BFI Finance Belum Kasih Layanan Pembeli Mobil Listrik, Anggap Masih Banyak PR
JAKARTA, Carvaganza - PT BFI Finance Indonesia Tbk. sudah aktif menyentuh pasar kendaraan listrik, namun belum menggarap pembiayaan untuk kendaraan roda empat bertenaga baterai atau listrik. Padahal segmen terus semakin diramaikan pemain yang menawarkan berbagai produk dari berbagai model. BFI menilai masih banyak tugas dalam pengembangan mobil listrik di Tanah Air, sehingga mereka masih menimang-nimang untuk masuk ke pembiayaan unit tersebut.
Dikatakan Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono, terdapat beberapa faktor yang menjadi tantangan bagi kendaraan listrik, khususnya roda empat. Pertama adalah daya tahannya yang masih dipertanyakan. Lantaran kondisi Indonesia yang berbeda dengan negara lain khususnya di belahan dunia barat. Di lain sisi adalah harganya yang masih tinggi, sehingga membuat konsumen tertentu saja yang mampu membeli.
Walau begitu, perusahaan pembiayaan ini tak serta-merta melepas segmen elektrifikasi. Terbaru mulai menggarap segmen motor listrik dengan beberapa brand lokal. Menurut BFI, segmen tersebut memiliki tingkat serapan cukup tinggi dibanding mobil elektrik. Selain itu, masuknya ke kendaraan roda dua listrik menjadi bagian dari upaya mempersiapkan diri agar tak ketinggalan ketika pasar sektor tersebut menjadi besar atau bahkan menggantikan model konvensional peminum bahan bakar fosil.
Baca Juga: Bertemu Mendagri, VinFast Lirik Indonesia Untuk Ekspansi Industri EV
Untuk mobil sendiri, perusahaan ini masih terfokus pada sektor bekas. Tercatat pembiayaan mobil bekasnya tumbuh 41 persen year on year (yoy) pada semester satu 2023. Secara porsi dari seluruh layanan pembiayaan, segmen ini berkontribusi 7,4 persen. Menurut Sudjono, pembiayaan mobil bekas tahun lalu tengah naik signifikan dan terus mengalami pertumbuhan hingga saat ini. Di mana fasilitas tersebut dimanfaatkan konsumen dengan rata-rata tenor 12 sampai 48 bulan dan komposisi pembiayaan baru per Juni 2023 sebesar 10 persen.
BFI pun berencana terus meningkatkannya, salah satunya dengan menyajikan pelayanan berbasis syariah. Unit ini menawarkan pembiayaan tanpa denda, penalti dengan besaran cicilan sama seperti konvensional. Meski terbilang baru, fasilitas Unit Usaha Syariah (UUS) mereka mencatat pertumbuhan pembiayaan sekitar 44 persen dibandingkan 2022. Target pada 2023 pun dicanangkan mengalami kenaikan sekitar 20 sampai 25 persen pada 2023.
Performa BFI diungkapkan cukup baik. Mereka memiliki tingkat pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) bersih terjaga di 0,79 persen selama semester satu 2023. Target perusahaan menjaga rasio NPF tetap di bawah rata-rata industri. Adapun selama periode ini perseroan meraup keuntungan bersih Rp848 miliar dengan total pendapatan senilai Rp3,2 triliun atau meningkatkan 30,3 persen year-on-year (yoy) dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sementara total aset hingga Juni sebesar Rp25,2 triliun atau tumbuh 38,8 persen.
(MUHAMMAD HAFID / WH)
Baca Juga: BFGoodrich Rilis g-Force Phenom Terbaru, Maksimalkan Performa SUV di Aspal
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature