Hiroshi Inoue, Jinba Ittai Perspectives

Pria kelahiran Jepang tahun 1960 ini pernah bertugas di Indonesia selama tiga tahun. Waktu itu ia memimpin Mazda Indonesia dan ikut membentuk image Mazda di Indonesia seperti sekarang ini. Sejak April 2017 lalu, Ia menduduki posisinya sebagai Managing Executive Officer Mazda ASEAN yang mengurusi seluruh bisnis Mazda di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia.

Inoue melihat bahwa Indonesia merupakan pasar yang paling menjanjikan di antara negara-negara ASEAN lainnya dengan perekonomian yang cukup stabil dan memiliki sejumlah modal yang sangat besar dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. “Mazda memandang Indonesia merupakan pasar yang penting, meskipun volume penjualan mobil Mazda tidak seperti angka penjualan produsen Jepang lainnya di sini,” ujar pria yang mulai bergabung dengan Mazda tahun 1984 ini.

“Kami ingin menawarkan sebuah pengalaman berkendara yang menyenangkan di setiap mobil yang kami produksi. Mazda memiliki sisi unik yang tidak dimiliki oleh pabrikan lain, yakni produk-produk yang bisa dibanggakan oleh konsumennya dan konsumen merasa lebih dekat dengan Mazda,” ujarnya.

“Seluruh produk Mazda yang dipasarkan di seluruh dunia memiliki kesamaan filosofi baik dalam hal Zoom-Zoom maupun teknologi Skyactiv yang kami gunakan sekarang ini. Kami juga memiliki filosopi Jinba Ittai, di mana mengajak penggunanya mempunyai rasa satu kesatuan dengan mobil yang dikemudikannya.”



Menurutnya, volume penjualan Mazda di Indonesia memang masih kecil, tapi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan penjualan. “Kami tidak hanya mengejar volume penjualan, kami lebih fokus bagaimana menjalin hubungan dengan konsumen melalui produk-produk Mazda yang seluruhnya menawarkan keunikan. Kami ingin konsumen memahami keunikan Mazda sehingga mereka merasa senang jika membeli dan mempunyai kendaraan kami.”

Ia mengatakan, “Kami ingin konsumen mendapat kepuasan terhadap mobil kami baik dalam perpesktif performa, teknologi maupun pelayanan purna jual yang kami berikan.”

“Kami menyediakan produk di mana performa kendaraan menjadi concern pabrikan kami. Selain itu, kecanggihan teknologi baik teknologi mekanik maupun fitur-fitur kendaraan. Hal itu menjadi satu ke satuan di dalam setiap produk Mazda,” tambah Inoue.



Menurutnya, PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai APM sampai kuartal pertama 2018 mendatang akan meluncurkan empat model dan hal ini belum pernah dilakukan oleh Mazda Indonesia sebelumnya merilis banyak model dalam waktu yang berdekatan. “Ini sebuah terobosan yang dilakukan PT EMI untuk pasar di Indonesia dan dalam mengenalkan produk-produk Mazda kepada konsumen.”

Seiring dengan  masuknya produk-produk baru tersebut, kata Inoue, Mazda ASEAN akan selalu menyuport langkah-langkah yang dilakukan oleh Mazda Indonesia, terutama dalam hal ketersediaan suku cadang. “Adalah sudah menjadi komitmen kami bahwa kepuasaan konsumen bagi kami sangat penting. Jadi kami akan selalu mengedepankan hal ini. Kita harus menjamin supply chain untuk suku cadang.”

Menyinggung soal peralihan dari PT Mazda Motor Indonesia (MMI) ke tangan PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Inoeu menyatakan hal itu merupakan sebuah peralihan biasa dan telah dipersiapkan sematang mungkin sehingga tidak perlu dikhawatirkan oleh konsumen di Indonesia.



Baik PT MMI maupun EMI fokus kepada kepuasaan konsumen dan produk-produk yang berkualitas karena komunikasi antara kantor pusat Mazda di Jepang dengan PT MMI maupun EMI sama saja. “Yang menjadi perbedaan adalah dalam hal struktur. Namun dalam hal kebijakan, antara pusat dengan subsidiarisnya sama yakni bagaimana menjamin kepuasan konsumen melalui produk-produk yang terjamin baik.”

Kenapa kami memilih EMI? “EMI dimiliki oleh Eurokars Group dan Eurokars Group telah memiliki ‘excellent job’ sebagai distributor Mazda di Singapura dan Australia. Kinerja yang telah diperlihatkan oleh Eurokars Group sangat kuat dan berprestasi serta sangat serius sehingga kami memilih Eurokars Group mengambil-alih PT MMI dan sekarang menjadi EMI.”

EKA ZULKARNAIN