Musim 2020, Hanya Vettel Pembalap F1 dari Jerman
HEPPENHEIM, Carvaganza.com – Musim balap Formula 1 tahun 2020 akan menjadi catatan tersendiri untuk Jerman, sebagai salah satu penyedia pembalap dan pabrikan terpopuler selama ini. Karena untuk tahun ini, hanya akan ada satu pembalap Jerman berlaga di F1.
Pembalap tersebut adalah Sebastian Vettel, yang untuk pertama kali dalam karirnya akan mewakili negaranya seorang diri. Hal ini tentu sangat berbeda bila dibandingkan dengan satu dekade lalu, di mana pembalap Jerman mengisi 1/3 grid saat itu.
Di antara 20 pembalap di grid F1 tahun ini, pembalap Ferrari tersebut untuk tidak memiliki rekan senegara. Hal ini menyusul mundurnya Nico Hulkenberg dari tim Renault, setelah gagal mendapatkan tim baru yang dianggapnya lebih kompetitif.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2010 Vettel memiliki rekan senegara dari Jerman yaitu Hulkenberg, Nico Rosberg, Adrian Sutil, Nick Heidfeld, Timo Glock, serta juara dunia tujuh kali Michael Schumacher. Awal dekade tersebut bisa dibilang masa ‘panen’ pembalap F1 dari Jerman.
Tampaknya kesuksesan Mercedes-Benz mendominasi kejuaraan sejak tahun 2014 belum bisa membawa bibit pembalap Jerman baru ke F1. Hal tersebut bertolak belakang dengan Perancis dan Kanada yang pernah lama tidak memiliki pembalap F1, kini masing-masing diwakili oleh dua pembalap.
Perancis kini memiliki Romain Grosjean di tim Haas dan Pierre Gasly di tim Alpha Tauri (nama baru Toro Rosso). Selain pembalap, Perancis juga punya Renault sebagai perwakilan pabrikan yang meramaikan F1.
Sementara Kanada, kini diwakili oleh Lance Stroll di tim Racing Point dan Nicholas Latifi yang akan lakoni debut F1 bersama tim Williams. Sebelum Stroll hadir tahun 2017, Kanada cukup lama tidak memiliki pembalap F1, terutama setelah mantan juara dunia Jacques Villeneuve hengkang pertengahan 2006.
Minimnya pembalap Jerman bahkan berdampak pada susunan kalender balap musim 2020, yang kembali tidak menyertai seri Jerman. Tahun lalu, Jerman masih menggelar balap di Hockenheim, yang dimenangkan oleh Max Verstappen.
Belum berhasilnya kembali Vettel meraih gelar juara dunia turut memberi andil pada berkurangnya ekspos Jerman di F1. Padahal, kombinasi Vettel dan Ferrari sangat diharapkan bisa mengulangi kesuksesan Schumacher di awal 2.000-an lalu.
Sebelum Schumacher, Jerman tidak punya banyak pembalap kompetitif di F1, bahkan menjadi pembalap Jerman pertama yang memenangkan grand prix sejak Jochen Mass. Seiring kesuksesannya di Ferrari, sejumlah pembalap Jerman beriringan masuk ke F1, termasuk adiknya Ralf Schumacher.
Selain prestasi, berkurangnya peserta asal Jerman di F1 juga karena sejumlah pabrikan Jerman memilih beralih ke Formula E. tercatat Mercedes, BMW, Audi dan Porsche telah mengukuhkan namanya di ajang balap berorientasi pada lingkungan tersebut.
WAHYU HARIANTONO
Pembalap tersebut adalah Sebastian Vettel, yang untuk pertama kali dalam karirnya akan mewakili negaranya seorang diri. Hal ini tentu sangat berbeda bila dibandingkan dengan satu dekade lalu, di mana pembalap Jerman mengisi 1/3 grid saat itu.
Di antara 20 pembalap di grid F1 tahun ini, pembalap Ferrari tersebut untuk tidak memiliki rekan senegara. Hal ini menyusul mundurnya Nico Hulkenberg dari tim Renault, setelah gagal mendapatkan tim baru yang dianggapnya lebih kompetitif.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2010 Vettel memiliki rekan senegara dari Jerman yaitu Hulkenberg, Nico Rosberg, Adrian Sutil, Nick Heidfeld, Timo Glock, serta juara dunia tujuh kali Michael Schumacher. Awal dekade tersebut bisa dibilang masa ‘panen’ pembalap F1 dari Jerman.
Tampaknya kesuksesan Mercedes-Benz mendominasi kejuaraan sejak tahun 2014 belum bisa membawa bibit pembalap Jerman baru ke F1. Hal tersebut bertolak belakang dengan Perancis dan Kanada yang pernah lama tidak memiliki pembalap F1, kini masing-masing diwakili oleh dua pembalap.
Perancis kini memiliki Romain Grosjean di tim Haas dan Pierre Gasly di tim Alpha Tauri (nama baru Toro Rosso). Selain pembalap, Perancis juga punya Renault sebagai perwakilan pabrikan yang meramaikan F1.
Sementara Kanada, kini diwakili oleh Lance Stroll di tim Racing Point dan Nicholas Latifi yang akan lakoni debut F1 bersama tim Williams. Sebelum Stroll hadir tahun 2017, Kanada cukup lama tidak memiliki pembalap F1, terutama setelah mantan juara dunia Jacques Villeneuve hengkang pertengahan 2006.
Minimnya pembalap Jerman bahkan berdampak pada susunan kalender balap musim 2020, yang kembali tidak menyertai seri Jerman. Tahun lalu, Jerman masih menggelar balap di Hockenheim, yang dimenangkan oleh Max Verstappen.
Belum berhasilnya kembali Vettel meraih gelar juara dunia turut memberi andil pada berkurangnya ekspos Jerman di F1. Padahal, kombinasi Vettel dan Ferrari sangat diharapkan bisa mengulangi kesuksesan Schumacher di awal 2.000-an lalu.
Sebelum Schumacher, Jerman tidak punya banyak pembalap kompetitif di F1, bahkan menjadi pembalap Jerman pertama yang memenangkan grand prix sejak Jochen Mass. Seiring kesuksesannya di Ferrari, sejumlah pembalap Jerman beriringan masuk ke F1, termasuk adiknya Ralf Schumacher.
Selain prestasi, berkurangnya peserta asal Jerman di F1 juga karena sejumlah pabrikan Jerman memilih beralih ke Formula E. tercatat Mercedes, BMW, Audi dan Porsche telah mengukuhkan namanya di ajang balap berorientasi pada lingkungan tersebut.
WAHYU HARIANTONO
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature