Kenali Teknologi e-Power Milik Nissan dan Perbedaannya Dengan Hybrid

Nissan Kicks e-Power

JAKARTA, Carvaganza – Meramaikan pasar elektrifikasi Tanah Air, Nissan memperkenalkan Nissan Serena e-Power untuk konsumen di Indonesia. Secara resmi, Nissan Serena e-Power akan mulai dijual pada tahun depan sekaligus melengkapi Kicks e-Power yang juga didukung oleh teknologi serupa.

KEY TAKEAWAYS

  • Nissan E-Power menjadi teknologi yang ditawarkan sementara penyediaan SPKLU belum merata di Indonesia

    Diklaim merupakan teknologi yang berbeda dengan mesin hybrid
  • Berbeda dengan kompetitor lainnya, Nissan masih optimis bahwa teknologi e-Power ini cocok untuk mobilitas di Indonesia dengan infrastruktur SPKLU yang masih terbilang minim. Lalu apa itu teknologi e-Power yang ditawarkan oleh Nissan?

    Pada jajaran kendaraan elektrifikasi kita mengenal beberapa jenis teknologi listrik mulai dari hybrid, plug-in hybrid dan Battery Electric Vehicle (BEV). Sementara teknologi e-Power sendiri yang dimiliki oleh Nissan Serena dan Kicks secara umum adalah sistem penggerak murni listrik yang ditenagai oleh mesin konvensional atau bensin.

    Nissan Serena e-Power

    Teknologi Nissan e-Power terdiri dari mesin bensin yang terintegrasi dengan inverter dan sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik. Sementara pengembangan e-Power diambil dari teknologi EV milik Nissan Leaf yang digabungkan dengan mesin bensin untuk mengisi daya pada baterai motor listrik tersebut. Hal inilah yang membuat Nissan e-Power tidak membutuhkan pengisian daya eksternal namun tetap memberikan sensasi berkendara layaknya sebuah EV. Sehingga sejumlah keuntungan seperti akselerasi yang instan dan pengendaraan yang senyap juga didapatkan pada jajaran keluarga Nissan e-Power.

    Baca Juga: Toyota, Subaru & MG Kompak Tingkatkan Penjualan Selama GIIAS 2023

    Perbedaan e-Power dengan Hybrid

    Pada teknologi hybrid, baik motor listrik maupun mesin bensin memiliki tugas yang sama yakni menggerakan roda kendaraan sesuai kebutuhan. Mesin konvensional pada kendaraan hybrid tidak bertugas menyuplai daya ke motor listrik dan kedua sumber penggerak tersebut tidak bisa bekerja secara bersama-sama.

    Sementara sistem e-Power yang dimiliki Nissan sendiri memiliki perbedaan dengan sistem penggerak kendaraan hybrid. Motor listrik secara penuh bertugas untuk menggerakan roda kendaraan saat melaju, sedangkan mesin bensinnya hanya bertugas untuk menyuplai daya listrik ketika dibutuhkan. Sesaat daya baterai pada motor listrik sudah cukup, mesin bensin akan berhenti bekerja dan akan kembali aktif saat baterai terdeteksi mulai kekurangan daya.

    Sistem e-Power terdiri dari baterai dan powertrain yang terintegrasi dengan mesin, generator listrik, inverter dan motor listrik. Mesin bensin tidak terhubung ke roda dan hanya bertugas untuk mengisi baterai jika diperlukan.

    Nissan e-Power

    Teknologi seperti ini memang ditujukan oleh Nissan untuk menjembatani transisi elektrifikasi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik murni di masa depan. Namun sejumlah faktor terkait pengembangan mobil listrik di sejumlah negara masih menjadi isu paling penting salah satunya ialah pemeretaan jaringan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Di Indonesia yang juga fasilitas SPKLU masih terbilang minim bahkan kurang dari target.

    Hal ini lah yang kemudian mendorong Nissan untuk menawarkan sejumlah model elektrifikasinya di antaranya Nissan Kicks e-Power dan Nissan Serena e-Power yang baru dirilis pada GIIAS 2023. Teknologi e-Power sendiri dinilai cocok untuk iklim seperti di Indonesia yang fasilitas SPKLU-nya masih belum merata. Konsumen juga tetap bisa merasakan sensasi berkendara mobil listrik murni tanpa harus memikirkan pengisian daya yang belum merata.

    “Kami melihat kemajuan kendaraan listrik di negara Asia Tenggara mengalami peningkatan. Tetapi hal tersebut tidak diiringi dengan pembangunan infrastruktur yang merata. Kami melihat sejumlah negara yang telah siap seperti Amerika, Eropa dan Cina sudah memiliki infrastruktur yang cukup untuk menyuplai kebutuhan EV. Di sisi lain, kami memiliki jajaran kendaraan dengan teknologi e-Power di mana kendaraan tersebut secara penuh digerakan oleh listrik dan mesin ICE-nya hanya menyuplai daya ke baterai. Saya pikir ini cocok untuk masa transisi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik penuh,” kata Isao Sekeguchi, President of Nissan ASEAN & President of Nissan Thailand.
    (ALVANDO NOYA / WH)

    Baca Juga: 10 Hal Penting yang Dimiliki Rolls-Royce Spectre, Lebih dari Sekadar Mewah

    Featured Articles

    Read All

    Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

    Mobil Nissan Pilihan

    • Upcoming

    Updates

    Artikel lainnya

    New cars

    Artikel lainnya

    Drives

    Artikel lainnya

    Review

    Artikel lainnya

    Video

    Artikel lainnya

    Hot Topics

    Artikel lainnya

    Interview

    Artikel lainnya

    Modification

    Artikel lainnya

    Features

    Artikel lainnya

    Community

    Artikel lainnya

    Gear Up

    Artikel lainnya

    Artikel Mobil dari Oto

    • Berita
    • Artikel Feature
    • Road Test

    Artikel Mobil dari Zigwheels

    • Motovaganza
    • Review
    • Artikel Feature