TEST DRIVE: Bandung–Jakarta Hanya 7 Liter dengan Nissan Grand Livina

BANDUNG, 5 Desember 2016 – Sebagai bagian dari Nissan Media Workshop 2016 di Bandung tanggal 2 Desember lalu, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) juga menyelenggarakan Eco-Driving Challenge yang bertajuk “Tantangan 7 Liter Livina Bandung – Jakarta”. Hanya 7 liter BBM?

Yap, PT NMI menyediakan 14 unit mobil Grand Livina 2016 bertransmisi otomatis dengan tipe XV dan Highway Star (HWS) untuk dicoba oleh jurnalis. Rute yang ditempuh adalah start dari dealer Nissan di daerah Cibeureum, Cimahi, Bandung melalui Tol Purbaleunyi – Tol Cipularang, keluar pintu tol Halim, masuk Jalan M.T. Haryono, berputar di Jalan Cikoko Barat 9 di samping Gedung Menara Saidah dan finish di kantor pusat NMI di Wisma Indomobil dengan total jarak mencapai 139 km.

Grup yang mengikuti Eco Driving Challenge terbagi dua; AC dan Non-AC. Carvaganza kebagian grup AC dengan mobil  Grand Livina 2016 XV 1.5 liter bertransmisi otomatis Xtronic CVT berisikan dua orang, pengemudi dan seorang pendamping dari PT NMI. Bagi yang non AC, tidak diperkenankan menyalakan AC sepanjang rute yang ditempuh.

Kami berangkat dari dealer Cimahi pada pukul 8.30 dengan diisi bahan bakar hanya 7 liter yang pengisiannya disaksikan langsung oleh pengemudi dan pihak PT NMI. Setelah diisi, tutup bensin disegel. Sebelum diisi bensin, Carvaganza membuktikan terlebih dulu apakah mobil betul-betul dalam keadaan kosong bensin alias dikuras. Ketika distart, mobil tidak bisa menyala dan baru bisa menyala setelah diisi bensin 7 liter tadi.

Pada saat melaju di Tol Purbaleunyi (Purwakarta – Cileunyi), Carvaganza menjaga putaran mesin pada 1700 – 2000 rpm. Karena hari masih pagi, tol belum terlalu padat apalagi kami berlawanan arus dengan weekenders yang hendak berlibur ke Bandung. Jadi, kami tak terlalu sulit menjaga putaran mesin, paling kami harus menjaga putaran mesin di angka lebih tinggi, di 3000 rpm pada saat melaju di jalanan menanjak di Tol Purbaleunyi karena mesin membutuhkan effort yang lebih besar.



Pada saat jalanan menurun, saya mengangkat kaki dari pedal gas dan membiarkan mobil melaju dengan tuas transmisi tetap di D. Yang perlu juga diingat adalah selama mengikuti Challenge ini, kami tetap mengutamakan safety driving dan  kami menyalakan AC dengan temperatur full, sedangkan hembusan anginnya diseting di angka 1.

Sepanjang perjalanan dari Cimahi sampai pintu tol Cikarang Utama, traffic lancar. Carvaganza mulai terhambat kemacetan di KM 26 sampai KM 10 karena mobil mogok di KM 14 dan disebabkan juga kepadatan traffic  menjelang pintu keluar Bekasi Barat. Setelah KM 10 sampai pintu Tol Halim, jalanan lancar kembali. Nah, baru 200 meter keluar dari pintu tol Halim, Nissan Grand Livina XV 1.5 L yang dikemudikan Carvaganza kehabisan bensin. Perjalanan kami pun tamat sampai di situ.



Dari data yang terbaca di Multi Information Display (MID), pada saat melaju di Purbaleunyi, rata-rata konsumsi bahan bakar mobil yang dikemudikan Carvaganza mencapai 25,3 km per liter. Sedangkan pada saat terhenti kehabisan bensin di tengah-tengah jalan tol di kawasan Halim, Jakarta Timur, data MID membaca konsumsi rata-rata BBM 22,7 km per liter.

Memang kami tak sampai finish di Kantor NMI, namun dengan bahan bakar Pertamax 92 hanya 7 liter kami mampu menempuh perjalanan Bandung – Jakarta. Artinya finishnya tetap di Jakarta. Nah, dari seluruh peserta, konsumsi terbaik tercatat 30.3 km per liter. Wah, boleh juga nih….



EKA ZULKARNAIN