INTERVIEW: Valentino Balboni, Mantan Chief Test Driver Lamborghini

INTERVIEW: Valentino Balboni, Mantan Chief Test Driver Lamborghini

JAKARTA, 25 SEPTEMBER 2019 – Valentino Baloni. Nama ini bagi orang kebanyakan mungkin asing dan jarang didengar. Tapi bagi para pecinta supercar dan car enthusiast, Valentino Balboni sangat familiar. Ia bak selebriti dunia otomotif. Valentino Balboni adalah test driver legendaris yang terlibat dalam pengembangan Lamborghini Miura dan Countach. Selama 40 tahun berkarier di Lamborghini, Valentino Balboni telah menguji sekitar 80 persen mobil yang diproduksi oleh pabrikan itu sejak tahun 1973, tahun di mana ia resmi menjadi test driver Lamborghini sampai pensiun tahun 2008. Kisah tentang bergabungnya Valentino Balboni dengan Lamborghini cukup unik. Pria kelahiran desa kecil Casumaro, Italia, sekitar 50 km sebelah utara Bologna, 13 Mei 1949 itu pada suatu hari diajak oleh pendeta yang ingin mengunjungi orang tuanya. Valentino dan seorang temannya ikut sang pendeta naik Fiat 500. “Jarak Casumaro dengan Sant’Agata Bolognese, kantor pusat Automobili Lamborghini, paling cuma 20 menit berkendara,” ujar pria yang masih terlihat gagah di usianya ke-70 itu kepada Carvaganza dalam wawancara eksklusif di Jakarta, Senin (23/9/2019) kemarin. Waktu di tengah jalan, Valentino melihat barisan mobil bagus dan Ia meminta pendeta menepi berhenti. Momen tersebut menjadi momen pertemuan pertamanya dengan Lamborghini Miura, sportscar yang menjadi pelopor mesin tengah dan salah satu sportscar Italia yang paling indah sepanjang sejarah. Dan mobil ini dipilih sebagai mobil Lamborghini favorit sepanjang hidupnya.

Waktu ia masuk ke sebuah parkiran, Ia melihat ada karyawan pabrik Lamborghini keluar gedung dan hendak mendorong salah satu Miura. Valentino muda ikut bantu mendorong. Selesai mendorong, ada seorang sekuriti keluar gedung pabrik dan memintanya mengisi formulir perekrutan karyawan. Itulah menjadi awal penyebab Valentino Balboni bergabung dengan Lamborghini. Kehadiran Valentino Balboni di Jakarta adalah menjadi tamu kehormatan untuk menjadi satu dari dua juri Indonesia Concours d’Elegance pertama yang berlangsung di Four Seasons Hotel Jakarta pada 21 – 22 September. Dan sehari setelah penyelenggaraan Indonesia Concours d’Elegance pada Senin (23/9), Carvaganza mendapatkan kesempatan eksklusif  one on one interview dengan Valentino Balboni di Four Seasons Hotel, Jakarta, tempat Concours dilaksanakan. Ternyata ia juga memiliki kedekatan khusus dengan Stanley Atmadja, Ketua Umum Indonesia Classic Car Owners Club (ICCOC) yang juga penyelenggara Concours d’Elegance di Jakarta. Ia bersama sejumlah alumni pabrikan Lamborghini merestorasi Lamborghini Espada milik Stanley dari kondisi yang sudah memprihatinkan. Berikut wawancaranya: Saya ingin tahu jadi betul itu Ferrucio Lamborghini marah waktu Anda diinterview dan banting pintu? Ya betul. Waktu itu saya sedang duduk di sebuah ruangan, diinterview oleh general manager. Saya sedang ditanya-tanya kamu bisa kerja apa, mau kerja apa dan lain-lain, lantas masuk seorang pria sambil merokok, mukanya sedikit masam lalu ngomong dengan dengan suara berteriak, “Jangan banyak ngomong. Kita tidak butuh banyak ngomong, kita butuh orang yang mau kerja. Ia lantas masuk ruangan sambil membanting pintu.” Orang yang menginterview saya lalu ngomong, ‘kamu baru saja ketemu Ferruccio Lamborghini.’ Dua jam kemudian menjadi hari pertama saya bekerja di Lamborghini. Momen yang sangat mengesankan bisa bertemu dengannya dan bertemu dalam keadaan saya tidak tahu dia adalah orang besar, Ferruccio Lamborghini. Itu tanggal 1 April 1968. Setelah bertahun-tahun bekerja dengan Ferruccio Lamborghini, Ia orangnya seperti apa? Ia memiliki karakter yang istimewa. Ia seorang petani yang tak memiliki kultur. Orangnya terbuka, blak-blakan. Tapi ia orang yang penuh semangat dan memiliki motivasi tinggi untuk maju. Ia orang yang sama sekali tidak pernah takut melakukan hal yang berbeda. Ia adalah produk dari sosialisme Italia. Jadi tidak heran kalau ia berkata, “Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda dari orang lain dan sesuatu yang istimewa.” Makanya Ia berani melangkah membuka perusahaan mobil karena Ia senang pada tantangan. Menurut Ferruccio, pada era itu tidak ada pabrikan mobil yang membuat mobil sport eksotis yang bagus. Makanya Ia berani membuat perusahaan mobil dan tak takut bersaing dengan pabrikan yang sudah ada. Ia membangun sebuah sejarah yang terentang sampai sekarang, yakni Lamborghini. Sewaktu Anda pensiun, pabrikan merilis mobil limited edition yang hanya diproduksi 250 unit yang namanya diambil dari nama Anda, Lamborghini Gallardo LP550-2 Valentino Balboni. Anda tahu itu sebelumnya? Hadiah yang luar biasa istimewa dan tak disangka-sangka sama sekali sebelumnya. Hadiah yang sangat istimewa dari Lamborghini kepada saya. Kendaraan tersebut bukan hanya commercial idea, namun juga menghubungkan akar orisinal Lamborghini dari tahun 1968 sampai mobil-mobil modern Lamborghini sekarang ini. Jadi Lamborghini tidak ingin menghilangkan dan melupakan akar dari mana ia tumbuh. Dari sudut pandang teknik, Gallardo Valentino Balboni merupakan ide revolusioner karena salah satu faktor yang membuat Lamborghini terkenal adalah penggerak empat rodanya. Setelah 18 tahun memproduksi mobil-mobil 4WD, Lambo memutuskan untuk kembali ke mobil 2WD karena ada kaitannya dengan  awal berdirinya Lamborghini. Saya pada awalnya agak mengkhawatirkan kalau Lamborghini kembali ke sistem penggerak 2WD bisa merusak imagenya, namun pelan-pelan mobil yang dikembangkan memiliki setingan suspensi dan mesin yang pas. Begitu juga alat-alat bantu elektronik, meski dilengkapi alat bantu canggih tetap mempertahankan kesenangan berkendara dari sebuah mobil Lamborghini. Apakah Anda diberi satu unit mobil itu? Ya, saya ada satu tapi itu punya perusahaan dan saya bisa kemudikan jika memang dibutuhkan di sejumlah event, termasuk event-event otomotif. Mobil tersebut disimpan di perusahaan dan dirawat oleh perusahaan. Bagaimana dengan Lamborghini jika memakai mesin hybrid, dan sekarang juga sudah memiliki SUV yang dipasarkan massal? Lamborghini harus mengikuti permintaan pasar dan kebutuhan pasar. Lamborghini pernah memproduksi SUV LM pada tahun 80-an. SUV pada saat ini sedang menjadi semacam kebutuhan dan juga gaya hidup sehingga lahirlah Urus yang dari sudut pandang teknologi luar biasa. Menyinggung soal hybrid, teknologi modern itu sangat bagus dan menarik, kualitas mobil juga menjadi semakin bagus dan canggih, sempurna, meskipun dari sudut pandang mekanikal tidak ada yang sempurna. Namun sangat baik. Lamborghini sendiri akan mempertahankan mesin 12 silinder selama mungkin, namun Lamborghini juga mengikuti perkembangan jaman. Saya mendukung hybrid selama kesenangan berkendara yang didapat dari mesin bakar konvensional tetap ada dan tak mencemari lingkungan, jadi kehadiran mesin listrik ini memberikan efek positif, namun mesin 12 silinder juga harus dipertahankan. Generasi saya termasuk generasi yang beruntung karena bisa melewati era dari teknologi mesin konvensional sampai mesin hybrid dengan segala alat bantu berkendara. Sekarang kegiatan Anda apa? Saya bersama kawan-kawan alumni Lamborghini punya workshop untuk merestorasi mobil-mobil vintage, terutama mobil Lamborghini. Kami banyak sekali mengerjakan mobil klasik, salah satunya adalah Lamborghini Espada milik Pak Stanley. Apakah ini kunjungan Anda pertama kali ke Indonesia? Tidak, ini keempat kalinya. Sebelumnya saya ke Indonesia berkat Pak Stanley karena saya ke sini berurusan dengan restorasi mobilnya, Lamborghini Espada 1974. Saya ke sini untuk melihat mobil itu dan kami membawanya ke Italia untuk direstorasi di tempat saya. Pekerjaan yang cukup berat dan menantang, namun kami merasa puas karena berhasil ‘menghidupkannya’ lagi. Kami merestorasi secara total mobil itu di Italia dan sekarang mobil betul-betul perfect, seperti mobil baru seperti ketika kami membuatnya baru pada tahun 1971 – 1973. Dapat mobilnya dari mana? Dari luar apa dari Indonesia sendiri? Tanya Pak Stanley. “Mobilnya saya dapatkan dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah,” timpal Stanley. Lamborghini adalah salah satu mobil keren yang pernah diproduksi Lamborghini dan merupakan salah satu mobil empat penumpang terbaik yang pernah ada di dunia. Ini mobil sport dengan mesin 12 silinder berkapasitas 4 penumpang. Mobil yang sangat istimewa dan unik. Adalah sebuah keistimewaan bagi saya bisa menghidupkan kembali mobil ini.

Berapa lama Anda merestorasi Lamborghini Espada milik Pak Stanley? Waktunya cukup lama, dua tahun. Pengerjaannya lama dan harus betul-betul akurat. Dalam merestorasi mobil, kita tidak akan tahu berapa waktu yang dibutuhkan untuk merestorasi, tapi minimum satu tahun, tergantung pada kondisi dan keakuratan pengerjaannya. Kami harus memperhatikan detailnya. Kami sangat beruntung karena tim kami terdiri dari orang-orang yang sama yang dulunya sama-sama membuat mobil tersebut di production line pabrik Lamborghini. Jadi kami mengerjakan mobil yang 50 tahun lalu kami buat di production line. Ini mobil yang dulu kami produksi dan mobil itu salah satunya ada di Indonesia, sekarang kami restorasi. Waktu Anda mengerjakan mobil ini, tingkat keparahannya sampai berapa persen? Pertanyaan ini dijawab oleh Stanley Atmadja, yang duduk di samping Valentino. “Pada waktu saya mendapatkan mobil itu, mesinnya tak bisa menyala, catnya juga berantakan malah warnanya salah dan kualitasnya jelek. Interiornya berantakan, dashboardnya sudah tidak berfungsi, under carriage, suspensi, shock dan lain-lain sudah parah kondisinya. Setirnya sudah tidak akurat, girboknya dan lain-lain.” “Mobil ini pada dasarnya lengkap, tapi kondisinya jelek. Mobilnya tak bisa menyala, jalan apalagi.” Sekarang mobilnya sudah bisa menyala lagi dan jalan lagi? Sekarang mobilnya seperti baru lagi. Semuanya berfungsi dengan baik. Mesinnya baru? Tidak, kami merestorasi mesin lama. Karena komponen mesinya masih utuh dan kami memiliki knowledge mesin tersebut. Anda tahu bagaimana perasaan ketika mobil tersebut bisa hidup lagi setelah dua tahun proses pengerjaan restorasi. Salah satu momen yang paling indah dalam hidup saya pada saat mobil tersebut bisa berfungsi lagi seperti waktu barunya.

Apa pendapat Anda tentang Concours d’Elegance di Jakarta ini, kan Anda juga jadi juri ya kan? Saya betul-betul kagum, banyak juga classic car enthusiast di sini. Saya tidak menduga sebelumnya. Mereka punya antusiasme dan passion yang tinggi terhadap mobil, terutama mobil-mobil klasik eksotis seperti yang ada di Concours kemarin. Kelebihan yang dimiliki dari Concours d’Elegance Jakarta adalah nilai eksklusifitasnya karena jumlahnya sangat terbatas sehingga Anda bisa sharing pengalaman dengan para enthusiast lainnya. Sharing passion dan antusiasme sehingga saya lebih mudah di dalam mengembangkan experiences di sini. Saya berharap experiences yang dirasakan pada Jakarta Concours d’Elegance ini tetap hidup dan tetap menyala. Saya tidak menyangka kualitas mobil-mobil yang dipamerkan bagus sekali dan passion serta inspirasi para pemilik mobil juga membuat saya terkesan. Bukan hanya dari pemilik, antusiasme dari pengunjung juga luar biasa. Banyak sekali yang bertanya-tanya kepada saya. Mereka juga terlihat enjoy menikmati mobil-mobil klasik, penuh senyum dan berfoto-foto di depan mobil sampai banyak juga yang melihat detail demi detailnya. Luar biasa. Saya tahu Anda juri dan sudah ada juaranya, tapi mobil apa yang menjadi favorit Anda di sini? Sangat sulit bagi saya untuk memilih yang paling favorit karena semuanya memiliki kualitas yang baik dan hasil kemarin itu cukup mewakili pilihan para juri. Sebelum mengambil keputusan, kami antar juri melakukan diskusi panjang dan mendalam, pasalnya semua mobil bagus. Namun di Concours d’Elegance kan hanya ada pemenang 1, 2 dan 3. Jadi kami sudah memilih. Apa yang paling berkesan bagi Anda dari Indonesia Concours d’Elegance ini? Saya terkesan pada dedikasi para pemilik mobil kepada mobil-mobilnya. Bagi mereka, mobil-mobil tersebut bukan sekadar kendaraan, tapi sudah seperti bagian dari hidup mereka. Mereka menjaga mobil tersebut agar tetap dalam kondisi yang bagus. Contohnya mereka membuka dan menutup pintu dengan memakai sarung tangan. Ada juga yang kalau masuk ke dalam mobilnya, melepas dulu sepatunya. Betapa passionate dan berdedikasinya mereka kepada mobilnya, itu betul-betul menyentuh saya. Saya sebagai pembuat mobil , saya mencintai pekerjaan dan karya-karya saya namun saya tak menyangka para pemilik memperlakukan mobilnya seperti kami mencintai karya dan pekerjaan kami. EKA ZULKARNAIN  

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature