Wuling Motors Indonesia: Kami Studi Mobil Listrik untuk Indonesia

Wuling Motors Indonesia: Kami Studi Mobil Listrik untuk Indonesia
JAKARTA, Carvaganza.com – Wuling Motor Indonesia baru menjajaki 1.000 hari berada di Indonesia. Tapi bukan berarti mereka tak memikirkan wacana yang bertembang di Tanah Air. Salah satunya adalah era elektrifikasi. Wuling mengabarkan juga memiliki pertimbangan untuk mendatangkan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL). Meski hal itu tergantung pada banyak hal.

“Mobil listrik itu sebenarnya sesuatu yang sangat menarik,” kata Product Planning Wuling Motors, Danang Wiratmoko dalam sesi bincang-bincang virtual dengan Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Rabu (22/4/202) malam. “Kalau target (mendatangkan mobil listrik) sih ada, jadi karena perkembangan EV sebenarnya kan sekarang ini masih government driven ya, jadi masih didorong oleh pemerintah,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa jika pemerintah merasa perlu mengembangkan mobil listrik, maka pabrikan pun mengikuti dengan melakukan berbagai studi. Wuling termasuk di dalamnya.

Danang tak sekedar bicara. Bukti nyata dari studi Wuling adalah membawa unit KBL di pameran. Contoh pada gelaran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019, mereka membawa Wuling E200. Modelnya sangat cocok untuk komutasi kota lantaran berdimensi mungil sekaligus didukung potensi menempuh jarak cukup jauh. Dengan menggendong baterai 24 kWh, si mungil ini diklaim sanggup menempuh jarak 250 km.

"Jadi wuling memang sudah beberapa kali memperkenalkan mobil listrik di beberapa pameran. Itu juga merupakan salah satu tanda bahwa kita mengkaji potensi pengembangan mobil listrik di Indonesia. ini masih on going, jadi bisa saya katakan hingga saat ini pun studi tentang mobil listrik itu masih berjalan,” kata Danang.

Baca Juga: Wuling Tengah Siapkan Mobil Listrik E5C Mungil Berkonfigurasi Dua Kursi


Kesiapan Pemerintah


Menurutnya pemerintah sudah melaksanakan bagian tugas melalui Perpres No.55 tahun 2019. Di sana sudah diatur bermacam insentif baik itu fiskal maupun non fiskal bagi pelaku industri kendaraan bermotor listrik ini. Ambil contoh insentif bea masuk importasi KBL dalam bentuk CKD (Completely Knock Down) atau IKD (Incompletely Knock Down). Ada pula insentif dalam hal pajak dan sebagainya.

“Jadi, kalau bisa saya bilang, pemerintah sendiri sudah melakukan PR-nya mereka. Tinggal nanti implementasinya kapan. Sebisa mungkin kita sebagai OEM sudah siap, studinya sudah selesai ketika keputusan itu sudah diketok palu,” pungkas Danang.

Wuling E100

Entah kapan Wuling benar-benar memasarkan EV, apalagi kita sedang diterpa kondisi seperti saat ini. Tapi yang pasti studi terkait KBL belum usai bagi Wuling lantaran kasusnya berbeda dengan perencanaan produk konvensional. Menurut Danang masih banyak aspek perlu diuji, tidak dapat secepat mendatangkan produk anyar konvensional.

Banyak persiapan harus dimatangkan, baik dari sisi pemegang merek berikut pihak-pihak terkait. “Selain ATPM yang harus menyiapkan produknya, dia juga harus menyiapkan warranty, terus harus ada studi tentang bagaimana cara merawat mobil listrik, bagaimana kebiasaaan masyarakat nantinya saat beralih ke mobil listrik. Selain itu, di sisi pemerintah, infrastruktur untuk pendukungnya itu juga harus ada duluan, harus existing duluan. Kalau menurut saya kita bisa beli mobilnya tapi kalau tidak bisa nge-charge, belum ter-utilisasi dengan baik,” tutupnya.

Baca juga: Wuling Motors Indonesia Terus Lakukan Studi Terkait Pengembangan EV

AHMAD KARIM | RAJU FEBRIAN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature