tinggi 28 persen dibanding Maret 2020.

Toyota berharap raihan di April akan lebih baik lagi. Karena Fortuner dan Kijang Innova masuk ke dalam perluasan kebijakan PPnBM mulai awal April 2021. Sekarang mulai menunjukkan pertumbuhan. Dalam periode 1–20 April surat pemesanan Fortuner naik sebesar 71 persen, diikuti Kijang Innova terkerek sebesar 109 persen dibandingkan Maret dengan periode sama. "Dengan diberlakukannya perluasan relaksasi PPnBM mulai April ini. Diharap bakal meningkatkan jumlah pembelian kendaraan lebih banyak lagi. Sehingga memberi dampak positif pada pasar otomotif. Termasuk perekonomian nasional secara keseluruhan,” tutup Henry.

Ekspor mobil Toyota

Kinerja Ekspor

Jika diurai lebih detail, performa ekspor mobil utuh bermerek Toyota pada kuartal satu yang utama ialah Rush 11.600 unit. Posisi kedua diduduki Vios sejumlah 8.800 unit, kemudian Fortuner 7.300 unit. Sisanya disokong Kijang Innova, Avanza, Agya, Yaris, Sienta dan Town Ace/Lite Ace dengan sumbangan 21.500 unit.

Selain ekspor mobil secara CBU. TMMIN juga mengirimkan kendaraan terurai atau Complete Knock Down (CKD) hingga 16.750 unit. Lalu pengiriman mesin bensin dan etanol dengan tipe TR maupun NR dengan total 32.000 unit plus komponen kendaraan hingga 25 juta unit. Sepanjang kuartal pertama 2021, tercatat ekspor mobil CBU mencapai 49.200 unit. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 2 persen dibandingkan kuartal IV 2020 yang mencapai 48.000 unit. Hasil itu sekaligus semakin mendekati kinerja ekspor Toyota Indonesia sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia. Yakni 50.000 unit pada triwulan pertama tahun lalu.

Bob Azam, Direktur Corporate Affairs Toyota Motor Manufacturing Indonesia mengatakan apa yang dicapai TMMIN dan pelaku industri otomotif lain, tentu tidak terlepas dari dampak positif sejumlah kebijakan pemerintah. Khususnya selama masa pandemi berupa mengucurkan subsidi dan stimulus untuk sektor industri. Terutama usaha kecil dan menengah di masa survival serta diikuti dengan pemberian stimulus guna meningkatkan daya beli.

"Juga mendorong pertumbuhan ekonomi di masa recovery yang telah dimulai. Kami berharap kondisi ekspor industri otomotif Indonesia tahun ini sudah mulai berangsur-angsur pulih. Setidaknya mencapai 80 persen dari pencapaian ekspor sebelum pandemi Covid-19 melanda,” kata Bob Azam. (ANJAR | RAJU)

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Toyota Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Review
  • Artikel Feature