TEST DRIVE: Toyota Corolla Altis Hybrid di Banyuwangi

BANYUWANGI, Carvaganza - Saya pernah menguji Toyota Corolla Altis Hybrid. Kebetulan belum pernah ditulis di Carvaganza. Karena mobil ini belum mendapat penyegaran sejak peluncurannya pada 2019 silam, tak ada salahnya kalau kami ulas lagi cerita singkat saya bersama mobil ini di sini.
Jet komersial Bombardier CRJ1000 Nextgen yang saya tumpangi, mendarat sempurna di Bandara Banyuwangi. Turun dari pesawat, sederet mobil Toyota bermesin hybrid terparkir rapih menyapa.
Ya, saya berada di Banyuwangi memenuhi undangan Toyota Indonesia. Selama tiga hari 9-11 Oktober 2019 saya diberi kesempatan menguji seluruh mobil hybridnya di Banyuwangi dan Bali. Yang tersedia Alphard hybrid, Camry hybrid, C-HR hybrid, Prius hybrid, Prius PHEV dan Corolla Altis hybrid.
Mobil pertama yang kemudinya saya genggam, Corolla Altis hybrid. Sedan yang baru dijual 12 September ini, belum pernah kami uji. Katanya, mobil ini memiliki segala hal baru dari Toyota yang tak dipunyai mobil Toyota lainnya. Dinamai Safety Sense, fitur bantuan pendukung keselamatan berkendara.
Rute yang kami lewati memang tidak panjang. Jarak saya menguji mobil ini cuma 23 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Tapi rutenya cukup menantang, jalan raya antarkota dipadati truk bertonase besar. Jadi ada kesempatan menguji performanya untuk mendahului mobil di depan. Sekalian menjajal seberapa irit mobil bermesin hybrid ini.
Corolla Altis, mobil ketiga di Indonesia yang dirancang di atas platform Toyota New Global Architecture (TNGA) setelah C-HR dan Camry. Jadi yang terbayang, anggota keluarga terbaru untuk pilihan model hybrid Toyota di Indonesia ini memiliki rasa berkendara sport.
Benar saja, lingkar kemudi yang berukuran cukup kecil terbalut kulit, menggugah kesenangan mengemudi saat digenggam. Padahal mesin belum dihidupkan. Begitu tombol stop-start dipijit, panel instrumen digital canggih menampilkan grafis spidometer nan cantik. Tapi tak ada bunyi dan getaran mesin sama sekali.
Oke jadi mobil sudah menyala tapi beroperasi dalam mode EV (mode elektrik). Berjalan dalam mode ini terasa sangat hening. Sampai pejalan kaki di depan mobil ogah minggir karena tak sadar ada mobil melaju pelan di belakangnya.
Sewaktu melaju kencang, mesin 2ZR-FXE, 4-silinder, 1.8 liter menghasilkan tenaga 95 PS pada 5.200 rpm dengan torsi puncak 144 Nm pada 4.000 rpm. Outputnya ditambah lagi tenaga sebesar 72 PS dengan torsi puncak 163 Nm. Transmisi yang digunakan otomatis jenis CVT (Continuous Variable Transmission).
Masalahnya, transmisi jenis ini agak lemot sewaktu diajak berakselerasi. Untung ada tiga pilihan mode berkendara, Normal, Eco dan Sport di samping mode EV. Selama mengemudi, hampir di seluruh perjalanan saya pakai mode Normal dan sport, karena butuh akselerasi cekatan saat mendahului kendaraan di depan.
Kemudinya cukup berisi. Pergerakannya presisi dan bobotnya jadi ringan saat bermanuver parkir. Intinya, mobil ini cukup asyik dikemudikan. Bantingan suspensinya pun cukup nyaman walau tak senyaman Camry. Tapi masih cukup sporty, mirip C-HR. Apalagi struktur rangka TNGA menempatkan pengemudi begitu rendah. Hebatnya, bidang pandang masih luas walau posisi pilar-A cukup mengganggu.
Sayang perjalanan saya bersama mobil ini harus berakhir. Karena sudah tiba di De'djawatan, saya pindah ke depan kemudi Camry hybrid. Nah, rute menguji Camry hybrid lebih panjang, ke Taman Nasional Baluran. Penasaran seperti apa impresi singkat menguji Camry hybrid? Tunggu update kami di artikel berikutnya.
Lalu berapa konsumsi bahan bakar Corolla Altis selama pengujian tadi? Cara mengemudi memang kurang ekonomis lantaran harus mengejar rombongan dan mendahului deretan truk berukuran besar yang sempat menghambat laju. Tapi angka 21,2 km/liter cukup menggambarkan betapa iritnya mobil bermesin hybrid 1,8 liter ini.
Oh ya, satu hal lagi. Panel instrumen digital tak menampilkan indikator rpm. Adanya indikator kondisi mesin, sedang mengisi baterai (Charge), atau mengejar performa (Power). Transmisi CVT miliknya juga tak dilengkapi mode perpindahan manual.
Singkatnya, mobil yang dijual seharga Rp 566,3 juta ini, punya daya pikat dan value yang sebanding. Apalagi ada fitur keselamatan Safety Sense yang terdiri dari fitur Pre Collision System, Adaptive Cruise Control, Lane Departure Alert with Steering Control hingga Automatic High Beam. RIZKI SATRIA
Baca Juga: Ini Dia Hyundai Alcazar, Seperti Apa Rasa Berkendaranya?
Pelajari lebih lanjut tentang Toyota Corolla Altis
Mobil Toyota Lainnya
Don't Miss
Toyota Corolla Altis Promos, DP & Monthly Installment
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Toyota Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Pilihan mobil untuk Anda
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature