FIRST IMPRESSION: Wuling Almaz, Desain dan Handlingnya Mengesankan

FIRST IMPRESSION: Wuling Almaz, Desain dan Handlingnya Mengesankan
JAKARTA, 25 Januari 2019 -- Kejutan disuguhkan PT SGWM atau Wuling Motors yang memperkenalkan model keempatnya di Indonesia. Model yang bergenre sport utility vehicle (SUV) itu dinamai ALMAZ dan ditampilkan kepada media dalam sebuah acara di Sentul, Jawa Barat, Rabu, 23 Januari 2019 kemarin.

Pada acara yang dikemas dengan tajuk 'Media First Impression’ ini, Wuling Motors juga memberikan kesempatan media untuk menjajal performa Almaz di Sirkuit Internasional Sentul. Kesempatan yang tentunya sayang untuk dilewatkan.

Kita coba bahas secara singkat. Dari sisi tampilan, harus diberikan jempol. Desain Wuling Almaz ini “naik kelas” dibandingkan dua model Wuling yang sudah ada sebelumnya yaitu LMPV Confero S dan MPV Cortez.

Desain maupun penempatan item-itemnya terkesan modern dan tak kalah dengan mobil-mobil keluaran Eropa. Hal ini antara lain terlihat pada headlamp berbentuk sipit yang tengah hits. Kemudian juga grill berukuran besar.



Bagian interior Wuling Almaz juga sudah lebih apik. Andalan utama Wuling di bagian interior adalah head unit Smart Multimedia. Head unit touchscreen berukuran 10.4 inci layaknya sebuah tablet ditempatkan di bagian tengah dashboard.

Head unit ini menjadi “otak” dari Almaz karena bisa melakukan pengaturan kendaraan maupun sebagai sarana infotainment. Hal lainnya jok semi-kulit, panoramic sunroof, ruang penyimpanan lega, dan fitur-fitur lainnya.

Selanjutnya kita bicara soal performa. Setelah menunggu giliran, lantaran banyak media yang diajak Wuling, Carvaganza mendapat kesempatan merasakan Almaz di Sirkuit Sentul. Di sesi pertama, saat duduk di jok belakang. Busa lembut dengan balutan semi-kulit menyambut. Cukup nyaman dan bagian kaki sangat lega ke bagian depan. Maklum dengan panjang 4.655 mm, Wuling Almaz dilengkapi dua baris kursi alias maksimal menampung 5 penumpang.



Saat rekan yang mengemudi membawa mobil ini melewati tikungan, hard braking, ataupun slalom, kenyamanan kabin Almaz masih terjaga. Seatbelt di bangku belakang menjaga saya aman dari guncangan. Noise dari luar juga tak terlalu terdengar, meski suara mesin dan gesekan ban di jalan masih bisa didengar ke dalam kabin.

Setelah 2 lap, akhirnya saya mendapat kesempatan menjadi pengemudi. Duduk di jok pengemudi, saya mengatur posisi bangku dan kemudi. Kemudian sudah bisa diatur naik turunkan (tilt steering) namun belum ada fitur telescopic. Tapi okelah.

Menghidupkan mesin sudah menggunakan start-stop button di sebelah kiri kemudi. Suara mesin menggerung halus. Almaz dipersenjatahi mesin 4 silinder segaris DOHC dengan turbocharger berkapasitas 1.451 cc. Mesin ini diklaim menghasilkan tenaga 140 ps dan torsi 215 Nm.



Electric Parking Brake (EPB) di bawa tuas transmisi dilepas, transmisi digeser ke posisi D, pedal gas ditekan, mobil melaju dengan tenang. Tidak ada hentakan. Tenaga yang dihasilkan mesin disalurkan lewat transmisi model Continously Variable Transmission (CVT). Memang terasa agak lamban saat naik. Turbo terasa saat putaran mesin menunjukkan angka sekitar 4.000 rpm.

Menghadapi 2 tikungan beruntun di R3 dan R4. Meski mobil digeber dengan kecepatan 60-an km/jam, tetap mudah dikendalikan. Nah ini sangat mengesankan saya. Tadinya saya pikir, Almaz yang bergenre SUV akan memiliki bodi rolling yang tinggi, ternyata nggak.

Sesi berikutnya, kami menguji sistem pengereman Almaz. Bawa mobil sampai 100 km/jam, mengerem sekuatnya, kendalikan ke kiri atau ke kanan menghindari cone. Penggunaan Eelectric Power Steering dan rem yang dilengkapi Anti-lock Braking System (ABS), Electronik Brake-force Distribution (EBD), Braking Assist (BA) dan Electronic Stability Control (ESC) sangat membantu.



Demikian juga ketika sesi slalom. Di kecepatan 60-an km/jam mobil tetap nyaman melakukan zig-zag. Almaz menggunakan suspensi depan McPherson Strut Coil Spring, Independent Suspension dan suspensi belakang Multi-Link Trapeziodal, Independent Suspension.

Setelah di straight line, saya diminta merasakan transmisi 8 kecepatan a la manual. Tuas transmisi digeser ke kanan, model D. Setelah itu dinaikkan (tanda +) dan diturunkan (tanda -) untuk menambah atau mengurangi gigi. Saya mencoba menginjak gas dalam-dalam, tak terasa hentakan, namun nafas cukup panjang. Saya bisa mencapai kecepatan 120-an km/jam meski transmisi baru masuk di angka 6.

Sebelum masuk ke pit ternyata kami masih menjajal dua fitur lagi yaitu Hill Hold Control (HHC) dan Auto Vehicle Holding (AVH). Nah, fitur ini cukup menarik. Wuling membangun tanjakan buatan. Saya diminta menaikkan Almaz kemudian berhenti di tengah tanjakan dengan kemiringan sekitar 30 derajat tersebut.



Setelah direm mobil berhenti. Saya kemudian melepas pedal rem, ternyata mobil tetap diam dan tidak melorot ke belakang meski saya tidak menginjak pedal rem. Fitur AVH bekerja dibantu HHC yang aktif secara otomatis menjaga mobil tidak mundur saat memindahkan kaki dari pedal rem ke gas. Oke juga.

Secara keseluruhan, saya terkesan dengan Almaz ini. Desainnya modern, penempatan item-itemnya kekinian, kabin nyaman dengan pusat perhatian pada head unit berukuran 10,4 inci, sensor dan kamera 360 untuk membantu saat parkir, plus performa mesin yang cukup pas untuk ukuran mesin berkapasita 1.5L.

Boleh dikatakan, Almaz yang akan dilansir resmi pada beberapa bulan ke depan, akan menjadi penantang serius SUV-SUV yang sudah ada sebelumnya. Honda CR-V 1.5L Turbo, Honda HR-V, DFSK Glory 580, atau bahkan Honda BR-V serta duet Toyota Rush dan Daihatsu Xenia harus waspada.

RAJU FEBRIAN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature