Nyeleneh, Mazda Kembangkan dan Patenkan Mesin Dua Tak Supercharger

mesin 2 tak Mazda

JAKARTA, Carvaganza – Ini sebuah momen yang menarik. Di saat dunia otomotif sudah meninggalkan mesin 2 tak, justru ada pabrikan mobil yang ingin mengembangkan lebih dalam lagi. Padahal popularitas mesin 2 tak selama lebih dari 50 tahun ini semakin meredup.

Adalah Mazda yang masih melihat teknologi mesin 2 tak (2 stroke) masih punya nilai. Bahkan sudah mempatenkan desain mesin dua tak supercharge yang baru.

Apakah itu mesin betul-betul baru atau memang ada pengembangan mesin yang sudah ada? Desain mesin diambil dari teknologi Skyactiv X milik Mazda. Bahkan pabrikan Hiroshima itu mengklaim mesin 2 tak hasil pengembangannya sangat efisien bahan bakar. Memang belum ada informasi yang mendalam bagaimana mesin itu bekerja sehingga bisa efisien bahan bakar, padahal mesin dua tak adalah mesin yang lebih boros dibandingkan 4 stroke dan tidak ramah lingkungan.

Mesin 4 tak yang dipakai oleh Mazda saat ini menggunakan sistem pengapian kompresi canggih yang percikan apinya diatur sedemikian rupa agar mesin menyala dengan campuran bakar bakar-udara yang lebih sedikit untuk meningkatkan efisien konsumsi BBM. Di lain sisi masih tetap mempertahankan pengapian konvensional 2 tak untuk kerja beban yang lebih tinggi dan lebih bertenaga di mana pengapian kompresi menjadi lebih stabil. Desain mesin 2 tak Mazda juga mengaplikasi sistem yang sama dengan tetap mempertahankan sistem bakar-kompresi untuk mengejar efisiensi BBM.

Kantor pusat Mazda

Mesin dua tak Mazda tersebut dilengkapi dengan supercharger Root yang digerakkan dari crankshaft yang membantu proses pembuangan. Yakni proses di mana campuran antara udara dan bahan bakar dibuang dan campuran udara – bahan bakar yang baru masuk ke dalam mesin. Karena desain mesin 2 tak Mazda punya katup buang dan katup intake yang terbuka sebagian secara bersamaan, proses itu membantu memaksa supercharger memasukkan udara ke dalam mesin.

Mesin tersebut juga menggunakan variable valve timing untuk mengatur rasio kompresi agar efektif sehingga mesin tidak ngelitik karena katup intake membuka lebih lama. Biasanya, udara yang masuk akan balik lagi ke katup intake, namun berkat supercharger Root hal itu bisa dihindari. Kalau dilihat lebih seksama, cara kerjanya itu mirip dengan mesin Mazda K6-ZEM Miller tahun 1990-an.

Motif Mazda

Mungkin dibenak kita muncul pertanyaan, buat apa Fuchu susah-susah mengembangkan mesin 2 tak plus supercharger Root? Salah satu alasannya adalah Mazda ingin mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) tetap ada dalam kondisi dunia otomotif yang semakin ketat. Pasalnya, mesin modern dituntut efisien konsumsi BBM, rendah emisi dan lebih hemat. Nah kalau tujuannya itu, belum bisa dibuktikan secara pasti apakah mesin yang sedang Mazda kembangkan itu betul-betul efisien, hemat BBM dan lebih ramah lingkungan.

Dan lagi, mesin 2 tak itu identik dengan sepeda motor, padahal pasar Mazda bukan di situ sehingga menjadi pertaruhan resiko yang cukup besar. Sebetulnya mesin hybrid range extender yang dikembangkan pabrikan bisa menjadi pilihan dan Mazda memang sudah mengaplikasikannya di MX-30. Tapi entah kenapa, Mazda justru mengembangkan pula mesin 2 tak plus supercharger.

Mesin 2 tak Mazda

Sejumlah kalangan menilai teknologi ini bakal menjadi gebrakan terakhir Mazda di mesin ICE yang mungkin saja bakal menggantikan desain mesin 4 tak yang dipakai oleh mobil-mobil mainstreamnya. Apa betul akan seperti itu? Pasalnya, jika beralih dari mesin 4 tak ke 2 tak, Mazda bakal menjadi bulan-bulanan publik.

Atau mungkin saja, paten yang sudah diajukan itu adalah hanya usaha Mazda untuk mendapatkan hak pemilikan intelektual atas serangkaian riset yang sudah mereka lakukan dan bukan untuk diterapkan di mobil massal.

Mazda cukup dikenal sebagai pabrikan out of the box dan kreatif. Mereka menyadari, mereka bukan pabrikan raksasa seperti Toyota dan Nissan, makanya harus mencari alternatif lain yang tidak kalah menarik dan hebat. Masih ingat kan bagaimana Mazda bersusah payah mengembangkan mesin dan teknologi Skyactiv pada saat pabrikan lain sibuk mengembangkan mobil elektrifikasi baik hybrid maupun plug-in hybrid? Terbukti Mazda sukses menghasilkan mesin yang efektif, efisien bahan bakar dengan level emisi yang rendah lewat Skyactiv. (EKA ZULKARNAIN)

Sumber: thedrive dan ragam sumber

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Mazda Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Review
  • Artikel Feature