Peneliti Berhasil Kembangkan Wireless Charger Untuk Baterai Mobil 500 kW

Wireless EV Charger

JAKARTA, Carvaganza - Teknologi pengisian daya nirkabel atau wireless charger punya potensi besar dalam perkembangan kendaraan elektrifikasi. Ia tak hanya mengizinkan kemudahan pengisian daya, tapi juga dapat membantu penguatan jarak tempuh kendaraan. Inovasi terbaru dilakukan Universitas Chalmers di Swedia, di mana mereka mengembangkan wireless charger yang dapat mengisi daya hingga 500 kW.

Perangkat charging tersebut bahkan telah selesai dibuat dan siap untuk diproduksi skala komersial. Ia tak hanya ditujukan untuk kendaraan pribadi, tapi juga bisa dimanfaatkan berbagai kendaraan elektrifikasi lainnya seperti bus, truk hingga ferry. Menurut Yujing Liu, profesor tenaga listrik di Departemen Electrical Engineering di Chalmers, fokusnya lebih kepada konversi energi terbarukan dan elektrifikasi sistem transportasi. Di mana absennya kabel membuatnya lebih fleksibel.

“Fasilitas pengisian ini bisa ditempatkan di mana saja, ferrysemi misalnya di area tempat ia bersandar untuk menurunkan atau menaikkan penumpang. Selagi bersandar, baterai bisa terisi tanpa terpengaruh cuaca. Pengisian bisa dilakukan 30 hingga 40 kali per hari,” ucap Yujing seperti dilansir dari cleantechnica, Kamis (09/03/2023).

Wireless EV Charger

Lebih lanjut Yujing mengatakan perkembangan komponen dan material tertentu belakangan telah memberikan kesempatan untuk perangkat pengisian daya baru. Akses terhadap semikonduktor bertenaga tinggi berbasis silikon karbida atau disebut SiC menjadi kunci utama. Ia mengizinkan perangkat menggunakan tegangan lebih tinggi, bertahan di suhu tinggi dan penggantian frekuensi tinggi dibandingkan basis silicon biasa.

Baca Juga: HSR Wheel Luncurkan Koleksi Velg Gaya JDM

Menurutnya sistem wireless charger sebelumnya hanya mampu menggunakan frekuensi sekitar 20 kHz. Transfer energinya tak begitu efisien dan memiliki ukurang yang besar. Untuk pembuatan alat pihaknya bekerjasama dengan perusahaan modul SiC asal Amerika Serikat dan Jerman.

Bukan cuma komponen itu, tembaga yang menjadi material pembentuk gulungan atau coil turut ditingkatkan. Bentuk coil dan tembaga biasa dinilai tak lagi mumpuni, lantaran ketika diberikan frekuensi besar bakal kehilangan banyak tenaga. Oleh karena itu, para peneliti di Chalmers menggunakan serat tembaga sebanyak 10 ribu buah, di mana masing-masing ukurannya antara 70 sampai 100 mikron. Ini setara dengan ukuran rambut manusia.

Wireless EV Charger

Kumpulan tembaga itu dikepang menjadi sebuah tali, kemudian dililitkan menjadi coil. Kepangan yang disebut litz ini sebenarnya sudah banyak tersedia secara komersial belakangan. Selanjutnya perangkat yang perlu mendapat perhatian lagi adalah tipe terbaru kapasitor yang mengizinkan coil menghasilkan medan magnet yang cukup kuat. Sehingga energi tercipta dan efisiensi pengirimannya dapat terakomodasi dengan baik.
(MUHAMMAD HAFID / WH)

Baca Juga: GJAW 2023: Beli Sekarang, Subaru Crosstrek Sampai Garasi Bulan Juli

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature