Hyundai Ioniq Dijual Dalam Dua Varian, Ini Kelebihannya

Hyundai IONIQ
JAKARTA, carvaganza.com -  Pabrikan Hyundai Motors Indonesia (HMI) telah meluncurkan Ioniq dan Kona elektrik pada hari ini, Jumat (6/11). Kehadiran mobil elektrik ini tidak terlalu mengejutkan, karena pabrikan Korsel ini sudah membuka road map perusahaan jauh-jauh hari. Salah satunya membangun pabrik mobil di Indonesia, seperti pabrikan Jepang lainnya. Sekaligus menjadi pabrikan mobil pertama Korsel yang membangun plant di sini. Hyundai Indonesia sendiri sebetulnya sudah menjual EV Ioniq untuk fleet market. Yaitu sebanyak 20 unit EV telah dipakai sebagai armada taksi bandara pada Januari 2020. Lantaran ingin ekspansi bisnis di Tanar Air, mereka kembali membawa unit serupa. Namun untuk pasar retail konsumen pribadi. Harga resmi persis seperti bocoran yang beredar di dunia maya. Siapkan kocek Rp 624,8 juta untuk beli Ioniq varian Prime atau Rp 664,8 juta (varian Signature). "Selamat datang di peluncuran mobil listrik murni pertama di Indonesia. Hyundai memperluas perannya di luar sektor transportasi otomotif dan tidak pernah berhenti melakukan banyak hal. Dengan senang hati, kami kenalkan dua mobil listrik Kona dan Ioniq elektrik menjadi game changer, dalam teknologi mobilitas ramah lingkungan,” papar Sung Jong Ha, President Director Hyundai Motors Indonesia, dalam perilisan daring via akun YouTube HMI (6/11). Baca juga: Grab Gunakan Mobil Listrik Hyundai Ioniq, Target 500 Unit

Motor Gerak

E-Motor atau Permanent-magnet Synchronous Motor tertanam dalam Ioniq. Lontaran tenaga sebesar 134 PS dan torsi 295 Nm. Baterai lithium ion berkapasitas 38,3 kWh. Ia mampu melaju sampai 373 km dari kondisi penuh. Untuk pendistribusian daya, menggunakan single speed reduction gear ke roda depan. Anda dapat memilih mode berkendara: Eco, Comfort dan Sport. Jadi konsumen bisa menggunakan sesuai kebutuhan: kencang, normal atau efisien. Kendaraan ini juga mengadopsi pengereman regenerative. Peranti menangkap energi yang biasanya terbuang sia-sia untuk digunakan kembali menambah cadangan daya baterai. Paddle shifters terpasang, ada tuas yang berfungsi bukan untuk pemindah gigi, melainkan memungkinkan pengemudi beralih dari sistem eco-drive. Lalu berganti ke penggunaan daya penuh demi meningkatkan performa sesuai situasi.

Electric Power Control Unit

Otak dibalik Ioniq EV ialah sebuah unit kontrol daya listrik (EPCU) yang membuat semuanya bergerak. EPCU bekerja di belakang layar melakukan tugas-tugas kompleks untuk mengatur berbagai sistem listrik dan elektronik. Arus, daya setrum, tinggi rendah tegangan, semua bekerja secara harmonis di bawah arahannya. Nah, sedangkan untuk mengecas baterai lithium, kalau menggunakan charger on-board standar 7,2 kW membutuhkan waktu 6 jam. Namun, bila pakai fast-charging 50 kW cuman butuh tempo 57 menit dari nol ke 80 persen. Lalu perangkat keamanan standar. Tersedia Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Brake Distribution (EBD) dan Hill-start Assist Control (HAC). Begitu pula bantal udara tujuh titik. Sehingga perlindungan terhadap seluruh penumpang tetap optimal. Baca juga: ROAD TEST Hyundai Ioniq Electric, Mobil Listrik Bukan ‘Alien’ (Bagian 1)

Dimensi

Rancang bangun bagian luar kendaraan terlihat lumayan futuristik. Panjang kendaraan mencapai 4.480 mm, lebar 1.800 mm, tinggi 1.470 mm, sumbu roda 2.700 mm. Kemudian jarak pijak tanah 140 mm plus profil roda 205 /60, berpelek alloy 16 inci dual tone. Mobil berkonfigurasi tempat duduk lima orang ini, lebih cocok sebagai mobilitas perkotaan. Tatkala melihat tubuhnya, ia merupakan jenis liftback alias sedan berpintu belakang. Tampilan sedikit berbeda dibanding mobil bermesin konvensional. Kisi-kisi trapesium berkelir silver berikut loga H miring di tengah. Semua pencahayaan luar mengandalkan teknologi LED. Baik sorot utama maupun fog lamp dua garis vertikal. Parasnya lumayan futuristik.

Rival Terdekat

Saat ini belum ada kendaraan listrik sebagai penyaing Ioniq EV. Paling dekat ya Toyota Prius PHEV. Dengan bentuk agak mirip, TAM melepas di angka Rp 884 juta OTR Jakarta. Ia mengandalkan enjin berkode 2ZR-FXE. Kapasitasnya 1.800 cc, memberi tenaga maksimum 98 PS dan dorongan momen puntir 142 Nm. Kemudian didukung motor listrik 1 NM/ISM dengan power plus torsi optimal masing-masing 53 Kw (98 PS) serta 142 Nm dalam mode BEV. Khusus mode listrik, ia punya daya jelajah 68,2 km. Jarak itu menurut Toyota, bikin penggunaannya menjadi lebih optimal dan berfaedah. Baca juga: ROAD TEST Hyundai Ioniq Electric, Kombinasi Fun, Irit dan Praktis (Bagian 2) Lantas baterai jenis lithium-Ion disisipkan dengan voltase 3,7 volt per cell. Penyimpan listrik ini mempunyai 95 cell sehingga secara keseluruhan mampu menghasilkan 315,5 volt. Sementara kapasitasnya tercatat 8,8 kW. Untuk pengisian penuh dibutuhkan waktu 2 jam 20 menit. Namun dengan syarat pakai arus listrik tegangan 220 Volt 16A. Jadi, untuk body model serupa, sementara pilihan hanya ada di dua unit itu. Namun, Hyundai mengklaim, biaya operasional mobil listrik empat kali lebih murah dari bensin. Perpanjangan STNK tahunan juga tak kalah miring. Lantas ongkos perawatan dikatakan tak mahal karena peranti mekanikal lebih sederhana dari enjin konvensional. Perusahaan memberi jaminan bebas perawatan 5 tahun atau 50 ribu km. Terakhir garansi baterai 8 tahun atau jarak 160 ribu km. Bergantung mana tercapai dahulu. ANJAR LEKSANA  

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature