Evolusi Teknologi Elektrifikasi Ferrari: Dari F1 Sampai ke Supercar
Ajang F1 menjadi laboratorium berjalan untuk Ferrari kembangkan teknologi hybrid unggulannya.
JAKARTA, Carvaganza - Ferrari dikenal sebagai brand yang lama berpartisipasi di gelaran Formula 1. Tim asal Maranello ini terus menerapkan inovasi teknologi mesin balap, salah satunya sistem hybrid. Teknologi ini mengubah cara Ferrari mencapai performa tinggi, sekaligus efisiensi energi.
KEY TAKEAWAYS
Apa keunggulan utama sistem hybrid Ferrari dibandingkan mesin konvensional?
Selain lebih efisien, sistem hybrid Ferrari mampu memberikan respons akselerasi instan, penghematan bahan bakar signifikan, dan pengendalian tenaga lebih presisi berkat integrasi sistem kontrol elektronik canggih.Mengapa efisiensi termal sistem hybrid Ferrari begitu tinggi?
Teknologi hybrid Ferrari mencapai efisiensi termal lebih dari 50%, artinya separuh energi bahan bakar benar-benar diubah menjadi tenaga dorong. Peningkatan ini dicapai melalui optimalisasi sistem pembakaran dan pemanfaatan energi buangan.Sejak 2014, Formula 1 memasuki babak baru lewat aturan penggunaan power unit V6 turbo hybrid. Regulasi ini mewajibkan semua tim memakai mesin berkapasitas 1.6 liter yang dikombinasikan dengan sistem listrik berteknologi tinggi. Ferrari pun merespons cepat dengan menghadirkan power unit generasi baru yang berbeda jauh dari era mesin V8 sebelumnya.
Menariknya, mereka memadukan mesin pembakaran internal (ICE) dengan dua motor listrik, yakni MGU-K dan MGU-H. Keduanya mampu mendorong penciptaan tenaga besar dan efisiensi tinggi guna mendukung strategi balap.
Power Unit Ferrari 056/6 V6 1.6 Turbo Hybrid, dari musim 2023Foto: Wikipedia
Adapun MGU-K atau Motor Generator Unit – Kinetic bekerja dengan memanfaatkan energi pengereman. Energi kinetis diubah menjadi listrik dan disimpan ke baterai. Kemudian energi itu digunakan kembali untuk menggerakkan motor listrik. Hasilnya, mobil bisa berakselerasi lebih cepat tanpa mengonsumsi bahan bakar tambahan.
Baca Juga: Tahun 2026, Bakal Menjadi Penanda Era Baru Ferrari Di Jagat Otomotif
Sementara MGU-H memiliki fungsi berbeda. Komponen ini mengubah panas buangan dari turbocharger menjadi energi listrik. Selain itu, MGU-H dapat menjaga putaran turbo tetap aktif sehingga menghilangkan gejala turbo lag. Dengan sistem ini, respons mesin menjadi instan saat pembalap menekan pedal gas. Ferrari memanfaatkan teknologi tersebut sebagai senjata utama untuk mendapatkan akselerasi optimal di lintasan lurus.
Energi yang dikumpulkan dari dua motor listrik itu disimpan dalam Energy Store, berupa paket baterai berkapasitas tinggi. Meski beratnya hanya sekitar 20 kilogram, sistem pendinginannya dirancang sangat presisi agar tetap stabil di suhu ekstrem. Soal kapasitas, Ferrari tidak bisa menentukan sendiri lantaran sudah ditetapkan regulasi FIA. Energi yang dapat disimpan dan digunakan per lap dibatasi dengan ketat.
F14-T, Mobil F1 Bermesin Turbo Hybrid Pertama FerrariFoto: AFP
Sistem kontrol elektronik menjadi otak dari keseluruhan mekanisme ini. Komputer di dalam mobil menganalisis data secara langsung untuk menentukan kapan energi harus disimpan atau digunakan. Aspeknya banyak mulai dari strategi, posisi mobil hingga gaya mengemudi pembalap.
Terkait jantung mekanis konvensional, konfigurasinya V6 turbo yang berkapasitas kecil yaitu 1.6 liter. Walau begitu, tenaga yang dihasilkan mampu mencapai 1.000 hp, di mana sekitar 160 hp berasal dari motor listrik. Angka yang mungkin tidak terlalu besar dari sistem elektrifikasi.
Di lain sisi, teknologi tersebut memiliki keunggulan dari sisi efisiensi termal yang mencapai lebih dari 50 persen. Angka ini berarti setengah dari energi bahan bakar benar-benar diubah menjadi tenaga dorong. Sebuah capaian yang belum pernah tercapai pada era mesin V8 atau V10 sebelumnya.
Capaian tersebut sekaligus menunjukkan bahwa dua hal yang dulu dianggap berlawanan, yaitu kecepatan dan efisiensi bisa disatukan. Pabrikan pun bahkan menerapkan teknologi dari Formula 1 ini ke model-model massalnya, seperti pada seri SF90 Stradale dan 296 GTB. Bahkan konfigurasinya lebih gila lagi.
Ferrari 296 GTS Bermesin V6 Turbo Plug-in Hybrid Foto: Ferrari
SF90 Stradale, yang baru saja disegarkan menjadi 849 Testarossa, menggunakan mesin V8 dengan tiga motor listrik dan menghasilkan tenaga total lebih dari 1.000 hp, sistemnya mengadopsi konsep MGU-K dan ERS dari mobil F1. Sementara 296 GTB menggunakan mesin V6 plug-in hybrid dengan efisiensi tinggi,tapi tetap mempertahankan karakter performa khas Ferrari.
Ferrari juga terus menyempurnakan sistem hybrid mereka di ajang F1. Pembalap kini dapat mengatur kapan tenaga listrik dilepaskan untuk menyalip atau bertahan dari lawan. Semua sistem dipantau secara langsung oleh tim di pit wall melalui ribuan sensor yang tertanam di mobil.
Ke depan, Ferrari akan menghadapi tantangan baru dengan regulasi mesin 2026 yang sudah disiapkan FIA. Porsi tenaga listrik akan meningkat hingga 50 persen dari total output, sementara bahan bakar yang digunakan harus bersifat karbon netral. Komponen MGU-H akan dihapus, digantikan dengan sistem kelistrikan yang lebih besar peranannya. Perubahan tersebut tentunya menjadi dorongan bagi Ferrari dan tim dari pabrikan lain untuk berinovasi agar tetap kompetitif di lintasan.
(MUHAMMAD HAFID / WH)
Baca Juga:
Shell Terus Tingkatkan Kompetensi Mekanik Lewat Master Mechanic 2025
New Toyota Camry Hadir Menyusul Versi Hybrid, Punya Dashboard Terinspirasi Gitar
Mazda Power Drive 2025 Hadir Pekan Ini, Kesempatan Rasakan Pengalaman Jinba-Ittai
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Ferrari Pilihan
- Latest
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature