4 Teknologi Roket NASA Yang Diturunkan Ke Mobil Jalan Raya
JAKARTA, Carvaganza.com – Penguasaan teknologi ruang angkasa kerap kali menjadi pionir untuk pengembangan-pengembangan teknologi turunannya. Bahkan untuk teknologi di luar bidang keruang angkasaan. Biasanya, pemanfaatan teknologi itu digunakan untuk keakurasian, kekuataan, ketangguhan, durasi dan lain-lain.
Seperti dikutip dari website www.thedrive.com, ada empat teknologi roket NASA yang telah diturunkan untuk kendaraan jalan raya. Pengembangan itu memberikan manfaat bagi manusia dan para pengguna mobil.
1. Sensor Tekanan Ban Setelah pesawat ruang angkasa mengorbit, Ia tentunya harus kembali lagi ke bumi. Pada saat mengorbit, secara otomatis ban pesawat ulang-alik ruang angkasa secara tidak digunakan karena Ia terbang jauh di atas atmosfir.
Baca juga: Inovasi Teknologi Mobil Modern Dari Era ’90-an Sampai 2020
edf
Namun, pesawat tersebut harus kembali lagi ke bumi. Nah, agar bisa kembali lagi mendarat ke bumi dengan selamat, ban pesawat ruang angkasa harus tetap terjaga prima. Jangan sampai pas mendarat, kondisi ban tidak dijaga, malah menimbulkan musibah yang lebih besar lagi dan mencelakakan misi.
Untuk menjaga agar tekanan ban pesawat tetap terdeteksi setiap saat, pada tahun 1990, NASA mengontrak sebuah perusahaan elektronik kecil untuk mengembangkan sensor tekanan ban mandiri yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Dari hasil pengembangan itu, perusahaan tersebut menyadari bahwa teknologi tersebut dapat diaplikasikan pada industri otomotif.
Kini derivative dari sensor tersebut dapat ditemukan pada jutaan ban mobil di seluruh dunia. Dan hasilnya, silent protector itu bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia dari insiden pecah ban karena tekanan udara kurang.
2. Foil Penyekat Panas Perlu diketahui, temperatur kokpit mobil balap itu panas luar biasa. Anda tidak akan merasa nyaman. Mungkin bisa disebut sebagai tempat yang brutal berdasarkan ragam alasan. Pasalnya, pada mobil balap tidak ada AC, tak seperti mobil-mobil jalan raya karena memang peruntukkannya untuk motorsport.
Saking panasnya, suhu di dalam mobil balap F1 bisa sampai 55 derajat Celcius, sedangkan di mobil balap NASCAR bisa sampai 71 derajat Celcius.
Baca juga: Toyota Kembangkan Teknologi Mobil Mengemudi Sendiri
Baca juga: Sadar Atau Tidak, Fitur-Fitur Mobil ini Berasal dari Dunia Balap
Pada pertengahan 1990-an, pembalap stock car Bobby Allison mengunjung Kennedy Space Center. Nah di situ ia melihat keberadaan foil (kertas timah) yang bobotnya ringan yang difungsikan sebagai penyekat panas. Terbetik ide untuk menerapkannya pada mobil balap NASCAR.
Ia pun memasang Ford Thunderbird yang dipinjam dari Penske Racing dengan 2 kg material kertas timah itu. Waktu dipakai, suhu kokpit mobil turun sampai 10 derajat Celcius. Setelah melewati sejumlah uji coba yang dilakukan Rusty Wallace, NASCAR akhirnya memberikan persetujuan material itu bisa dipakai di balapan.
3. Keergonomisan Jok Mobil Ternyata keergonomisan kursi pada mobil itu hasil pengembangan teknologi roket NASA. Jadi ceritanya begini. Waktu astronot pertama kali boarding ke Skylab tahun 1973, postur alami badannya difoto oleh NASA. Foto itu digunakan untuk dijadikan panduan dalam membuat tata letak ruang kerja di dalam pesawat ruang angkasa.
Baca juga: Gaya Dan Teknologi Futuristik, Ini Spesifikasi Canggih Nissan Ariya
Nissanlah yang pertama kali mengaplikasi teknologi ini ke mobil jalan raya. Pada tahun 2005, setelah pabrikan meriset postur tubuh pembalap yang kelelahan, Nissan memanfaatkan pendekatan teknologi NASA itu untuk mempelajari postur tubuh manusia. Setelah melakukan pengembangan beberapa tahun, pabrikan mengaplikasikan teknologi NASA itu ke jok Nissan Altima tahun 2013. Nah, jok yang dikembangkan untuk Leaf model terbaru juga dikembangkan dari teknologi ini.
4. Penyaringan Udara Canggih Penyematan teknologi ini untuk kendaraan di jalan raya, berawal dari isu keselamatan. Jadi sejumlah bintang balap NASCAR mengeluhkan soal lemahnya keselamatan di balapan tersebut. Mereka meminta NASCAR untuk memikirkan tingkat keselamatan ke level yang lebih tinggi lagi.
NASCAR akhirnya mencarikan solusi setelah pembalap NASCAR Cup Series dan pole-sitter empat kali Rick Mast mengundurkan diri tahun 2003. Ia pensiun dini karena masalah kesehatan yang disebabkan menghirup karbon monoksida dari gas buang.
Penske Engineering menemukan terobosan teknologi yang dipakai dalam proyek NASA. Yaitu katalis udara bertekanan rendah yang awalnya dirancang untuk memperpanjang masa pakai laser karbon dioksida. Teknologi ini tidak pernah berhasil mencapai luar angkasa, tetapi sukses mencapai level teratas dalam balap stock car dan saat ini digunakan oleh para pembalap papan atas di NASCAR.
EKA ZULKARNAIN
Seperti dikutip dari website www.thedrive.com, ada empat teknologi roket NASA yang telah diturunkan untuk kendaraan jalan raya. Pengembangan itu memberikan manfaat bagi manusia dan para pengguna mobil.
1. Sensor Tekanan Ban Setelah pesawat ruang angkasa mengorbit, Ia tentunya harus kembali lagi ke bumi. Pada saat mengorbit, secara otomatis ban pesawat ulang-alik ruang angkasa secara tidak digunakan karena Ia terbang jauh di atas atmosfir.
Baca juga: Inovasi Teknologi Mobil Modern Dari Era ’90-an Sampai 2020
Namun, pesawat tersebut harus kembali lagi ke bumi. Nah, agar bisa kembali lagi mendarat ke bumi dengan selamat, ban pesawat ruang angkasa harus tetap terjaga prima. Jangan sampai pas mendarat, kondisi ban tidak dijaga, malah menimbulkan musibah yang lebih besar lagi dan mencelakakan misi.
Untuk menjaga agar tekanan ban pesawat tetap terdeteksi setiap saat, pada tahun 1990, NASA mengontrak sebuah perusahaan elektronik kecil untuk mengembangkan sensor tekanan ban mandiri yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Dari hasil pengembangan itu, perusahaan tersebut menyadari bahwa teknologi tersebut dapat diaplikasikan pada industri otomotif.
Kini derivative dari sensor tersebut dapat ditemukan pada jutaan ban mobil di seluruh dunia. Dan hasilnya, silent protector itu bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia dari insiden pecah ban karena tekanan udara kurang.
2. Foil Penyekat Panas Perlu diketahui, temperatur kokpit mobil balap itu panas luar biasa. Anda tidak akan merasa nyaman. Mungkin bisa disebut sebagai tempat yang brutal berdasarkan ragam alasan. Pasalnya, pada mobil balap tidak ada AC, tak seperti mobil-mobil jalan raya karena memang peruntukkannya untuk motorsport.
Saking panasnya, suhu di dalam mobil balap F1 bisa sampai 55 derajat Celcius, sedangkan di mobil balap NASCAR bisa sampai 71 derajat Celcius.
Baca juga: Toyota Kembangkan Teknologi Mobil Mengemudi Sendiri
Baca juga: Sadar Atau Tidak, Fitur-Fitur Mobil ini Berasal dari Dunia Balap
Pada pertengahan 1990-an, pembalap stock car Bobby Allison mengunjung Kennedy Space Center. Nah di situ ia melihat keberadaan foil (kertas timah) yang bobotnya ringan yang difungsikan sebagai penyekat panas. Terbetik ide untuk menerapkannya pada mobil balap NASCAR.
Ia pun memasang Ford Thunderbird yang dipinjam dari Penske Racing dengan 2 kg material kertas timah itu. Waktu dipakai, suhu kokpit mobil turun sampai 10 derajat Celcius. Setelah melewati sejumlah uji coba yang dilakukan Rusty Wallace, NASCAR akhirnya memberikan persetujuan material itu bisa dipakai di balapan.
3. Keergonomisan Jok Mobil Ternyata keergonomisan kursi pada mobil itu hasil pengembangan teknologi roket NASA. Jadi ceritanya begini. Waktu astronot pertama kali boarding ke Skylab tahun 1973, postur alami badannya difoto oleh NASA. Foto itu digunakan untuk dijadikan panduan dalam membuat tata letak ruang kerja di dalam pesawat ruang angkasa.
Baca juga: Gaya Dan Teknologi Futuristik, Ini Spesifikasi Canggih Nissan Ariya
Nissanlah yang pertama kali mengaplikasi teknologi ini ke mobil jalan raya. Pada tahun 2005, setelah pabrikan meriset postur tubuh pembalap yang kelelahan, Nissan memanfaatkan pendekatan teknologi NASA itu untuk mempelajari postur tubuh manusia. Setelah melakukan pengembangan beberapa tahun, pabrikan mengaplikasikan teknologi NASA itu ke jok Nissan Altima tahun 2013. Nah, jok yang dikembangkan untuk Leaf model terbaru juga dikembangkan dari teknologi ini.
4. Penyaringan Udara Canggih Penyematan teknologi ini untuk kendaraan di jalan raya, berawal dari isu keselamatan. Jadi sejumlah bintang balap NASCAR mengeluhkan soal lemahnya keselamatan di balapan tersebut. Mereka meminta NASCAR untuk memikirkan tingkat keselamatan ke level yang lebih tinggi lagi.
NASCAR akhirnya mencarikan solusi setelah pembalap NASCAR Cup Series dan pole-sitter empat kali Rick Mast mengundurkan diri tahun 2003. Ia pensiun dini karena masalah kesehatan yang disebabkan menghirup karbon monoksida dari gas buang.
Penske Engineering menemukan terobosan teknologi yang dipakai dalam proyek NASA. Yaitu katalis udara bertekanan rendah yang awalnya dirancang untuk memperpanjang masa pakai laser karbon dioksida. Teknologi ini tidak pernah berhasil mencapai luar angkasa, tetapi sukses mencapai level teratas dalam balap stock car dan saat ini digunakan oleh para pembalap papan atas di NASCAR.
EKA ZULKARNAIN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature