Tersandung Euro4, Isuzu Panther Segera Stop Produksi?
JAKARTA, Carvaganza.com – Saat ini mungkin tak banyak yang mengenal Isuzu Panther. Model yang dalam bahasa Jepang disebut Isuzu Pansā ini adalah salah satu mobil yang terkenal di era 1990-2000 an. Namun perkembangan teknologi yang pesat plus persiangan ketat membuat Panther tertinggal. Kini nasibnya tinggal menunggu waktu.
Adalah regulasi standar emisi Euro4 yang diberlakukan tahun depan menjadi masalah. Mesin diesel yang digunakan Panther dinilai tak mampu mengejar standar yang kini jadi aturan itu. Entah mengapa memasuki usianya yang ke-29 tahun, jantung mekanis Panther tak banyak mengalami perubahan signifikan.
PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) sebagai pemegang merek Isuzu di Indonesia mengakui jika keberlangsungan Panther tetap dijual atau tidak berada di tangan prinsipal. Sebagai informasi, Panther tidak lagi dijual di pasar global alias hanya ada di Indonesia. Mobil yang sempat diproduksi di Filpina dan India itu tak lagi dijual. Mereka lebih fokus menggarap mu-X yang menyasar segmen SUV.
“Yang membuat kami bisa lanjut atau tidak (produksi Panther) adalah keterlibatan principal kami. Kalau prinsipal kami mau untuk menjalankan itu, dan ikut regulasi, kami jalan,” jelas General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril.
Jika hal ini tetap didiamkan, kemungkinan besar Panther stop diproduksi. Puncaknya sendiri 7 April 2021, saat regulasi emisi Euro4 resmi dilaksanakan. “Ya titiknya pasti di Euro 4. Kalau engine masih boleh ya bisa-bisa aja, tapi apa iya diperbolehkan,” jelasnya.
Sebagai informasi, tahun lalu Isuzu mencatat penjualan 25.315 unit. Dari angka ini Panther terjual sebanyak 763 unit dan Panther Pick-Up 608 unit. Bukan angka yang menggembirakan. Saat ini menawarkan 4 varian Panther yaitu Smart, LS, LV, Grand Touring dan Pick-Up. Mobil ini dibanderol antara Rp 287 juta hingga Rp 343 juta.
Soal harga mungkin tak ada masalah. Kendalanya, ya itu tadi, soal mesin. Mobil ini sejak 2000-an mengusung mesin diesel 4JA1-L 2,5 liter disokong turbocharge. Sayangnya, ia tak berteknologi common rail. Padahal itu adalah modal penting, agar ia bisa dikonfigurasi lagi untuk mengikuti standar emisi Euro4. Jika dibandingkan pesaing terdekatnya, Kijang Innova. MPV buatan Toyota itu terus dikembangkan, bahkan telah dipasangkan common rail sejak lama.
Setelan yang diberikan pun sudah kalah bersaing dengan yang lain. Mesin Panther hanya mampu menghasilkan tenaga puncak 80 PS dan torsi tertinggi 192 Nm. Sementara Kijang Innova yang kini mengusung dapur pacu berkode 2GD-FTV, dengan kubikasi 2,4 liter menghasilkan daya sebesar 149 PS, dan momen puntir 360 Nm.
Pertanyaan mengenai Panther ini sudah berkali-kali dipertanyakan. Isuzu sendiri lebih memberikan fokus pada dua produk barunya mu-X dan D-Max atau mediun truk lainnya. Jadi bagaimana Isuzu?
Baca juga: Terkendala Euro4, Isuzu Panther Bakal Disuntik Mati
HAFID | RAJU FEBRIAN
Adalah regulasi standar emisi Euro4 yang diberlakukan tahun depan menjadi masalah. Mesin diesel yang digunakan Panther dinilai tak mampu mengejar standar yang kini jadi aturan itu. Entah mengapa memasuki usianya yang ke-29 tahun, jantung mekanis Panther tak banyak mengalami perubahan signifikan.
PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) sebagai pemegang merek Isuzu di Indonesia mengakui jika keberlangsungan Panther tetap dijual atau tidak berada di tangan prinsipal. Sebagai informasi, Panther tidak lagi dijual di pasar global alias hanya ada di Indonesia. Mobil yang sempat diproduksi di Filpina dan India itu tak lagi dijual. Mereka lebih fokus menggarap mu-X yang menyasar segmen SUV.
“Yang membuat kami bisa lanjut atau tidak (produksi Panther) adalah keterlibatan principal kami. Kalau prinsipal kami mau untuk menjalankan itu, dan ikut regulasi, kami jalan,” jelas General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril.
Jika hal ini tetap didiamkan, kemungkinan besar Panther stop diproduksi. Puncaknya sendiri 7 April 2021, saat regulasi emisi Euro4 resmi dilaksanakan. “Ya titiknya pasti di Euro 4. Kalau engine masih boleh ya bisa-bisa aja, tapi apa iya diperbolehkan,” jelasnya.
Penjualan
Sebagai informasi, tahun lalu Isuzu mencatat penjualan 25.315 unit. Dari angka ini Panther terjual sebanyak 763 unit dan Panther Pick-Up 608 unit. Bukan angka yang menggembirakan. Saat ini menawarkan 4 varian Panther yaitu Smart, LS, LV, Grand Touring dan Pick-Up. Mobil ini dibanderol antara Rp 287 juta hingga Rp 343 juta.
Soal harga mungkin tak ada masalah. Kendalanya, ya itu tadi, soal mesin. Mobil ini sejak 2000-an mengusung mesin diesel 4JA1-L 2,5 liter disokong turbocharge. Sayangnya, ia tak berteknologi common rail. Padahal itu adalah modal penting, agar ia bisa dikonfigurasi lagi untuk mengikuti standar emisi Euro4. Jika dibandingkan pesaing terdekatnya, Kijang Innova. MPV buatan Toyota itu terus dikembangkan, bahkan telah dipasangkan common rail sejak lama.
Setelan yang diberikan pun sudah kalah bersaing dengan yang lain. Mesin Panther hanya mampu menghasilkan tenaga puncak 80 PS dan torsi tertinggi 192 Nm. Sementara Kijang Innova yang kini mengusung dapur pacu berkode 2GD-FTV, dengan kubikasi 2,4 liter menghasilkan daya sebesar 149 PS, dan momen puntir 360 Nm.
Pertanyaan mengenai Panther ini sudah berkali-kali dipertanyakan. Isuzu sendiri lebih memberikan fokus pada dua produk barunya mu-X dan D-Max atau mediun truk lainnya. Jadi bagaimana Isuzu?
Baca juga: Terkendala Euro4, Isuzu Panther Bakal Disuntik Mati
HAFID | RAJU FEBRIAN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature