Hadapi Pajak Impor Naik, Hyundai Siapkan Strategi Khusus
JAKARTA, 8 September 2018 – Kebijakan pemerintah Indonesia untuk membatasi impor mobil mewah CBU diakui PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) akan membawa pengaruh pada penjualan. Salah satu yang dipastikan akan terjadi adalah penyesuaian harga produk yang dipasarkan saat ini.
Menghadapi kenaikan pajak mobil impor, pihak Hyundai mengatakan akan mencari jalan terbaik untuk mendukung kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal tersebut diakui langsung oleh Hendrik Wiradjaja, Deputy Marketing Director PT HMI.
Diterapkannya kebijakan baru oleh pemerintah salah satunya dipicu oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang belakangan ini semakin melemah.
“Kami akan memperhatikan pergerakan USD terhadap Rupiah, tentunya apabila diperlukan kami akan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap harga Hyundai di Indonesia. Tentu kami berharap situasi ini tidak berlama-lama,” jawab Hendrik saat dihubungi Carvaganza, Jumat (7/8/2018).
“Dan untuk pengaruhnya, tentu ada, namun kita berusaha untuk mencari jalan tengah terbaik untuk mengatasinya.”
Pemerintah mulai pekan depan akan menerapkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang pembatasan impor mobil mewah melalui peningkatan pajak, yaitu bea masuk dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22, sebagai bagian dari pengetatan 1.147 komoditas impor.
Kebijakan tersebut muncul untuk mengurangi defisit negara perdagangan, yang efeknya membuat nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah. Hendrik lalu mengiyakan bahwa kondisi ini akan berpengaruh buruk pada seluruh sektor otomotif.
Agar tidak mengecewakan konsumen saat kebijakan baru ini diberlakukan, Hyundai akan menerapkan strategi dengan memberi pelayanan ekstra untuk mengimbangi kenaikan harga.
“Hal ini akan kami imbangi dengan memberikan nilai tambah (added value) misalnya berupa free jasa servis sampai dengan 100.000 kilometer untuk semua tipe, sehingga konsumen akan merasakan langsung kemudahan dan keringanan,” kata Hendrik.
WAHYU HARIANTONO
Menghadapi kenaikan pajak mobil impor, pihak Hyundai mengatakan akan mencari jalan terbaik untuk mendukung kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal tersebut diakui langsung oleh Hendrik Wiradjaja, Deputy Marketing Director PT HMI.
Diterapkannya kebijakan baru oleh pemerintah salah satunya dipicu oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang belakangan ini semakin melemah.
“Kami akan memperhatikan pergerakan USD terhadap Rupiah, tentunya apabila diperlukan kami akan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap harga Hyundai di Indonesia. Tentu kami berharap situasi ini tidak berlama-lama,” jawab Hendrik saat dihubungi Carvaganza, Jumat (7/8/2018).
“Dan untuk pengaruhnya, tentu ada, namun kita berusaha untuk mencari jalan tengah terbaik untuk mengatasinya.”
Pemerintah mulai pekan depan akan menerapkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang pembatasan impor mobil mewah melalui peningkatan pajak, yaitu bea masuk dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22, sebagai bagian dari pengetatan 1.147 komoditas impor.
Kebijakan tersebut muncul untuk mengurangi defisit negara perdagangan, yang efeknya membuat nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah. Hendrik lalu mengiyakan bahwa kondisi ini akan berpengaruh buruk pada seluruh sektor otomotif.
Agar tidak mengecewakan konsumen saat kebijakan baru ini diberlakukan, Hyundai akan menerapkan strategi dengan memberi pelayanan ekstra untuk mengimbangi kenaikan harga.
“Hal ini akan kami imbangi dengan memberikan nilai tambah (added value) misalnya berupa free jasa servis sampai dengan 100.000 kilometer untuk semua tipe, sehingga konsumen akan merasakan langsung kemudahan dan keringanan,” kata Hendrik.
WAHYU HARIANTONO
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Hyundai Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature