Supercar Naturally Aspirated Tersisa yang Masih Bisa Dibeli

Supercar Naturally Aspirated Tersisa yang Masih Bisa Dibeli
JAKARTA, Carvaganza.com - Enjin Naturally Aspirated (NA) mulai memudar reputasinya. Tren downsizing makin mewabah, menuntut pabrikan beralih ke mesin kecil yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Jumlah silinder banyak dan kubikasi besar, semakin dilupakan. Bukan hanya karena boros bahan bakar, juga tak ramah lingkungan. Kini mesin kian kompak, jumlah silinder berkurang, kubikasi menyusut, namun memiliki performa tak kalah dengan mesin besar karena satu faktor utama; turbocharger!

Benda berbentuk rumah keong ini bisa membuat mesin 1,5-liter berkemampuan setara 2,0-liter, tapi efisiensi sama seperti 1,5-liter. Konfigurasi V6 dengan bantuan turbo sudah mampu mengasapi V8 NA. Semakin besar boost, tambah masif pula daya dihasilkan. Tapi itu semua dipaksakan oleh putaran turbin yang menginduksi udara segera ke dalam silinder. Tidaklah natural dari hasil olahan pergerakan mekanis murni.

Pabrikan supercar kini mulai ketagihan turbo. Mesin NA mulai ditinggal dan lebih mempercayakan doping pendongkrak tenaga instan. Bagi kaum petrolhead yang mengagungkan mesin NA, harap tenang terlebih dahulu. Karena masih tersisa supercar bermesin alami. Tapi ingat, sepertinya sebentar lagi menjadi kenangan.



Ferrari 812 Superfast dan GTS

Ferrari mulai serius bermain dengan turbo saat merilis California T. Mesin V8 turbo yang sama pun menjadi pilihan di GTC4 Lusso T, selain mesin NA V12. Ferrari 488, hingga suksesornya bahkan telah mengikuti jalan yang sama, yaitu F8 Tributo.

Tapi tidak dengan Ferrari 812 Superfast dan GTS versi atap terbukanya. Melanjutkan keperkasaan F12 Berlinetta, Maranello tetap mempertahankan keperkasaan jantung V12 naturally aspirated sebagai mekanis penggerak utama. Sensasi diberikan jelas berbeda dengan V8 turbo. Mesin F140 justru ditingkatkan kapasitasnya jadi 6,5-liter. Bayangkan 789 daya kuda (800 PS) dan torsi 718 Nm dihamburkan dengan teriakan melengking hingga 8.500 rpm. Klaim akselerasi 0-100 km/jam hanya 2,9 detik, top speed capai 355 km/jam.



Lamborghini Huracan EVO

Ancang-ancang Lamborghini beralih ke mesin turbocharger, dibuktikan oleh Urus. Mungkin karena peletakan mesin di depan, sehingga lebih praktis bila membenamkan V8 dengan tambahan dua buah turbo sekaligus. Lagipula, Volkswagen Group paling berandil besar dalam kelahiran SUV pertama Lambo itu.

Tapi mobil super andalannya, Huracan dan Aventador, masih bebas dari sistem force induction sampai sekarang. Fanatik Lambo pun sepertinya ingin pihak pabrikan tetap mempertahankan mesin tradisional yang sama. Tetap memakai mesin V10 5,2-liter yang juga dipakai Gallardo dan Audi R8. Daya ditingkatkan sampai 649 PS (640 hp) dan 600 Nm. Bobot cuma 1.422 kg tercipta rasio power-to-weight 2,22 kg/hp. Sehingga sanggup berlari sampai 100 km/jam dalam 2,9 detik.



Lamborghini Aventador SVJ

Inilah pewaris Banteng bermesin V12 alami. Garis keturunan langsung dari Diablo, Miura, dan lainnya. Siapa yang tak mudah jatuh cinta dengan supercar satu ini. Sulit memalingkan pandangan dari bentuk, suara, dan tentu kemampuannya.

Kini, Lamborghini menelurkan lagi Aventador yang makin kencang. Berakta lengkap Aventador LP770-4 SVJ. Singkatan dari Super Veloce Jota, dengan penuh meyakinkan menasbihkan diri sebagai model paling bertenaga. Mesinnya tentu masih sama, unit L539 V12 dengan kapasitas 6,5 liter. Tenaganya didongkrak terus hingga mencapai 770 hp dan torsi 720 Nm.

Penggunaan material serat karbon yang lebih banyak dan sistem exhaust titanium, sukses menurunkan berat badan ke 1.525 kg. Alhasil rasio power-to-weight meningkat jadi 1,98 kg/hp. Bodinya penuh sistem aerodinamika terukur. Dibanding Aventador SV, downforce menekan 40% lebih besar. Menghasilkan akselerasi 0-100 km/jam sekilat 2,8 detik. Sprint hingga 200 km/jam cukup 8,6 detik. Serta capaian kecepatan tertinggi 352 km/jam.



Audi R8

Supercar Audi memiliki ikatan dekat dengan Lamborghini Huracan. Paling erat berasal dari berbagi unit V10 5,2-liter yang sama. Karakter daya dihasilkan serupa dengan Mercedes-AMG GT dan Porsche 911. Sehingga R8 merupakan lawan tanding yang seimbang dengan kedua mobil turbo itu.

Meski pakai mesin serupa, output R8 berbeda dengan Huracan. Ada dua versi dihadirkan, pertama V10 bertenaga 570 PS (562 hp) dan torsi 560 Nm, serta 620 PS (611 hp) dan 580 Nm di R8 Coupe Performance Quattro. Pakai transmisi S-Tronic 7-speed yang menyalurkan tenaga ke keempat roda (Quattro), akselerasi 0-100 km/jam dicapai 3,4 detik dan 3,1 detik.



Porsche 911 GT3 RS

Jajaran mesin NA Porsche 911 mulai tergerus sejak generasi 991. Seri 992 makin menggila lagi, sembari menyisakan 911 GT3 RS model lama dengan kode unik 991.2. Beruntung masih bertahan dengan mesin lawas. Versi "hardcore" 911 diyakini memiliki kemampuan yang dirancang khusus melahap panasnya aspal sirkuit, namun tetap legal di jalan umum. Porsche menyisakan kenikmatan paling alami dengan tetap mempertahankan mesin Boxer NA di GT3.

Porsche 911 GT3 RS sangat menyita perhatian pecinta kecepatan. Desainnya yang gahar lengkap dengan banyak sistem aerodinamika di badannya. Termasuk spoiler belakang ekstrabesar yang bertambah tinggi 20%. Melihat tampilannya saja sangat merangsang, ditambah mesin legendaris Boxer 6-silinder 4,0-liter. Tenaganya cukup 520 PS (512 hp). Angka medioker yang tersalur sangat sempurna oleh transmisi PDK atau manual. Akselerasi 0-100 km/jam secepat 3,2 detik (PDK), plus top speed 312 km/jam.

ANINDIYO PRADHONO | WAHYU HARIANTONO

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature