Menikmati Kenyamanan Kabin Xpander Menuju Bukittinggi dan Padang

PADANG, 30 November 2017 – PT Mitsubisi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengajak jurnalis menjajal Mitsubishi Xpander di Padang, Sumatera Barat. Rute pertama kali menjajal performa dan handling Mitsubishi Xpander dari Padang menuju Kelok Sambilan yang berada di perbatasan Sumbar - Riau.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam, kami memutuskan untuk beristirahat sebentar. "Sudah nyetir, perut kenyang makan sate rusa, sekarang waktunya gentian," kata saya. Berbeda dengan jalur berangkat, untuk kembali ke Padang kami memilih rute melewati Bukittinggi, Padang Panjang, dan Padang. Jarak sekitar 152 kilometer.
Menuju Bukittinggi rekan Rai Han giliran mengemudi. Saya duduk di bangku penumpang depan. Saya sebenarnya bukan tipe yang bisa dengan gampang tidur di mobil. Meski lelah, goyangan mobil membuat saya sulit memejamkan mata. Tapi herannya kali ini bisa tertidur lelap.
Jok kursi yang tebal dan empuk serta laju mobil yang stabil bisa membuat saya tidak terganggu. Saya baru terbangun saat hampir memasuki Bukittinggi. Lalu lintas ternyata cukup ramai menuju kota yang pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia pada tahun 1948.

Perjalanan tak terasa karena hiburan dari infotainment system 2DIN touchscreen audio dengan USB player, DVD player, Bluetooth with handsfree function. Khusus untuk varian Ultimare AT ini pengaturan volume bisa dilakukan lewat tombol di kemudi.
Kami berhenti di Jam Gadang yang menjadi ikon kota ini. Udara cukup dingin karena kota ini berada di ketinggian 941 meter di atas permukaan laut plus hujan yang terus turun.

Menuju Padang Panjang saya pindah ke bangku baris kedua. Biasanya saya enggan duduk di belakang karena bikin pusing. Tapi jalanan menurun dan berbelok menuju Padang panjang aman-aman saja. Penempatan handrest di tengah bangku kedua menambah kesan mewah.
Oh ya, selama perjalanan baris ketiga dilipat dan berfungsi sebagai ruang bagasi yang cukup luas untuk barang-barang kami berempat. Penumpang juga cukup mudah menyimpan barang-barang keperluannya. Mitsubishi Xpander memiliki banyak lokasi penyimpanan. Total ada 19 tempat penyimpanan yang tersebar dari mulai kursi depan hingga baris ketiga.

Di Padang Panjang kami mengisi perut di RM Aie Badarun. Rencananya awalnya sih kami ingin makan di Sate Mak Syukur namun sudah habis. "Ya nggak papalah," kata saya. Menu masakan Padang seperti tambunsu yaitu usus sapi yang diisi telor, rendang, goreng belut lado hijau, dan gulai cangkuak jadi pilihan saya.
Turun ke Padang lewat Lembah Anai, sayang karena malam kami gak bisa menyaksikan air terjun Lembah Anai yang terkenal itu. Selama perjalanan pulang saya hanya memiliki satu masalah, penerangan Mitsubishi Xpander kurang terang. Apalagi saat menuju Padang hujan deras kembali turun.

Headlamp Mitsubishi Xpander masih menggunakan hologen. Seorang teman mengatakan penggunaan lampu ini sebenarnya tidak masalah hanya saja mika headlamp membuat lampu menyebar dan tidak fokus ke satu titik. Fog lamp atau lampu kabut yang berada di bagian bawah bumper depan, lumayan membantu.
Sampai di Kota Padang sekitar jam 10 malam. Meski perjalanan cukup melelahkan namun puas menikmati pemandangan dan menyantap kuliner khas Sumatera Barat ditemani Mitsubishi Xpander.
RAJU FEBRIAN
Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam, kami memutuskan untuk beristirahat sebentar. "Sudah nyetir, perut kenyang makan sate rusa, sekarang waktunya gentian," kata saya. Berbeda dengan jalur berangkat, untuk kembali ke Padang kami memilih rute melewati Bukittinggi, Padang Panjang, dan Padang. Jarak sekitar 152 kilometer.
Menuju Bukittinggi rekan Rai Han giliran mengemudi. Saya duduk di bangku penumpang depan. Saya sebenarnya bukan tipe yang bisa dengan gampang tidur di mobil. Meski lelah, goyangan mobil membuat saya sulit memejamkan mata. Tapi herannya kali ini bisa tertidur lelap.
Jok kursi yang tebal dan empuk serta laju mobil yang stabil bisa membuat saya tidak terganggu. Saya baru terbangun saat hampir memasuki Bukittinggi. Lalu lintas ternyata cukup ramai menuju kota yang pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia pada tahun 1948.

Perjalanan tak terasa karena hiburan dari infotainment system 2DIN touchscreen audio dengan USB player, DVD player, Bluetooth with handsfree function. Khusus untuk varian Ultimare AT ini pengaturan volume bisa dilakukan lewat tombol di kemudi.
Kami berhenti di Jam Gadang yang menjadi ikon kota ini. Udara cukup dingin karena kota ini berada di ketinggian 941 meter di atas permukaan laut plus hujan yang terus turun.

Menuju Padang Panjang saya pindah ke bangku baris kedua. Biasanya saya enggan duduk di belakang karena bikin pusing. Tapi jalanan menurun dan berbelok menuju Padang panjang aman-aman saja. Penempatan handrest di tengah bangku kedua menambah kesan mewah.
Oh ya, selama perjalanan baris ketiga dilipat dan berfungsi sebagai ruang bagasi yang cukup luas untuk barang-barang kami berempat. Penumpang juga cukup mudah menyimpan barang-barang keperluannya. Mitsubishi Xpander memiliki banyak lokasi penyimpanan. Total ada 19 tempat penyimpanan yang tersebar dari mulai kursi depan hingga baris ketiga.

Di Padang Panjang kami mengisi perut di RM Aie Badarun. Rencananya awalnya sih kami ingin makan di Sate Mak Syukur namun sudah habis. "Ya nggak papalah," kata saya. Menu masakan Padang seperti tambunsu yaitu usus sapi yang diisi telor, rendang, goreng belut lado hijau, dan gulai cangkuak jadi pilihan saya.
Turun ke Padang lewat Lembah Anai, sayang karena malam kami gak bisa menyaksikan air terjun Lembah Anai yang terkenal itu. Selama perjalanan pulang saya hanya memiliki satu masalah, penerangan Mitsubishi Xpander kurang terang. Apalagi saat menuju Padang hujan deras kembali turun.

Headlamp Mitsubishi Xpander masih menggunakan hologen. Seorang teman mengatakan penggunaan lampu ini sebenarnya tidak masalah hanya saja mika headlamp membuat lampu menyebar dan tidak fokus ke satu titik. Fog lamp atau lampu kabut yang berada di bagian bawah bumper depan, lumayan membantu.
Sampai di Kota Padang sekitar jam 10 malam. Meski perjalanan cukup melelahkan namun puas menikmati pemandangan dan menyantap kuliner khas Sumatera Barat ditemani Mitsubishi Xpander.
RAJU FEBRIAN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature