Lima Hal Penting Yang Perlu Diketahui Dari Maserati Ghibli Hybrid

JAKARTA, Carvaganza.com – Maserati Ghibli Hybrid menjadi penanda era baru elektrifikasi kendaraan pabrikan Modena. Sekaligus menjadi proyek mobil paling ambisius setelah mereka membangun mesin baru bagi super sportscar MC20. Kehadirannya menandai sebuah lompatan baru bagi manufaktur. Sebagai fase menuju era elektrifikasi bagi seluruh kendaraan yang dihasilkan brand Trisula.

Model

Penyematan teknologi hybrid pada sedan mewah Ghibli adalah planning yang sudah dipertimbangkan sejak lama. Maserati Ghibli yang telah terjual lebih dari 100.000 unit sejak dirilis tahun 2013, dihadirkan demi menguatkan DNA brand Trident. Sekaligus menguatkan perjalanan teknologi manufaktur. Bukan justru melemahkan. Misalnya, tidak menghilangkan karakteristik kendaraan sebagai sedan premium penuh performa dan menyenangkan untuk dikendarai. Baca juga: Maserati akan Debut Elektrifikasi Melalui Ghibli Facelift

Desain

Ghibli Hybrid menyandang desain yang baru baik pada bagian eksterior maupun interior. Agar lebih gampang mengidentifikasi semua mobil Maserati berteknologi hybrid, maka dipilih kelir bersama yakni warna biru pada beberapa bagian mobil. Re-desain itu dikerjakan seluruhnya oleh Centro Stile Maserati. Warna biru pada eksterior terdapat pada air duct samping (side air duct), kaliper rem dan dan lambang petir pada logo Trisula di pilar belakang. Sementara warna biru pada interior terlihat pada logo Trisula di headrest dan jahitan jok. Ghibli Hybrid anyar ini memperkenalkan konten stylish terbaru, mulai dari desain grille depan. Desain pada batang grille dibuat baru untuk merepresentasikan tuning fork. Yakni alat musik yang menghasilkan suara yang sangat jernih. Bagian belakang juga mendapat sentuhan perubahan, berupa desain anyar pada desain lampu belakang. Profilnya dibuat seperti bumerang terinspirasi dari 3200 GT dan mobil konsep Alfieri. Baca juga: Maserati Ghibli Hybrid Lahir, Tandai Awal Era Elektrifikasi

Mild Hybrid

Solusi hybrid yang dipilih oleh Maserati dilakukan melalui seleksi ketat. Visinya agar selaras dengan DNA model itu sendiri. Selain fokus pada penguatan performa, juga dititik beratkan pada efisiensi bahan bakar dan emisi karbondioksida. Hampir sama dengan teknologi pabrikan mobil lain, hybrid yang dikembangkan Modena bertujuan untuk memanfaatkan energi kinetik yang dihasilkan baik dari gerak maupun pengereman (deselerasi). Energi-energi tersebut disimpan di dalam baterei sehingga tidak ada energi yang terbuang. Pengisian pada baterei dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Baca juga: Mesin Maserati MC20 Adopsi Teknologi F1 Dan Dibuat Sendiri, Ini Kelebihannya

Power Unit

Sebagaimana kendaraan hybrid lainnya, Maserati Ghibli Hybrid ini mengadopsi mesin bakar dan motor listrik. Mesin bakar internalnya 4 silinder turbo 2.0 liter dibantu oleh alternator 48 volt dan sebuah supercharger listrik (e-Booster) yang didukung oleh sebuah baterei. Maserati mengklaim, solusi ini cukup unik di segmennya dan menjadi pabrikan pertama yang menggunakan generasi baru powertrain seperti itu. Baterei terpasang di bagian belakang demi mengejar distribusi bobot yang ideal. Beratnya sekitar 80 kg lebih enteng dari mesin diesel. Total tenaga puncak yang dihasilkan  330 hp dan torsi 450 Nm yang bisa didapat sejak putaran 1.500 rpm. Mampu berakselerasi sprint 0 – 100 km/jam dalam waktu hanya 5,7 detik. Top speednya 255 km/jam. Jangan khawatir soal suara khas yang ada pada semua model Maserati. Tidak akan hilang karena manufaktur telah mengoptimalkan sistem exhaust, ditambah dengan resonator yang dirancang secara khusus. Suara yang keluar pun masih tetap ideal dan khas brand Trisula.

Konektivitas

Sebagai kendaraan premium modern, tentu bagian ini tak luput dari fokus pabrikan. Untuk pertama kalinya, pabrikan menyematkan teknologi Maserati Connect Program terbaru pada Ghibli Hybrid. Dalam sistem terbaru ini, paket software sudah diupdate begitu juga sistem layar digital maupun Safety Security System. Layar digital HD sudah mengadopsi grafis yang baru, user friendly dan serba digital. EKA ZULKARNAIN