MODIFIKASI: Mitsubishi Bravo, Yang Masih Sedarah Dengan Suzuki Every Dan Wuling
NEW YORK, carvaganza - Ada yang pernah dengar Mitsubish Bravo? Mungkin tak pernah karena nama itu tak familiar dan memang nama mobil tersebut tak pernah masuk ke Indonesia. Tapi pernah dengar dong nama Suzuki Every? Nah ini masih satu keluarga dengan Bravo yang masih satu turunan keluarga Mitsubishi Minicab.
Pasalnya, Suzuki Every cuma ganti emblem dari Mitsubishi Minicab. Bahkan kalau diurut, Bravo satu darah dengan Wuling LZW 6330. LZW sendiri singkatan dari Liuzhou Wuling, merupakan proyek kerjasama dengan Mitsubishi. Basis LZW adalah Mitsubishi Minicab. Setelah kerjasama dengan Wuling selesai, menggandeng GM – SAIC untuk memproduksi Wuling Dragon, yang basisnya masih sama dengan Minicab.
Mitsubishi Bravo sendiri merupakan produk Japan Domestic Market (JDM) dan masuk kategori mobil mungil alias kei car dengan penggerak AWD. Untuk segmen mobil di Jepang, Kei car merupakan mobil dengan dimensi paling kecil dan harganya paling terjangkau. Kendaraan ini sudah ada sejak era Perang Dunia II dan masih populer sampai sekarang.
Baca juga: Honda N-One Makin Keren Didandani Aksesori Mugen
Di negara seperti Amerika ternyata mobil seperti ini juga ada. Padahal tak pernah dipasarkan secara resmi oleh pabrikan karena bentuknya yang sangat mungil untuk ukuran Paman Sam. Konsumen di AS memegang filosofi, “Bigger is Better”, sehingga tidak mengapresiasi kei car. Makanya ketika ada warga Los Angeles, Joe Dashtoyan, punya Mitsubishi Bravo Super Exceed tahun 1994, menjadi pemandangan langka.
Orang Amrik sebetulnya banyak yang mempunyai produk JDM, tapi diinvestasikan ke sportscar seperti Nissan Skyline atau Silvia. Jadi kalau JDMnya mobil MPV, apalagi ukurannya mungil, tak bakal masuk hitungan kantung konsumen. Lantas kok bisa Joe jatuh hati pada kei car?
Joe mengaku sebagai car enthusiast dan sangat menyenangi memodifikasi mobil. Mobil pertamanya Nissan 240SX ia modifikasi habis agar tampil lebih ganteng. Setelah itu 14 mobil lainnya yang ia miliki selama ini, juga dimodifikasi. Bahkan mobil hariannya yang sekarang, Tesla 3, juga tak luput dari sasaran.
Sebagai car enthusiast, Ia tidak terpaku pada produk dan brand Amerika dan mobil-mobil yang ada di Amrik. Ia juga menonton video mobil dari negara lain, yang akhirnya pada satu kesempatan menonton video kei car di channel Youtube. Dari situ Ia banyak tahu tentang kei car dan lama kelamaan terobsesi untuk memiliki mobil seperti itu. “Kayaknya lucu kalau punya mobil kayak gitu,” aku Joe.
Baca juga: Outlaw, Aliran Modifikasi Yang Dicaci dan Dikagumi
Joe Dashtoyan
Setelah berbulan-bulan mencari, akhirnya Joe mendapatkan kei car JDM, Mitsubishi Bravo. Menurutnya, lokasi mobil tidak jauh dari rumah sekitar 50 km. “Saya dan istri sepulang kerja hari Selasa langsung janjian dengan penjual untuk datang melihat mobil. Sekalian menenteng uang tunai. Kalau cocok, saya bayar langsung saat itu juga,” tambahnya.
Pada waktu dibeli, kondisi mobil memang kurang enak dipandang dan dipakai. Jadi Ia pun berpikir untuk memodifikasi. Dalam perjalanan pulang ke rumah bersam istri, Ia sudah memikirkan apa saja yang perlu diubah agar mobil seperti baru lagi.
Bobot Bravo sendiri hanya sedikit lebih berat dari Smart (1.020 kg), namun punya nilai fungsi dan cita rasa yang lebih tinggi. Meskipun mungil, Bravo memiliki banyak tempat duduk dan bisa diduduki Joe yang postur tubuhnya lumayan besar. Kapasitas bagasi di belakang juga lega, cukup untuk mengangkut barang kebutuhan piknik.
Sejak saat itu, Joe rajin membrowsing part OEM untuk mendandani Bravo agar penampilannya lebih ‘singit’. Misalnya, velg lama diganti dengan Enkei, jok dibalut dengan vinyl two-tone, sound system dan setir diupgrade. Namun, untuk kaki-kaki dibiarkan standar karena masih bagus. Cat lama diganti dengan yang baru sehingga mobil menjadi terlihat cerah.
Sumber: motortrend.com
EKA ZULKARNAIN
Pasalnya, Suzuki Every cuma ganti emblem dari Mitsubishi Minicab. Bahkan kalau diurut, Bravo satu darah dengan Wuling LZW 6330. LZW sendiri singkatan dari Liuzhou Wuling, merupakan proyek kerjasama dengan Mitsubishi. Basis LZW adalah Mitsubishi Minicab. Setelah kerjasama dengan Wuling selesai, menggandeng GM – SAIC untuk memproduksi Wuling Dragon, yang basisnya masih sama dengan Minicab.
Mitsubishi Bravo sendiri merupakan produk Japan Domestic Market (JDM) dan masuk kategori mobil mungil alias kei car dengan penggerak AWD. Untuk segmen mobil di Jepang, Kei car merupakan mobil dengan dimensi paling kecil dan harganya paling terjangkau. Kendaraan ini sudah ada sejak era Perang Dunia II dan masih populer sampai sekarang.
Baca juga: Honda N-One Makin Keren Didandani Aksesori Mugen
Di negara seperti Amerika ternyata mobil seperti ini juga ada. Padahal tak pernah dipasarkan secara resmi oleh pabrikan karena bentuknya yang sangat mungil untuk ukuran Paman Sam. Konsumen di AS memegang filosofi, “Bigger is Better”, sehingga tidak mengapresiasi kei car. Makanya ketika ada warga Los Angeles, Joe Dashtoyan, punya Mitsubishi Bravo Super Exceed tahun 1994, menjadi pemandangan langka.
Orang Amrik sebetulnya banyak yang mempunyai produk JDM, tapi diinvestasikan ke sportscar seperti Nissan Skyline atau Silvia. Jadi kalau JDMnya mobil MPV, apalagi ukurannya mungil, tak bakal masuk hitungan kantung konsumen. Lantas kok bisa Joe jatuh hati pada kei car?
Joe mengaku sebagai car enthusiast dan sangat menyenangi memodifikasi mobil. Mobil pertamanya Nissan 240SX ia modifikasi habis agar tampil lebih ganteng. Setelah itu 14 mobil lainnya yang ia miliki selama ini, juga dimodifikasi. Bahkan mobil hariannya yang sekarang, Tesla 3, juga tak luput dari sasaran.
Sebagai car enthusiast, Ia tidak terpaku pada produk dan brand Amerika dan mobil-mobil yang ada di Amrik. Ia juga menonton video mobil dari negara lain, yang akhirnya pada satu kesempatan menonton video kei car di channel Youtube. Dari situ Ia banyak tahu tentang kei car dan lama kelamaan terobsesi untuk memiliki mobil seperti itu. “Kayaknya lucu kalau punya mobil kayak gitu,” aku Joe.
Baca juga: Outlaw, Aliran Modifikasi Yang Dicaci dan Dikagumi
Setelah berbulan-bulan mencari, akhirnya Joe mendapatkan kei car JDM, Mitsubishi Bravo. Menurutnya, lokasi mobil tidak jauh dari rumah sekitar 50 km. “Saya dan istri sepulang kerja hari Selasa langsung janjian dengan penjual untuk datang melihat mobil. Sekalian menenteng uang tunai. Kalau cocok, saya bayar langsung saat itu juga,” tambahnya.
Pada waktu dibeli, kondisi mobil memang kurang enak dipandang dan dipakai. Jadi Ia pun berpikir untuk memodifikasi. Dalam perjalanan pulang ke rumah bersam istri, Ia sudah memikirkan apa saja yang perlu diubah agar mobil seperti baru lagi.
Bobot Bravo sendiri hanya sedikit lebih berat dari Smart (1.020 kg), namun punya nilai fungsi dan cita rasa yang lebih tinggi. Meskipun mungil, Bravo memiliki banyak tempat duduk dan bisa diduduki Joe yang postur tubuhnya lumayan besar. Kapasitas bagasi di belakang juga lega, cukup untuk mengangkut barang kebutuhan piknik.
Sejak saat itu, Joe rajin membrowsing part OEM untuk mendandani Bravo agar penampilannya lebih ‘singit’. Misalnya, velg lama diganti dengan Enkei, jok dibalut dengan vinyl two-tone, sound system dan setir diupgrade. Namun, untuk kaki-kaki dibiarkan standar karena masih bagus. Cat lama diganti dengan yang baru sehingga mobil menjadi terlihat cerah.
Sumber: motortrend.com
EKA ZULKARNAIN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature