TEST DRIVE: Menikmati SmartSense dan Membuktikan Hyundai Stargazer Irit BBM (Bagian 2)

SURAKARTA, Carvaganza – Pada bagian sebelumnya kami menguji Hyundai Stargazer sebagai pemain baru di segmen mobil keluarga dengan banderol terjangkau, namun kaya keunggulan. Dalam rangkaian media test drive dari PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), kami diajak membawa Stargazer dari Surabaya ke Malang, lalu menuju Solo. Di bagian pertama kami ceritakan bagaimana performa dan kenyamanan, dan kali ini kami lanjutkan dengan eksplorasi keunggulan Stargazer lebih jauh.
Hyundai merancang Stargazer bukan hanya menjadi moda transportasi keluarga yang diklaim nyaman, tapi juga dibekali banyak fitur canggih. Sebut saja SmartSense untuk urusan keselamatan dan Bluelink untuk keamanan. Ini menjadikannya sebagai salah satu Low MPV (Multi Purpose Vehicle) dengan fitur terlengkap di kelasnya, jika bukan yang terlengkap.
Dari Malang, kami diarahkan kembali ke Surabaya, ibukota Jawa Timur, sebelum kemudian menuju Solo. Kurang lebih kondisi perjalanannya sama seperti saat berangkat di hari pertama, yang bisa Anda simak di bagian 1. Bahkan, sampai tiba di Solo, perjalanan kali ini didominasi dengan melewati ruas jalan tol Trans Jawa.
Cara paling sederhana untuk memanfaatkan Bluelink adalah untuk menyalakan mesin dan AC melalui aplikasi Bluelink di smartphone. Dari jarak jauh, kitab isa buat Stargazer lebih nyaman saat akan dipakai berkendara, khususnya untuk membuat kabin sejuk di cuaca panas. Selain itu bisa dimanfaatkan juga untuk melakukan SOS Call, sewaktu-waktu membutuhkan bantuan darurat di perjalanan.
Baca Juga: Siasati Harga BBM Naik, Hyundai Pertimbangkan Stargazer Versi Listrik
Oke, kembali ke perjalanan. Seperti dikatakan sebelumnya, Malang menuju Surabaya diwarnai jalur tol yang cenderung datar. Jadi performa tidak begitu dituntut dari MPV 7-seater yang punya opsi captain seat ini. Apalagi kami tidak menggeber mesinnya untuk melaju kencang, jadi kami nikmati lagi bagaimana nyamannya Stargazer. Kecepatan maksimal yang digunakan pada fase ini adalah 100 km/jam.
Menikmati cerahnya cuaca di Jawa Timur, sambil memakai Cruise Control untuk menghemat energi selama berkendara bersama Stargazer. Memang tidak dilengkapi fungsi adaptif, tapi setidaknya saat lalu lintas lancar Cruise Control ini sudah berkontribusi untuk membuat perjalanan lebih nyaman. Apalagi Sebagian dari perjalanan ini diselingi dengan Fuel Economy Challenge yang tentunya akan cukup menguras tenaga dan konsentrasi.
Sesampainya kembali di Surabaya untuk istirahat dan makan siang, tahap awal sesi adu irit sudah dimulai. Setiap unit Stargazer yang dipakai para peserta test drive diisi beberapa karung beras untuk menyamakan bobot masing-masing. Beban yang ditambah menyesuaikan kombinasi berat badan terberat dari salah satu mobil peserta, yang kemudian diterapkan ke peserta lainnya.
Bukan dari Surabaya, adu irit dimulai setelah mengisi ulang bahan bakar sampai penuh di Rest Area KM 626B, Kabupaten Madiun. Start sesi ini dimulai memasuki petang hari, agak heran juga kenapa memilih waktu ini, karena energi sudah terpakai setengah hari untuk menyetir. Walaupun sebenarnya jarak tempuh selama adu irit ini tidak terlalu jauh, yaitu 106 kilometer.
Kami mengikuti adu irit ini dengan menerapkan beberapa hal. Pertama, Drive Mode dipilih ke Eco. Kedua, memakai Cruise Control sepanjang perjalanan di kecepatan 80 km/jam, batas aman kecepatan menurut peraturan lalu lintas. Ketiga, tetap menyalakan AC meski dengan kecepatan terendah dan suhu 25 derajat Celcius. Sebisa mungkin kami lakukan adu irit Stargazer ini senyaman mungkin, agar hasilnya tetap relevan dengan berkendara sehari-hari.
Kondisi lalu lintas relatif lancar menuju titik finish adu irit di Rest Area 519B, ruas tol Solo-Ngawi. Selain Cruise Control, kami kembali dimanjakan dengan Lane Keeping Assist (LKA) dan Lane Following Assist (LFA) dari Stargazer. Jadi, kecepatan terjaga konstan dan posisi mobil tetap di dalam lajur agar tidak membahayakan pengendara lain.
Hari semakin gelap, menjadi momen untuk melihat uniknya desain Hyundai Stargazer dari luar. Saat sempat beriringan dengan peserta lain, Stargazer mudah dikenali dari kegelapan. Strip LED memanjang di kap mesin menjadi ciri khasnya saat dilihat dari spion. Sementara huruf H besar yang terbentuk oleh lampu belakang juga membuatnya mudah dikenali, sekalipun dari jauh. Meski bukan selera semua orang, tapi desain eksterior Hyundai Stargazer ini berhasil menciptakan ciri tersendiri. Belum lagi ambient lighting di dalam kabin membuat suasana gelap dalam perjalanan lebih berwarna. Secara harfiah.
Salah satu fitur yang sangat membantu dan impresif adalah High Beam Assist. Kebetulan beberapa ruas tol selama Fuel Economy Challenge ini tidak dilengkapi penerangan memadai. Memang LED pada lampu utama Stargazer lebih dari cukup memberikan pencahayaan ke depan. Tapi saat kondisi benar-benar gelap dan tidak ada kendaraan lain di depan, lampu secara otomatis mengaktifkan high beam alias lampu jauh. Dan jika ada kendaraan lain mendekat atau dari arah berlawanan, mata Stargazer kembali ke mode normal dengan sendirinya.
Baca Juga: Sukses dengan Stargazer, Hyundai Mungkin Akan Produksi Versi SUVnya
Kombinasi Rear Cross-Traffic Collision-avoidance Assist (RCTA), Blind-spot Collision Warning (BCW) juga kerap aktif berkedip di spion dan berikan peringatan seandainya ada kendaraan muncul di area blind-spot. Terbukti bahwa SmartSense memang bisa menyediakan perlindungan aktif selama Stargazer mengarungi perjalanan.
Kembali ke adu irit, kami akhirnya menyudahi etape sejauh 106 kilometer antara dua rest area ini dalam waktu 1 jam 29 menit. Dari sesi khusus ini, MID di Stargazer kami menunjukkan konsumsi BBM rata-rata 22,8 km/liter. Sempat menyentuh 23,1 km/liter, tapi dinamisnya kondisi jalan memaksa sedikit turun. Dan saat tangka diisi kembali dengan metode “full to full”, kami hanya isi ulang Pertamax sebanyak 4,89 liter.
Tapi sebagai catatan, hasil pengujian keseluruhan dalam acara ini perlu diperhatikan. Pasalnya angka terbaik diraih yaitu lebih dari 30 km/liter. Namun hasil tiga terbaik diraih dengan kondisi AC tidak dinyalakan, melaju di kecepatan 60 km/jam bahkan lebih rendah yang di bawah batas minimal berkendara di jalan tol. Hasil tersebut terbilang tidak relevan dengan kondisi berkendara sebenarnya, namun hal ini lebih karena kurang tegasnya regulasi dari panitia.
Yah, setidaknya kami bisa dapat gambaran sehemat apa Hyundai Stargazer bisa dibawa berkendara jarak jauh, jika terpaksa. Apalagi mengingat harga BBM baru-baru ini mengalami kenaikan. Tapi alangkah baiknya jika bisa dilakukan dengan aman dan nyaman.
Jadi dari rangkaian media test drive antar kota dan provinsi ini, Hyundai Stargazer bisa menjadi penantang serius untuk segmen Low MPV yang sangat kompetitif. Kenyamanannya bisa dibandingkan dengan Mitsubishi Xpander, teknologinya bisa melawan Toyota Avanza/Veloz, dan kehematan konsumsi BBM bisa disandingkan dengan Suzuki Ertiga. Sekarang tinggal bagaimana Hyundai bisa mengemas Stargazer agar mencuri hati masyarakat Tanah Air yang semakin kritis dan melek informasi.
(WAHYU HARIANTONO)
Baca Juga: TEST DRIVE: Bawa Hyundai Stargazer Jarak Jauh, Uji Performa Dan Kenyamanan (Bagian 1)
Pelajari lebih lanjut tentang Hyundai Stargazer
Mobil Hyundai Lainnya
Don't Miss
Hyundai Stargazer Promos, DP & Monthly Installment
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Hyundai Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Pilihan mobil untuk Anda
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature