INTERVIEW: Eiichi Koito, President Director PT Nissan Motor Indonesia

NISSAN Motor Corporation – sebagai induk perusahaan PT Nissan Motor Indonesia (NMI) – sedang membidik masa depan. Pabrikan ini sangat getol mengampanyekan program-program berkendara masa depan, atau pun kebutuhan konsumen kendaraan di masa depan. Misalnya, Nissan giat mengampanyekan Nissan Leaf, sebagai mobil listrik terlaris di dunia saat ini. Bahkan dalam perkembangan terbaru, Nissan Leaf disertakan dalam Rally Mongol yang cukup epik dengan menempuh ragam medan berat.

Sejalan dengan NMC, NMI sebagai APM Nissan di Indonesia juga melakukan hal serupa. Program-program yang ditawarkan berbau milenial dan masa depan. Misalnya Nissan Intelligent Service, di mana di dalamnya terdapat Nissan e-Parts.

“Memang betul bahwa Nissan sedang getol mengampanyekan kendaraan listrik (electric vehicle – EV) karena Nissan adalah perusahaan mobil nomor satu di dunia yang menjual mobil listrik,” ujar Eiichi Koito President Director PT NMI kepada Eka Zulkarnain dari Carvaganza. “Karena mobil listrik merupakan strongest point kami, kami menggunakan platform tersebut sebagai kampanye kami.”

Sebagai informasi, aliansi Renault-Nissan adalah pemegang penjualan mobil listrik tertinggi di dunia pada kuartal pertama 2017. Nissan Leaf tampil menjadi juara dengan angka penjualan 300.000 unit sejak model tersebut dipasarkan kepada publik tahun 2010 lalu. Mengalahkan pabrikan Tesla asal Amerika Serikat.

 



Jadi, ujar Koito-san, jika pemerintah Indonesia menyiapkan road map mobil listrik di negeri ini dan mengeksekusinya dalam bentuk kebijakan, kami sudah siap dengan model-model yang kami miliki. “Kami memiliki Nissan Leaf yang pure listrik dan kami juga memiliki Nissan Note e-Power yang kami pamerkan di Gaikindo Indonesia Auto Show (GIIAS) 2017. Bahkan kami juga mendatangkan mobil konsep Bladeglider sebagai mobil listrik sport,” tambahnya.

Hal ini memperlihatkan kepiawaian teknologi kami dalam mengembangkan mobil-mobil listrik untuk kebutuhan sekarang ini dan juga untuk kebutuhan di masa yang akan datang, imbuhnya. “Dunia otomotif di masa yang akan datang akan mengarah ke sana karena bahan bakar fosil sudah semakin menipis sehingga manusia perlu mencari energi alternatif, apalagi gerakan ramah lingkungan semakin kuat sehingga mobil pun harus lebih hijau,” ujar mantan atlet olahraga mendayung ini.

“Bahkan kami sudah memiliki mobil listrik yang cocok untuk pasar Indonesia yaitu Nissan Note e-Power. Mobil ini tidak membutuhkan charging station eksternal yang akan membutuhkan efforts besar untuk membuat infrastruktur, melainkan mobil listrik yang mengombinasikan mesin konvensional dengan motor listrik.



“Mobil ini memiliki level konsumsi bahan bakar BBM 37 km/liter berdasarkan standar pengujian JC08 di Jepang. Dan dengan kapasitas bahan bakar 35 liter, maka dengan total bahan bakar sebanyak itu yang tersimpan di dalam mobil mampu menempuh jarak sekitar 1. 200 km. Ini merupakan sebuah catatan penting bagi mobil Note e-Power,” ujar pria yang meraih pendidikan di Jepang dan Amerika Serikat ini. (Sebuah suguhan data yang menarik dengan 35 liter bensin, bisa menempuh jarak dari Jakarta ke Bali).

“Ini adalah sebuah terobosan yang disuguhkan oleh Nissan kepada konsumen. Tidak perlu charging station, namun memang membutuhkan bensin. Nah bensin itulah yang menyalakan baterei/motor yang terdapat di mobil. Namun, level konsumsi bahan bakarnya sangat efisien sehingga membantu mengurangi konsumsi BBM dan sangat hemat pengeluaran biaya,” ujarnya.

EKA ZULKARNAIN