Mazda Masukkan Indonesia di Pasar Kategori EM 2
JAKARTA, 1 Maret 2017 – Mazda Motor Corporation (MMC) menyebutkan strategi bisnis mereka di ASEAN -- termasuk Indonesia -- pada “Mazda ASEAN Media Forum 2017” yang berlangsung di Jepang.
Pada kesempatan itu, mereka menjelaskan akan menyasar emerging market yang memiliki tingkat penggunaan mobil besar seperti Filipina dan Singapura. MMC berharap di pasar itu, Mazda bisa menjadi pilihan yang lebih ekonomis dengan kualitas sama jika dibandingkan dengan mobil-mobil premium.
MMC mengkategorikan emerging market (EM) menjadi empat bagian. EM I merupakan negara-negara dengan tingkat penggunaan sepeda dan motor yang besar seperti Myanmar. Sedangkan EM II adalah negara-negara dengan penggunaan motor yang tinggi dan mobil-mobil seperti Low Cost Green Car (LCGC) seperti Indonesia. Sedangkan EM III memiliki tingkat penggunaan mobil tinggi seperti Filipina. EM IV merupakan negara-negara yang lebih maju seperti Singapura.
Dengan target penjualan di ASEAN sebesar 200.000 unit di 2021, tentunya lebih mudah untuk menargetkan EM II yang memiliki populasi penduduk terbanyak (total 1,9 miliar). Tapi MMC memilih EM II sebagai target market mereka. Kenapa?
Baca juga: Mazda Lahirkan Mobil Setiap 53 Detik
Baca juga: Test Drive Mazda MX-5 Soft Top, Si Mungil Berkarakter Besar
Baca juga: Mengenal G-Vectoring Control, Teknologi Terbaru Mazda
Hiroshi Inoue, President Mazda South East Asia, mengatakan, “Untuk menyasar ke EM II, kami perlu membangun mobil kecil seperti LCGC. Sedangkan Mazda merupakan perusahaan kecil dengan sumber daya, termasuk engineer, terbatas. Maka kami memfokuskan diri untuk menghasilkan produk-produk unik sesuai dengan filosofi Mazda.”
Mungkin itulah sebabnya MMC tak berencana untuk membangun pabrik baru di dalam waktu dekat ini.
Untuk pasar Indonesia Mazda memboyong produknya secara CBU dari Jepang dan Thailand. Hal inilah yang membuat harga produk-produk Mazda sedikit di atas karena bea masuk dan pajak barang mewah.
MIRAH PERTIWI
Pada kesempatan itu, mereka menjelaskan akan menyasar emerging market yang memiliki tingkat penggunaan mobil besar seperti Filipina dan Singapura. MMC berharap di pasar itu, Mazda bisa menjadi pilihan yang lebih ekonomis dengan kualitas sama jika dibandingkan dengan mobil-mobil premium.
MMC mengkategorikan emerging market (EM) menjadi empat bagian. EM I merupakan negara-negara dengan tingkat penggunaan sepeda dan motor yang besar seperti Myanmar. Sedangkan EM II adalah negara-negara dengan penggunaan motor yang tinggi dan mobil-mobil seperti Low Cost Green Car (LCGC) seperti Indonesia. Sedangkan EM III memiliki tingkat penggunaan mobil tinggi seperti Filipina. EM IV merupakan negara-negara yang lebih maju seperti Singapura.
Dengan target penjualan di ASEAN sebesar 200.000 unit di 2021, tentunya lebih mudah untuk menargetkan EM II yang memiliki populasi penduduk terbanyak (total 1,9 miliar). Tapi MMC memilih EM II sebagai target market mereka. Kenapa?
Baca juga: Mazda Lahirkan Mobil Setiap 53 Detik
Baca juga: Test Drive Mazda MX-5 Soft Top, Si Mungil Berkarakter Besar
Baca juga: Mengenal G-Vectoring Control, Teknologi Terbaru Mazda
Hiroshi Inoue, President Mazda South East Asia, mengatakan, “Untuk menyasar ke EM II, kami perlu membangun mobil kecil seperti LCGC. Sedangkan Mazda merupakan perusahaan kecil dengan sumber daya, termasuk engineer, terbatas. Maka kami memfokuskan diri untuk menghasilkan produk-produk unik sesuai dengan filosofi Mazda.”
Mungkin itulah sebabnya MMC tak berencana untuk membangun pabrik baru di dalam waktu dekat ini.
Untuk pasar Indonesia Mazda memboyong produknya secara CBU dari Jepang dan Thailand. Hal inilah yang membuat harga produk-produk Mazda sedikit di atas karena bea masuk dan pajak barang mewah.
MIRAH PERTIWI
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Mazda Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature