Mobil Listrik Sulit Padam Saat Kebakaran, Ini Penjelasannya
Kebakaran baterai mobil listrik butuh penanganan dan prosedur khusus.

JAKARTA, Carvaganza - Meskipun insiden kebakaran pada mobil listrik tidak terjadi setiap hari, ketika hal itu terjadi, dampaknya bisa sangat serius dan memerlukan penanganan khusus. Petugas pemadam kebakaran sering menghadapi tantangan besar saat menangani kebakaran kendaraan listrik, yang berbeda jauh dari kendaraan berbahan bakar bensin atau diesel. Penyebab utama dari kesulitan ini adalah teknologi baterai lithium-ion yang digunakan sebagai sumber tenaga.
KEY TAKEAWAYS
Kenapa kebakaran mobil listrik lebih sulit dipadamkan daripada mobil biasa?
Karena baterai lithium-ion dalam EV bisa mengalami thermal runaway, menghasilkan suhu ekstrem dan gas beracun yang sulit dikendalikan dengan metode pemadaman biasa.Apakah air bisa memadamkan kebakaran EV?
Air sering tidak cukup efektif, karena sulit menembus struktur baterai. Diperlukan jumlah yang sangat besar atau metode khusus seperti fire blanket atau alat pemadam lithium-ion.Teknologi Baterai Jadi Sumber Masalah
Komponen paling vital dalam kendaraan listrik—baterai lithium-ion—menjadi sumber utama risiko kebakaran. Teknologi ini memang efisien menyimpan energi dalam jumlah besar, tetapi juga rawan mengalami thermal runaway, terutama jika mengalami kerusakan fisik, cacat produksi, atau kesalahan pengisian daya.
Thermal runaway adalah kondisi reaksi berantai yang tidak terkendali, di mana satu sel baterai yang terlalu panas dapat memicu pemanasan pada sel-sel lainnya. Proses ini memunculkan suhu sangat tinggi, bahkan bisa melampaui 1.000 derajat Celsius, dan menghasilkan gas yang beracun. Kebakaran ini bisa terjadi tanpa memerlukan oksigen dari luar, karena didorong oleh reaksi kimia internal.
Gas mudah terbakar seperti hidrogen dan metana memperburuk situasi, membuat pemadaman dengan metode konvensional seperti air atau busa menjadi tidak efektif. Bahkan ketika api sudah padam, sisa panas di dalam baterai masih bisa memicu kebakaran lanjutan.

Desain Modular Baterai Menambah Tantangan
Struktur baterai pada mobil listrik dirancang dalam bentuk modul-modul terpisah dalam satu paket besar. Meskipun desain ini memberikan perlindungan saat penggunaan normal, namun dalam kondisi kebakaran justru menyulitkan pemadaman. Kompartemen ini bisa menahan panas dan gas di dalamnya, memungkinkan api menyebar dari satu modul ke modul lainnya secara bertahap.
Baca Juga: Hampir 2 Minggu Kapal Kargo Mobil Listrik Morning Midas Masih Terbakar
Belum Ada Protokol Standar
Berbeda dengan kebakaran mobil bensin yang sudah memiliki prosedur tetap, kebakaran kendaraan listrik masih menjadi medan baru bagi banyak petugas pemadam. Protokol penanganan belum seragam di seluruh dunia. Beberapa negara menyarankan pemakaian air dalam jumlah besar, sementara yang lain mengandalkan alat atau sistem pemadaman khusus.
Air Bukan Solusi Ideal
Air yang biasanya efektif untuk memadamkan api kendaraan konvensional, menjadi kurang maksimal ketika digunakan pada kendaraan listrik. Desain baterai yang tertutup rapat membuat air sulit mencapai sumber panas. Bahkan, dalam banyak kasus, dibutuhkan puluhan ribu liter air untuk benar-benar mendinginkan baterai agar tidak kembali terbakar.
Salah satu contoh ekstrem adalah kasus kebakaran Tesla di Sacramento, AS, tahun 2022, yang menghabiskan lebih dari 17.000 liter air untuk pemadaman total. Sebagai perbandingan, kebakaran mobil ICE (Internal Combustion Engine) biasanya cukup dengan beberapa ratus liter air.
Untuk itu, penggunaan alat khusus seperti fire blanket (selimut api) atau sistem pemadam berbasis kimia untuk baterai lithium mulai dikembangkan dan diadopsi di beberapa tempat.

Ancaman Emisi Gas Berbahaya
Kebakaran baterai juga berpotensi menghasilkan gas beracun yang membahayakan:
- Hidrogen Fluorida (HF): Terbentuk dari dekomposisi elektrolit, bersifat korosif dan merusak saluran pernapasan.
- Karbon Monoksida (CO): Gas mematikan hasil pembakaran organik.
- Hidrogen dan Metana: Gas yang mudah terbakar dan bisa menimbulkan ledakan sekunder.
Gas-gas ini menjadi ancaman tambahan bagi petugas penyelamat maupun masyarakat di sekitar lokasi.
Solusi dan Penanganan Modern
Seiring meningkatnya adopsi kendaraan listrik, berbagai pihak mulai mengembangkan solusi untuk mengatasi risiko kebakaran:
- Produsen mobil mulai menambahkan fitur keselamatan seperti thermal management system, kill switch yang mudah dijangkau, hingga panduan penanganan darurat untuk pemadam kebakaran.
- Beberapa manufaktur juga menciptakan sistem untuk melepas atau mengisolasi baterai jika terjadi kebakaran.
- Dinas pemadam kebakaran, termasuk di Indonesia, mulai memberikan pelatihan khusus untuk menghadapi kebakaran EV. Ini termasuk penggunaan nozzle khusus untuk menyemprot langsung ke baterai serta prosedur karantina kendaraan pasca kebakaran agar tidak terjadi kebakaran ulang.
Dengan penanganan dan kesiapan yang tepat, risiko kebakaran mobil listrik dapat diminimalkan meskipun tantangannya tetap besar.
(ZENUAR YOGA / WH)
Baca Juga:
Pionir ADAS Lengkap di Kelasnya, Ini Daftar Fitur Honda Sensing di New HR-V e:HEV
Daimler dan Toyota Perkuat Taring Segmen Niaga, Resmikan Merger Mitsubishi Fuso dan Hino
Chery QQ Domi Debut di Cina Jadi City Car EV Murah, Tidak Sampai Rp150 Juta
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature