Media Drive Honda BR-V Prestige dari Jakarta Ke Garut

GARUT, 16 Februari 2018 – Honda BR-V sudah dirilis di Indonesia pada tahun 2015 dengan angka penjualan yang cukup menggembirakan sejak diluncurkan ke pasar. Total angka penjualannya pada tahun 2017 lalu mencapai 22 ribu unit. Low SUV ini di pasar bersaing dengan Daihatsu Terios, Toyota Rush, Chevrolet Trax maupun Ford Ecosport.
Nah, pada 13 – 14 Februari kemarin, PT Honda Prospect Motor (HPM) sebagai APM Honda kembali mengadakan media driving Honda BR-V dan merupakan media driving ketiga kalinya sejak model SUV tersebut diluncurkan ke pasar. Sedangkan bagi penulis sendiri, ini adalah driving BR-V untuk pertama kalinya.
Mobil dengan tagline campaign “Only The Braver” ini mendapatkan animo besar dari publik dan sempat menyodok sebagai model terlaris sampai pertengahan 2016. Sejak dirilis sampai sekarang, pabrikan belum melakukan face lift atau pun penyegaran lain terhadap model BR-V. Lantas mungkinkah pabrikan akan melakukan face lift di GIIAS 2018? Marketing & After Sales Service Director PT HPM Jonfis Fandy menyatakan belum mengetahui hal tersebut.

Tapi lupakan sejenak soal pasar, mari kita pindah ke topik driving experience Honda BR-V. Titik start media drive adalah dari kantor pusat HPM di bilangan Sunter, Jakarta Utara. Media dibagi ke dalam tujuh mobil BR-V varian Prestige dengan setiap mobil terdiri dari tiga jurnalis.
Tujuan kami adalah ke Kamojang, Garut, Propinsi Jawa Barat, lewat Bandung. Saya pernah ke Kamojang, dan treknya cukup bikin asyik untuk mengemudikan mobil jarak jauh. Terutama di Jalan Kamojang – Samarang yang penuh tanjakan dan twisty di bawah kaki Gunung Guntur. Sejak bertolak dari Kantor HPM di Sunter, kami mendapat pengawalan dan saya duduk sebagai penumpang depan sehingga bisa menikmati suasana kabin dengan leluasa.

Ruang interiornya lega dengan posisi legroom untuk penumpang depan yang luas, begitu juga dengan legroom di baris kedua. Sedangkan di baris ketiga, agak sedikit sempit untuk penumpang dewasa seperti saya dengan postur 167 cm. Mobil pulas putih yang kami naiki memiliki warna interior hitam dengan layout dashboard yang sangat menarik lengkap dengandisplay LCD yang memuat ragam informasi infotainment.
Pada cluster meter terdapat ECO indicator, setir sudah tilt steering dan Double Din Audio System. Headroom juga tinggi sebagaimana layaknya mobil SUV kecil lainnya yang beredar di Indonesia.

Saya baru mengemudikan mobil pada acara bertajuk “The Braver Journey” ini setelah makan siang di Gubuk Makan Mang Engking di Jalan Kopo Bihbul, tak jauh dari Gerbang Tol Kopo. BR-V tipe Prestige yang saya kemudikan didukung mesin 4 silinder segaris i-VTEC 1.5 liter. Mesinnya terasa halus dan padat di putaran rendah dengan tenaga maksimal 118 Hp pada 6.600 rpm dan torsi maksimal 145 Nm pada 4.600 rpm.
Tenaga yang berisi di putaran bawah ini sangat membantu ketika melewati tanjakan di Jalan Kamojang sehingga saya tetap posisikan saja transmisi CVT di D. Tak perlu terlalu dalam menekan gas yang terpenting bisa mendapatkan momentum yang tepat. Namun, jika dorongan tenaga terasa kendur, pindahkan ke S atau L. Tapi umumnya saya memakai D.

Dengan jumlah tiga orang di dalam mobil, saya baru memakai Transmisi S dan L di tanjakan ekstrim Monteng, tempat di mana PT HPM melakukan CSR di sela-sela media driving ini. Pengendaraan BR-V ketika melewati jalanan twisty dengan tikungan lamban dan medium terasa stabil, minim body roll dan menurut saya kestabilan BR-V bahkan lebih baik dari kompetitor terdekatnya, Toyota Rush dan Daihatsu Terios. Tapi bukan Rush dan Terios versi terbaru ya karena saya belum pernah mencobanya.
Suspensi BR-V terasa empuk, pas untuk SUV 7-seater sehingga bantingan mobil tak terlalu keras ketika menghantam jalanan bumpy atau pun lubang. Pandangan ke depan pun cukup luas karena posisi Pilar A dibuat lebih menjorok ke depan sehingga tak menghalangi pandangan. Namun, saya tidak menyukai posisi mengemudinya, seperti posisi mengemudi mobil sedan karena tidak commanding.

Yang saya suka dari mobil ini dari sisi performa adalah transmisi CVT-nya halus dan mesinnya terasa bertenaga baik di putaran rendah, medium dan tinggi apalagi ketika kami harus mengikuti patwal yang melaju di Tol Cikampek dan Purbaleunyi.
Tenaganya memang terasa linear ketika di D, namun untuk mendapatkan dorongan tenaga di putaran rendah untuk bermanuver, posisikan saja ke S lalu setelah itu posisikan kembali ke D. Dalam perjalanan menuju Garut dengan titik finish di Green Kamojang Hotel, kami menyempatkan diri berwisata sejenak ke Geothermal Kamojang.

Oh iya, kami juga mencoba tingkat efisiensi bahan bakar Honda BR-V dari tempat kami istirahat di KM88 Tol Purbaleunyi menuju Gubuk Mang Engking tempat kami maksi dengan jarak tempuh 40-an km. Jalan yang kami tempuh adalah aspal tol mulus dan jalanan yang cukup lancar di Jalan Kopo Bihbul.
Kami mendapatkan konsumsi BBM 14,6 km per liter dengan metoda pengendaraan RPM ditahan pada indikator ECO tetap menyala yakni sampai maksimal 2000 rpm saja, tidak lebih dengan AC dan audio menyala.
EKA ZULKARNAIN
Nah, pada 13 – 14 Februari kemarin, PT Honda Prospect Motor (HPM) sebagai APM Honda kembali mengadakan media driving Honda BR-V dan merupakan media driving ketiga kalinya sejak model SUV tersebut diluncurkan ke pasar. Sedangkan bagi penulis sendiri, ini adalah driving BR-V untuk pertama kalinya.
Mobil dengan tagline campaign “Only The Braver” ini mendapatkan animo besar dari publik dan sempat menyodok sebagai model terlaris sampai pertengahan 2016. Sejak dirilis sampai sekarang, pabrikan belum melakukan face lift atau pun penyegaran lain terhadap model BR-V. Lantas mungkinkah pabrikan akan melakukan face lift di GIIAS 2018? Marketing & After Sales Service Director PT HPM Jonfis Fandy menyatakan belum mengetahui hal tersebut.

Tapi lupakan sejenak soal pasar, mari kita pindah ke topik driving experience Honda BR-V. Titik start media drive adalah dari kantor pusat HPM di bilangan Sunter, Jakarta Utara. Media dibagi ke dalam tujuh mobil BR-V varian Prestige dengan setiap mobil terdiri dari tiga jurnalis.
Tujuan kami adalah ke Kamojang, Garut, Propinsi Jawa Barat, lewat Bandung. Saya pernah ke Kamojang, dan treknya cukup bikin asyik untuk mengemudikan mobil jarak jauh. Terutama di Jalan Kamojang – Samarang yang penuh tanjakan dan twisty di bawah kaki Gunung Guntur. Sejak bertolak dari Kantor HPM di Sunter, kami mendapat pengawalan dan saya duduk sebagai penumpang depan sehingga bisa menikmati suasana kabin dengan leluasa.

Ruang interiornya lega dengan posisi legroom untuk penumpang depan yang luas, begitu juga dengan legroom di baris kedua. Sedangkan di baris ketiga, agak sedikit sempit untuk penumpang dewasa seperti saya dengan postur 167 cm. Mobil pulas putih yang kami naiki memiliki warna interior hitam dengan layout dashboard yang sangat menarik lengkap dengandisplay LCD yang memuat ragam informasi infotainment.
Pada cluster meter terdapat ECO indicator, setir sudah tilt steering dan Double Din Audio System. Headroom juga tinggi sebagaimana layaknya mobil SUV kecil lainnya yang beredar di Indonesia.

Saya baru mengemudikan mobil pada acara bertajuk “The Braver Journey” ini setelah makan siang di Gubuk Makan Mang Engking di Jalan Kopo Bihbul, tak jauh dari Gerbang Tol Kopo. BR-V tipe Prestige yang saya kemudikan didukung mesin 4 silinder segaris i-VTEC 1.5 liter. Mesinnya terasa halus dan padat di putaran rendah dengan tenaga maksimal 118 Hp pada 6.600 rpm dan torsi maksimal 145 Nm pada 4.600 rpm.
Tenaga yang berisi di putaran bawah ini sangat membantu ketika melewati tanjakan di Jalan Kamojang sehingga saya tetap posisikan saja transmisi CVT di D. Tak perlu terlalu dalam menekan gas yang terpenting bisa mendapatkan momentum yang tepat. Namun, jika dorongan tenaga terasa kendur, pindahkan ke S atau L. Tapi umumnya saya memakai D.

Dengan jumlah tiga orang di dalam mobil, saya baru memakai Transmisi S dan L di tanjakan ekstrim Monteng, tempat di mana PT HPM melakukan CSR di sela-sela media driving ini. Pengendaraan BR-V ketika melewati jalanan twisty dengan tikungan lamban dan medium terasa stabil, minim body roll dan menurut saya kestabilan BR-V bahkan lebih baik dari kompetitor terdekatnya, Toyota Rush dan Daihatsu Terios. Tapi bukan Rush dan Terios versi terbaru ya karena saya belum pernah mencobanya.
Suspensi BR-V terasa empuk, pas untuk SUV 7-seater sehingga bantingan mobil tak terlalu keras ketika menghantam jalanan bumpy atau pun lubang. Pandangan ke depan pun cukup luas karena posisi Pilar A dibuat lebih menjorok ke depan sehingga tak menghalangi pandangan. Namun, saya tidak menyukai posisi mengemudinya, seperti posisi mengemudi mobil sedan karena tidak commanding.

Yang saya suka dari mobil ini dari sisi performa adalah transmisi CVT-nya halus dan mesinnya terasa bertenaga baik di putaran rendah, medium dan tinggi apalagi ketika kami harus mengikuti patwal yang melaju di Tol Cikampek dan Purbaleunyi.
Tenaganya memang terasa linear ketika di D, namun untuk mendapatkan dorongan tenaga di putaran rendah untuk bermanuver, posisikan saja ke S lalu setelah itu posisikan kembali ke D. Dalam perjalanan menuju Garut dengan titik finish di Green Kamojang Hotel, kami menyempatkan diri berwisata sejenak ke Geothermal Kamojang.

Oh iya, kami juga mencoba tingkat efisiensi bahan bakar Honda BR-V dari tempat kami istirahat di KM88 Tol Purbaleunyi menuju Gubuk Mang Engking tempat kami maksi dengan jarak tempuh 40-an km. Jalan yang kami tempuh adalah aspal tol mulus dan jalanan yang cukup lancar di Jalan Kopo Bihbul.
Kami mendapatkan konsumsi BBM 14,6 km per liter dengan metoda pengendaraan RPM ditahan pada indikator ECO tetap menyala yakni sampai maksimal 2000 rpm saja, tidak lebih dengan AC dan audio menyala.
EKA ZULKARNAIN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature