Akio Toyoda Peringatkan Pemerintah Dampak Buruk Alihkan 100% Produksi ke Kendaraan Listrik
TOKYO, Carvaganza – Beberapa negara di belahan dunia mulai menyerukan peraturan untuk mengurangi produksi kendaraan pembakaran internal dan menggantinya dengan mobil full electric. Salah satu negara yang dalam waktu dekat akan memberlakukan aturan tersebut adalah Uni Eropa, meskipun beberapa negara produsen seperti Italia dan Jerman mengajukan dispensasi untuk kendaraan supercar dan hypercar.
Selain Uni Eropa, Jepang juga menjadi salah satu negara produsen kendaraan yang juga dikabarkan akan memberlakukan netral karbon pada 2050 mendatang. Pada regulasi tersebut disebutkan bahwa Jepang tidak lagi diperkenankan untuk memproduksi kendaraan pembakaran internal dan bergeser untuk memproduksi kendaraan full electric (EV).
Wacana tersebut mendapatkan sanggahan dari CEO Toyota, Akio Toyoda yang juga menjabat sebagai Chief Japan Automobile Manufacture Association (JAMA). Ia memperingatkan bahwa perpindahan produksi kendaraan dari konvensional ke EV bisa menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan. Toyoda juga menyampaikan bahwa langkah pemerintah Jepang dalam mewujudkan netralitas karbon saat ini terlalu terburu-buru dan ambisius. Padahal ada banyak langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mewujudkan kendaraan ramah lingkungan, tidak harus kendaraan full elektrik.
“Jepang adalah negara yang bergantung pada jumlah ekspor, termasuk industri otomotifnya. Sehingga langkah politisi Jepang untuk mengubah semua mobil menjadi EV adalah tidak tepat. Ada banyak orang yang terlibat dalam produksi kendaraan dengan pembakaran internal yang diekspor setiap tahunnya. Jadi bagi saya, kita juga wajib memikirkan cara terbaik bagi kehidupan orang Jepang dan mewujudkan kendaraan dengan nol emisi,” kata Akio Toyoda, CEO Toyota & CEO JAMA.
Baca Juga: Ken Block Tinggalkan Ford untuk Audi, Gymkhana akan Pakai Mobil Listrik
Dikutip dari Auto News, Jepang memproduksi sekitar 10 juta unit kendaraan per tahun dan 50 persen di antaranya diekspor ke negara lain. Dari total tersebut, terdapat 8 juta unit kendaraan dengan mesin pembakaran internal termasuk Hybrid dan PHEV. Sementara pemerintah Jepang terlalu ambisius untuk mewujudkan kendaraan listrik murni dan menghentikan kendaraan pembakaran internal termasuk hybrid dan PHEV.
Dengan rencana pemerintah tersebut, Toyoda memperkirakan Jepang akan kehilangan 8 juta unit kendaraan tiap tahunnya dengan diikuti hilangnya 5,5 juta pekerja di sektor terkait. Jadi pernyataan mengenai mesin pembakaran internal perlu dikurangi sangatlah tidak tepat, karena di dalamnya juga terdapat kendaraan elektrifikasi.
Pada kesempatan yang sama Akio Toyoda juga menyampaikan bahwa kendaraan hibrida bisa menjadi jembatan untuk menuju elektrifikasi. Pengembangan kendaraan listrik murni juga harus diikuti oleh pembangunan infrastruktur pendukung salah satunya stasiun pengisian daya. Sementara pada kendaraan hybrid, tenaga masih dapat disuplai oleh mesin konvensional dan mengurangi karbon dioksida.
“Dalam mencapai netralitas karbon, musuhnya adalah karbon dioksida, bukan pembakaran internal. Untuk mengurangi emisi karbon dioksida, diperlukan inisiatif praktis dan berkelanjutan yang sejalan dengan situasi yang berbeda di berbagai negara dan kawasan,” tutup Toyoda.
ALVANDO NOYA / WH
Baca Juga: Daihatsu Indonesia Ajak Komunitas Jajal Fitur Baru Daihatsu Terios
Sumber: Carscoops
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Toyota Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature