TEST DRIVE: Toyota Corolla Altis, Sedan yang Semakin Dewasa

TEST DRIVE: Toyota Corolla Altis, Sedan yang Semakin Dewasa
JAKARTA, Carvaganza.com - Ceritanya beberapa waktu lalu, kami menguji dua mobil Toyota sekaligus, GR Supra dan Corolla Altis. Kalau disuruh memilih, jawabnya sudah pasti saya akan pilih GR Supra. Tapi saya malah ditugasi menulis Corolla Altis saja. Mau bagaimana lagi, ya sudah saya terima. Tapi memang rencana Tuhan selalu yang terbaik.

Bukannya bermaksud untuk ‘lebay’. Tapi begitulah yang saya rasakan. Begini, dibanding GR Supra memang Corolla Altis tidak ada apa-apanya. Harganya bagai langit dan bumi. Belum lagi, GR Supra dibuat dengan campur tangan BMW. Lantas mengapa saya bersyukur pada takdir yang memaksa saya mengendarai Corolla Altis selama seminggu?

Eksterior

Sejak hadirnya platform baru Toyota New Global Architecture (TNGA), desain mobil-mobil Toyota seketika jadi keren. Lihat saja generasi terbaru C-HR, Prius, Camry, RAV4, Highlander hingga Crown. Begitupun Corolla Altis ini yang lebih sedap dipandang, jauh berbeda dari dirinya yang dulu.

Oke, masalah desain memang subyektif. Tapi saya punya alasan yang kuat. Proses pengambilan gambar GR Supra dan Corolla Altis hampir selalu berbarengan waktunya. Percaya atau tidak, GR Supra bahkan kami pakai jadi camera car saat shooting video Corolla Altis. Sering jalan bareng dan parkir bersebelahan, Corolla Altis dan GR Supra jelas jadi perhatian.



Ya, maksudnya GR Supra yang jadi pusat perhatian. Tapi lantaran desain Corolla Altis juga punya daya magis, tak sedikit pula yang kemudian melirik sedan bernuansa bisnis ini. Unsur sport yang kental di wajah Corolla Altis membuatnya pantas parkir sejajar dengan GR Supra.

Lihat desain modern lampu utama Bi-beam LED proyektor lengkap dengan lampu berkendara siang hari. Grille Toyota baru, tipis tanpa lubang udara. Ventilasinya pindah ke bagian bumper. Di bagian samping, ada velg desain baling-baling berukuran 17-inci. Siluet garis bahu yang menanjak terus menyambung hingga ke bagian spoiler belakang. Di bagian belakang, desain lampu kombinasi LED sudah 3 Dimensi. Ada Pula ornamen chrome yang menghubungkan kedua lampu belakang itu supaya terlihat lebih prestisius.

Hebat, ya! Secara keseluruhan, tak banyak ornamen berlebih. Jadi saat melancong sendirian, aura kedewasaan sedan ini keluar. Sangat dewasa bukan? Berbeda sekali dengan kompetitornya, Honda Civic Turbo yang disebut untuk mereka yang lebih berjiwa muda. Jadi buat Anda yang ingin terlihat mapan tapi tak suka tampil mencolok, Corolla Altis pilihannya.



Interior

Begitupun interiornya. Struktur TNGA tak hanya bikin desain eksterior terlihat menawan saja. Berpengaruh pada bagian dalam, posisi berkendara jadi lebih rendah, bidang pandang lebih luas dan suasana kabin tambah lapang. Ditambah lagi material pembungkus interiornya cukup nyaman, khas sedan kelas bisnis.

Unit yang kami uji ini tipe V atau varian bensin tertinggi. Ia dibekali sistem multimedia layar sentuh yang dapat terkoneksi dengan smartphone secara mirroring. Pengaturan AC digital pun sudah dua zona dan otomatis. Area konsol tengah sangat minimalis. Hanya ada tuas persneling dan dua buah tombol. Rem parkir pakai tuas elektrik dengan mode Auto Hold.



Setelah mengatur posisi berkendara lewat pengaturan elektris, hidupkan mesin cukup tekan tombol Start-Stop. Mesin dan speedometer digital menyala. Lalu, angka kecepatan berkendara tampil di kaca depan, diproyeksikan oleh Head-Up Display. Sudah, tak banyak lagi instrumen lain yang bisa dioperasikan di bagian depan. Seperti kebanyakan mobil Toyota lainnya, tak ada sunroof di atap.

Tengok dulu ke kursi baris kedua. Ruang kaki dan kepala sepertinya sangat memadai. Sandaran punggungnya juga tak terlihat terlalu tegak. Ada sandaran tangan yang juga dilengkapi dengan fungsi sebagai cup holder. Sebelum injak gas, saya iseng melongok ke dalam kabin Toyota GR Supra yang tepat berada di sebelah saya. Betapa senangnya saya. “Sempit ya, Yu?” canda saya sambil berlalu meninggalkan Wahyu Hariantono, rekan saya yang menguji GR Supra.

Performa

Di balik kap mesinnya terbenam mesin bensin 1,8-liter bertenaga 140 PS (138 hp) pada 6.400 rpm dengan torsi puncak 171,6 Nm pada 4.000 rpm. Di atas kertas, figur performanya jauh dari kompetitor, Honda Civic Turbo yang pakai mesin lebih kecil, 1,5-liter. Terus terang nih, ekspektasi saya tak terlalu tinggi. Apalagi mesinnya ini dipadukan transmisi otomatis CVT.

Tapi setelah mode sport diaktifkan dan pedal gas dibejek agak dalam. Siapa yang sangka performanya asyik juga. Apalagi tuas transmisi digeser ke manual. Sebagai penggemar sedan, saya jadi keasyikan. Pasalnya, putaran mesin ditahan di rentang 4.000 sampai 6.000 rpm. Disinilah performa terbaik berada. Respons pedal gas terasa instan meski mobil sedang melaju kencang. Sama sekali tak terbayang, kalau mobil ini pakai transmisi otomatis CVT. Perpindahan gigi manual tetap berlangsung cepat. Ada paddle-shift pula yang mempercepat proses oper gigi dari lingkar kemudi.

Ya, memang kalau soal akselerasi di putaran bawah, progres kecepatan berlangsung moderat, tidak sampai menjambak rambut ke belakang. Tapi secara umum performanya tidak mengecewakan.



Pengendaraan & Pengendalian

Bagaimana stabilitas berkendara dan pengendalian? Nah ini dia, kalau Anda sudah pernah naik Toyota Camry terbaru, kurang lebih seperti itu. Membedakannya dari setelan suspensi yang sedikit lebih sporty alias tak senyaman Camry. Bertujuan meningkatkan stabilitas berkendara. Buktinya saat dipacu di jalan tol layang yang banyak sambungan, arah mobil tetap teratur karena grip ke aspal yang begitu mencengkeram. Dimensi yang lebih ringkas juga membuat pengendaraan jadi terasa lebih intuitif.

Memang sih, kalau boleh jujur, mobil ini lebih menyenangkan dikemudikan dengan santai. Karena suasana kabin dan posisi berkendara yang rileks. Road noise mampu diredam cukup baik dan bantingan suspensi masih cukup nyaman tanpa mengurangi stabilitas berkendara. Mungkin sedikit banyak dibantu penggunaan suspensi double wishbone di belakang. Apalagi ada fitur bantuan berkendara cruise control yang semakin menambah santai suasana mengemudi.



Kesimpulan

Itulah yang membuat saya mensyukuri takdir yang memaksa saya mengendarai Corolla Altis selama seminggu. Ya, saya beruntung dapat menikmati sedan elegan tanpa perlu jadi pusat perhatian. Ketenangan dan kenyamanan kabin membuat saya rileks di setiap perjalanan. Performanya pun cukup memadai saat dibutuhkan. Tanpa perlu turbo dan desain bergaya terlalu sporty, Corolla Altis yang berpenampilan dan berkepribadian dewasa sudah mampu mewakili kebutuhan saya selama pengujian.

Lantas bagaimana dengan harga? Toyota Corolla Altis tipe V dijual seharga Rp 501,5 juta. Masih jauh lebih murah dari Honda Civic Turbo sedan yang dijual Rp 533 juta. Kemudian soal konsumsi bahan bakarnya juga terbilang wajar. Selama pengujian di dalam kota, catatan terbaik yang saya bisa capai 12,5 kpl. Kalau di tol ke luar kota, bisa lebih baik lagi tentunya. Kalau mau yang lebih irit lagi, ada varian hybrid yang sanggup tembus 21,2 kpl.

Untuk fitur keselamatannya sendiri juga sudah cukup lengkap. Sensor parkir 6 titik di sekeliling mobil, rem ABS, EBD+BA, Vehicle Stability Control, Hill Start Assist hingga tak tanggung-tanggung 7 airbags di sekeliling kabin.

Bahkan versi hybridnya punya fitur Toyota Active Safety Sense. Misalnya, Radar Cruise Control, Rear Cross Traffic Alert, Lane Departure Alert, Automatic High-beam sampai Pre-Collision System. Sayangnya semua itu harus ditebus dengan harga Rp 579,6 juta.

RIZKI SATRIA | WAHYU HARIANTONO

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature