Editor’s Note: Geliat Mobil Cina Di Pasar Nasional

Booth BYD

JAKARTA, Carvaganza - Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 membukukan rekor baru dalam hal partisipan dari Cina. Untuk pertama kalinya di dalam sejarah otomotif nasional, jumlah brand mobil dari Cina yang mengikuti pameran mobil adalah yang tertinggi. Memecahkan rekor GIIAS tahun lalu.

KEY TAKEAWAYS

  • Apa saja brand mobil Cina yang menjadi peserta di GIIAS 2024?

    BAIC, Chery, MG, Wuling, Neta, BYD, Seres, DFSK, GAIC Aion, Great Wall Motors (GWM) dan Jetour.
  • Apa brand mobil asal Vietnam yang mendebut di GIIAS 2024?

    VinFast.
  • Berdasarkan list exhibitor yang dikeluarkan penyelenggara, total brand mobil Cina yang eksis di pameran terbesar ketiga di dunia itu berjumlah 11 merek. Yakni BAIC, Chery, MG, Wuling, Neta, BYD, Seres, DFSK, GAIC Aion, Great Wall Motors (GWM) dan Jetour. Bandingkan dengan 14 brand asal Jepang yang bermain di passenger car maupun komersial. Dari pihak non Jepang dan non Cina hadir debutan VinFast dari Vietnam, brand Korea Selatan seperti Hyundai dan Kia serta brand Eropa mulai dari Mercedes-Benz, Porsche, Audi sampai Citroen.

    Brand-brand Cina itu pada umumnya membawa mobil listrik untuk ditawarkan kepada konsumen. “Kami menawarkan masa depan,” ujar Luther T. Panjaitan, Head of Marketing BYD Indonesia kepada OTO Group. Merujuk pada semakin banyaknya brand asal Tiongkok yang masuk ke pasar nasional.

    GWM Tank 300

    Setiap booth brand Cina selama GIIAS kemarin dibanjiri pengunjung. Terutama di hall 1 - 3 di mana di situ ada BYD, Jetour, Aion, DFSK & Seres, GWM serta VinFast. Di Hall 5 – 10 juta tak kalah ramai. Di sini ada Chery, MG, Neta dan Wuling. Pengunjung datang silih berganti. Membuka pintu mobil, masuk dan mengamati eksterior dan interior kendaraan.

    Daya tarik pengunjung bukan hanya diwujudkan dengan melihat. Mereka membeli kendaraan Cina. BYD membukukan 2.920 SPK. Neta membukukan 297 SPK, Wuling 2.301 unit, MG sebanyak 1.518, GAC Aion 1.118 SPK, dan Chery 1.009 unit.

    Baca juga: Catatan GIIAS 2024: Elektrifikasi dan Brand Cina Semakin Mengkristal

    Enam atau tujuh tahun lalu tak ada yang  membayangkan brand-brand Cina akan mendapatkan ribuan SPK seperti sekarang. Konsumen sudah tidak lagi  melihat brand Cina dengan sebelah mata. Orang yang membeli mobil Cina sudah tidak lagi mempermasalahkan soal after sales dan nilai kendaraan itu lagi setelah mereka pakai dan mereka jual di kemudian hari. Mereka adalah konsumen yang memiliki uang dan ingin menikmati uang yang mereka peroleh dengan cara membeli kendaraan yang punya value. Bisa jadi itu mobil Cina yang mereka beli bukan mobil pertama, melainkan mobil kesekian di dalam keluarganya.

    Booth Wuling GIIAS 2024

    Mobil Cina sudah mulai mendapatkan tempat di hati konsumen dengan ragam nilai plus yang ditawarkan. Konsumen kebanyakan sudah melek. Ternyata dengan uang yang mereka punya, mereka bisa membeli mobil Cina dengan harga yang lebih terjangkau, memiliki value yang menarik, fitur yang lebih lengkap dan kualitas yang baik yang tidak kalah dengan merek lain.

    Penulis jadi ingat histori ketika brand Jepang masuk ke pasar Amerika Serikat. Dulu orang Amrik meledek produk Jepang dengan hinaan, ‘mobil kotak sabun’, ‘Jepang tak mungkin bisa membuat mobil sehebat dan senyaman mobil Amerika dan Eropa’ dan lain-lain. Sekarang lihat, bagaimana Jepang menjadi raja di Amerika untuk beberapa produk mobilnya. Jepang pun menobatkan diri sebagai penjual mobil terlaris di dunia. Mengalahkan produsen-produsen mapan dari Eropa dan Amerika dengan segala strateginya.

    Ingat juga ketika brand Korea Selatan –Hyundai dan Kia – masuk Indonesia awal tahun 2000 setelah keran regulasi dilonggarkan pemerintah. Orang Indonesia dulu masih takut dan ragu untuk membeli produk Korea. Mereka meragukan persoalan after sales, value, kualitas dan lain-lain. Tapi sekarang, pelanggan sudah membelinya dengan penuh percaya diri. Bahkan menjadikannya sebagai personal statement.

    Chery Omoda GIIAS 2024

     

    Jepang dan Korea telah sukses mengubah pikiran kolektif konsumen di Indonesia. Brand mobil dari kedua negara itu telah menjadi merek yang dipercaya. Mobil Cina sedang berjalan ke arah itu. Bukan tidak mungkin mobil Tirai Bambu nanti menggeser beberapa brand Matahari Terbit di pasar nasional. Terutama di segmen mobil listrik (BEV).

    Akankah mobil Cina berjalan mulus di sini? Tinggal seberapa besar mereka bisa memberikan kepercayaan, komitmen dan kepuasan kepada pelanggannya. Setelah itu waktulah yang akan menentukan. Untuk sampai ke puncak, tidak pernah ada jalan yang mulus. Dan yang pasti, selama 10 tahun terakhir kita sudah melihat bagaimana geliat mobil brand Cina di pasar nasional. (EKA ZULKARNAIN)

    Baca juga: Tanpa Rilis Model Baru, Penjualan Suzuki Sepanjang GIIAS 2024 Justru Naik

    Featured Articles

    Read All

    Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

    Mobil Pilihan

    • Upcoming

    Updates

    Artikel lainnya

    New cars

    Artikel lainnya

    Drives

    Artikel lainnya

    Review

    Artikel lainnya

    Video

    Artikel lainnya

    Hot Topics

    Artikel lainnya

    Interview

    Artikel lainnya

    Modification

    Artikel lainnya

    Features

    Artikel lainnya

    Community

    Artikel lainnya

    Gear Up

    Artikel lainnya

    Artikel Mobil dari Oto

    • Berita
    • Artikel Feature
    • Advisory Stories
    • Road Test

    Artikel Mobil dari Zigwheels

    • Motovaganza
    • Tips
    • Review
    • Artikel Feature