Ini Kunci Sukses All New Mazda CX-60 Jadi SUV Fun-To-Drive
SEMARANG, Jakarta - Orang mungkin akan berpikir mobil dengan mesin berkubikasi besar dan power gemuk tentu kencang dan enak untuk diajak berakselerasi. Anggapan itu memang betul. Mobil tersebut bakal melesat cepat dan mengasyikkan untuk digas. Tapi belum tentu bikin menyenangkan untuk dikendarai.
KEY TAKEAWAYS
Siapa penemu filosofi Jinba Ittai?
Tetsu Kasahara dari Chassis Dynamics Development Department, Vehicle Development Division.Apa pengertian dari Jinba Ittai?
Jinba Ittai adalah filosofi pengembangan mobil Mazda yang mengharmonisasikan antara kendaraan dengan pengemudi. Antara keduanya menjadi satu kesatuan sehingga pengemudi bisa merasakan pengalaman berkendara khas filosofi tersebut.Jujur, teka-teki seputar kecepatan dan tenaga yang powerfull itu yang membuat saya penasaran pada All New Mazda CX-60. Seperti yang saya singgung pada artikel pertama saya tentang test drive pabrikan Hiroshima ini, diskusi panjang tentang performa SUV/crossover itu sudah saya dengar di meja pemilihan Carvaganza Editors’ Choice 2023. Tapi kalau belum merasakan langsung, rasa percaya kita tentu masih rendah. Driving is believing.
Dalam hal harga, All New Mazda CX-60 memecahkan rekor banderol line-up Mazda di Indonesia. Dipatok Rp1,188 milyar, Ia mengalahkan harga tertinggi yang sebelumnya dipegang oleh Mazda CX-9 sebesar Rp970 jutaan. Posisinya pun berada di atas Mazda CX-8, yang sudah lebih dulu digadang oleh PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku APM.
CX-9 dibekali dengan mesin SKYACTIV-G 2.5 L turbo, 4-silinder sejajar. Tersedia dua pilihan sistem penggerak roda, yakni penggerak depan (FWD) dan penggerak semua roda (AWD). Sedangkan CX-60 memiliki mesin lebih bertenaga, 6 silinder segaris e-Skyactiv 3.3 liter turbo beserta teknologi mild hybrid. Berpenggerak AWD.
Yang menarik dari All New Mazda CX-60 adalah pabrikan menggadangnya sebagai kendaraan yang pengembangan Jinba-Ittainya lebih kental daripada SUV/crossover Mazda lainnya. Mungkin punya konten Jinba-Ittai terbesar kedua setelah Mazda MX-5. Sama dengan model lain, Ia pun mengadopsi harmoni desain Kodo.
Definisi Jinba-Ittai dirasakan langsung selama media test drive menempuh jarak lebih dari 600 kilometer. Start dari Jakarta dan finish di kota Semarang. Saat di Semarang kami menjelajah ke Ambarawa, Magelang lalu Boyolali. Melewati jalanan perkotaan Semarang, trek pedesaan berkelok menuju La Temple dekat Candi Borobudur sampai menjelajah jalanan berkelok di antara Gunung Merbabu dan Semeru untuk menikmati kopi dengan sajian pemandangan indah Kafe Argo Loro. Baru sehari kemudian setelah itu menikmati pameran otomotif GIIAS Semarang.
Baca juga: All New Mazda CX-60, Sports Car Yang Berjubah SUV
Jinba Ittai
Jinba-Ittai adalah istilah yang sudah tidak asing di telinga. Sebuah filosofi yang telah dikembangkan oleh Mazda selama tiga generasi. Diperkenalkan pertama kali oleh Tetsu Kasahara dari Chassis Dynamics Development Department, Vehicle Development Division pada waktu mengembangkan MX-5 untuk pertama kalinya tahun 1987.
Jinba Ittai telah menjadi ideologi bagi Hiroshima. Mendefinisikan hubungan tanpa batas antara mobil dan pengemudi yang memperkuat pengalaman berkendara dan memikat para penggemar mobil di seluruh dunia. Secara filosofis, Mazda mengartikan Jinba Ittai sebagai perasaan menyatu antara pengemudi dengan kendaraan yang dikemudikannya. “Ideologi” ini diambil dari filosofi berkuda antara penunggang kuda dan kuda yang ditungganginya.
Baca juga: Mazda CX-60 Meluncur di Indonesia, Tembus Ambang Premium
Filosofi tersebut akhirnya berkembang dan ditanamkan oleh Mazda bukan hanya di MX-5, melainkan juga di model-model lainnya. Termasuk Mazda CX-60 yang saya kendarai. Sehingga ketika konsumen mengendarai Sang Burung Camar bisa langsung merasakan karakteristik yang khas dan unik. “Ideologi” itu sukses menjadikan Mazda sebagai kendaraan yang berkarakter khas Hiroshima.
Secara personality, saya menyebut pengendaraan Mazda itu eksentrik. Punya ciri unik dan khas yang tidak dimiliki oleh brand Jepang lainnya. Termasuk ketika saya mengendarai All New Mazda CX-60. Ia layaknya kuda jantan yang segar. Cepat, lincah dan bertenaga. Padahal ini mobil panjangnya nyaris 5 meter dan bobotnya mendekati 2 ton. Ketika beberapa kali memacunya di Tol Trans Jawa, SUV 5 penumpang tersebut seperti nempel di aspal. Saat rpm menyentuh di atas 2.000, Ia seperti terus menerus merayu untuk menambah kecepatan. Tak terasa, Anda sudah berada di atas 100 km/jam.
Kunci Kestabilan
Sebagai driver car, suspensi CX-60 memang terasa agak keras. Hal itu dilakukan untuk mengejar kestabilan kendaraan ketika dipacu di jalan lurus maupun di jalanan berkelok. Memakai struktur bodi monokok Skyactiv-Vehicle Architecture dipadukan dengan suspensi double wishbone di depan dan multi-link di belakang. Untuk mengimbangi tenaga besar, bobot yang berat dan dimensi yang panjang, pabrikan menerapkan teknologi Dynamic Stability Control (DSC) dan Traction Control System (TCS). Pun memasang teknologi Kinematic Posture Control (KPC).
Baik DSC, TCS dan KPC bekerja untuk untuk menjaga kestabilan mobil terutama pada saat menikung. KPC mensinergikan kerja suspensi dengan sistem pengereman sehingga kestabilan mobil ketika membelok lebih baik lagi. Efeknya adalah meskipun CX-60 adalah mobil SUV dengan ground clearance 177,7 mm (17,7 cm), tidak terasa limbung pada saat menikung maupun berakselerasi kencang. Kestabilan kendaraan di jalanan twisty menanjak juga dipersembahkan berkat i-Activ AWD yang menyalurkan tenaga mesin ke seluruh roda setiap saat. Grip mobil bekerja dengan baik sehingga laju mobil menjadi lebih optimal.
Baca juga: TEST DRIVE: MG 4 EV Buktikan Kemampuannya Menjelajah Jakarta - Surabaya
Cara kerja Kinematic Posture Control adalah mendistribusikan daya pengereman pada bagian dalam ban belakang ketika mobil mendeteksi G-force tinggi waktu berbelok. Sistem akan menekan sudut bagian dalam ban belakang mobil lebih menempel rapat lagi ke aspal sehingga body roll terasa minim. Semakin tinggi kecepatan mobil saat menikung, maka sistem akan memberikan pengereman yang lebih keras lagi agar mobil tidak slip sehingga pengemudi merasa lebih percaya diri. Efek lainnya adalah memberikan sensasi mengemudi yang lebih menyenangkan kepada pengendara.
Hal itu terasa pada saat menjelajah jalanan berliku dan menanjak dari Restaurant La Table by Le Temple Borobudur menuju tempat persinggahan di Argo Loro Kopi di Kabupaten Boyolali. Terutama di Jalan Blabak – Boyolali. Ketika hendak memasuki persimpangan menuju Ketep Pass, kami mengambil jalan ke kanan atau lebih kesohor dikenal dengan nama Negeri Kahyangan. Jalanannya tergolong sempit, namun cukup untuk dua mobil namun kita harus ekstra hati-hati pada kendaraan yang datang dari arah berlawanan. Tempat ngopi Argo Loro terletak di puncak bukit di antara Gunung Merbabu dan Merapi.
Mesin e-Skyactiv G 6 silinder segaris DOHC, 24-valve, turbocharged 3,3 liter menghempaskan tenaga kapanpun diminta. Output power 280 hp plus torsi besar 450 Nm mendorong Mazda CX-60 dengan mudah menjelajah tanjakan-tanjakan panjang dan curam disertai tikungan tajam. Power tidak terasa loyo ketika melahap jalanan jenis ini. Tenaga terisi di setiap putaran, ditambah dorongan tenaga tambahan dari teknologi elektrifikasi teranyar M Hybrid Boost (MHEV48).
Perpindahan transmisi otomatis 8 percepatan terasa halus. Kalau ingin sensasi mengemudi yang lebih asik lagi, tinggal mainkan paddle shift. Tentu saja tenaga yang besar, torsi yang berlimpah dan mobil dengan handling yang stabil akan sangat menyenangkan jika posisi duduk juga presisi.
Posisi duduk di dalam kabin All New Mazda CX-60 tergolong commanding, membuat visibilitas menjadi lebih luas. Saya tidak menemukan titik blind spot yang menganggu. Semuanya bisa dilihat dengan jarak pandang yang baik.
Posisi duduk baik untuk pengemudi dan penumpang dapat diatur secara elektrik, bahkan bisa dipersonalisasi lewat mode Driver Personalization System. Sistem ini memudahkan pengemudi mendapatkan posisi duduk yang ideal dengan otomatis. Sistem akan mengukur postur tubuh dan posisi mata sehingga peranti akan menyesuaikan posisi duduk yang tepat.
Dari hasil driving experiences selama tiga hari Jakarta – Semarang – Magelang –Boyolali, disimpulkan All New Mazda CX-60 adalah SUV yang fun-to-drive. Memang tidak segesit Mazda MX-5 yang punya Jinba Ittai sangat kental karena postur tubuh keduanya berbeda. Ketika Anda memacu Mazda CX-60, Anda tidak seperti mengemudikan big-size SUV, tapi serasa membawa SUV kompak. Dia dengan lincah bermanuver di jalanan dengan hempasan tenaga yang terus padat. Membuat pengemudi memiliki rasa percaya diri tinggi. (EKA ZULKARNAIN)
Baca juga: Pakai Hyundai Ioniq 6 Dari Jakarta Sampai Bali, Segini Total Biaya Listriknya
Pelajari lebih lanjut tentang Mazda CX-60
Mobil Mazda Lainnya
Mazda CX-60 Promos, DP & Monthly Installment
Featured Articles
- Latest
- Popular
Mobil Mazda Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Pilihan mobil untuk Anda
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature