Explosive!

Hal yang pertama saya lakukan ketika menggiring Porsche Boxster dari kantor Eurokars ke markas kami adalah mengubah mindset. Pasalnya belakangan ini saya lebih sering menguji sedan saloon. Sebagai sebuah sportscar, tentu saja faktor penentu kenyamanan berkendara Boxster ini dinilai dari seberapa stiff suspensinya saat menikung dan bagaimana transmisi mengalirkan tenaganya secara responsif. Boxster memang memiliki karakter sportscar yang kental.
Tak hanya dari layout dua penumpang dengan atap convertible, feeling berkendara pun menunjukkan jati dirinya. Saat melaju di jalan lurus, tenaganya mampu mendorong kepala saya ke headrest.
Boxster berkelir kuning ini bagaikan “serigala” yang memecah antrian “hewan jinak” di sekelilingnya. Tak jarang kami mendapat lirikan kesal dari pengendara lain. Pasalnya mesin enam silinder berkapasitas 2.7 liter ini terus meledak-ledak kala kami berdeselerasi. Saya memang menyeting suara knalpot menjadi lebih dalam dari konsol tengah tanpa mengubah mode pengendaraan eco yang saya gunakan ke sport atau sport plus.
Pedal throttle terasa begitu sensitif dan agresif. Beberapa kali melakukan kick-down hingga menyentuh lantai dan klik... torsi 280Nm-nya mengalir brutal. Putaran bergerak naik: 5.000, 6.000, 7.000 dan saya membiarkan jarum menyentuh redline di 9.000 dengan kecepatan 220 km/jam. Sayang, nyali saya ciut melihat barisan truk besar di ujung jalan tol. Saya berdeselerasi dan terdengar letupan bariton bergema dari dua lubang knalpotnya.
Karena suaranya begitu seksi, saya jadi enggan mengaktifkan speaker speaker BOSE®. Saya merasa bagaikan mendengar permainan double pedal Mikkey Dee dan lengkingan Lemmy Kilmister dari lagu-lagu Motorhead bertempo cepat. Damn! Mesin Boxster memang gila. Ia berhasil memaksa adrenalin saya mengalir deras. Bahkan saya sempat tepuk tangan karena takjub.
Ikuti pengalaman Carvaganza menjajal Porsche Boxter 2015 ini di Majalah Carvaganza edisi September 2015
ALVANDO NOYA
Tak hanya dari layout dua penumpang dengan atap convertible, feeling berkendara pun menunjukkan jati dirinya. Saat melaju di jalan lurus, tenaganya mampu mendorong kepala saya ke headrest.
Boxster berkelir kuning ini bagaikan “serigala” yang memecah antrian “hewan jinak” di sekelilingnya. Tak jarang kami mendapat lirikan kesal dari pengendara lain. Pasalnya mesin enam silinder berkapasitas 2.7 liter ini terus meledak-ledak kala kami berdeselerasi. Saya memang menyeting suara knalpot menjadi lebih dalam dari konsol tengah tanpa mengubah mode pengendaraan eco yang saya gunakan ke sport atau sport plus.
Pedal throttle terasa begitu sensitif dan agresif. Beberapa kali melakukan kick-down hingga menyentuh lantai dan klik... torsi 280Nm-nya mengalir brutal. Putaran bergerak naik: 5.000, 6.000, 7.000 dan saya membiarkan jarum menyentuh redline di 9.000 dengan kecepatan 220 km/jam. Sayang, nyali saya ciut melihat barisan truk besar di ujung jalan tol. Saya berdeselerasi dan terdengar letupan bariton bergema dari dua lubang knalpotnya.
Karena suaranya begitu seksi, saya jadi enggan mengaktifkan speaker speaker BOSE®. Saya merasa bagaikan mendengar permainan double pedal Mikkey Dee dan lengkingan Lemmy Kilmister dari lagu-lagu Motorhead bertempo cepat. Damn! Mesin Boxster memang gila. Ia berhasil memaksa adrenalin saya mengalir deras. Bahkan saya sempat tepuk tangan karena takjub.
Ikuti pengalaman Carvaganza menjajal Porsche Boxter 2015 ini di Majalah Carvaganza edisi September 2015
ALVANDO NOYA
Featured Articles
- Latest
- Popular
Mobil Porsche Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature