Pakai Platform Xpander, Ini Yang Bikin Karakter Mitsubishi XForce Terasa Berbeda
Meski platform sama, bukan berarti Mitsubishi XForce dan Xpander punya karakter pengendaraan yang sama.

JAKARTA, Carvaganza - Mitsubishi membangun XForce memanfaatkan platform sama dari Xpander, model MPV andalannya saat ini. Wujud jelas berbeda, namun dengan platform sama, keduanya memberikan karakter dan pengalaman berkendara yang berbeda.
Platform sharing sudah bukan hal baru di industri otomotif. Banyak perhitungan dan sudut pandang diambil dari strategi ini, salah satunya hemat biaya litbang. Secara teknis, XForce dan Xpander punya kesamaan dalam hal mesin dan transmisi, di luar platform. Bagaimana bisa terasa berbeda?
Pertama, dari respons mesin. Jantung pacu XForce memang sama seperti Xpander bervolume 1.5 liter. Dengan format empat piston DOHC 16 valve, keluaran tenaga puncak mencapai 105 PS di 6.000 rpm dan momen puntir maksimal sampai 141 Nm pada 4.000 rpm. Perlu digarisbawahi, angka itu merupakan tenaga statis hanya dari mesin. Belum tereduksi di transmisi dan tersalur ke roda.
Ketika kita menggunakan mobil secara riil di jalan raya dengan simulasi hanya digunakan satu pengemudi saja. Dorongan XForce terasa lebih cekatan. Faktor pemicunya ialah lantaran SUV baru ini punya bobot 100 kg lebih ringan dari Xpander. Sehingga ukuran power to weight ratio pastilah berbeda. Opsi penggerak juga sama melalui roda depan (FWD). Ia menggunakan penyaluran tenaga via matik jenis CVT, terkenal memiliki penyaluran mulus. Termasuk bisa bikin irit bahan bakar kalau piawai menjaga putaran tetap optimal.
Baca Juga: Harga MG 4 EV dan ZS EV Versi CKD, Turun Rp266 Juta
Lalu jenis CVT diklaim memiliki friksi rendah. Kemudian minim terjadi power loss sehingga tidak membuang tenaga dan bahan bakar secara berlebih karena rpm lebih stabil. Menurut Mitsubishi, transmisi juga sama dibuat 8 percepatan virtual gear. Namun rasionya dibuat berbeda. Milik XForce, untuk rentang drive (D) mencapai 2,480 – 0,396 lalu reverse 2,604 dan final drive 5,698.
"Dalam hal ini, kami melakukan ubahan mengenai pattern transmisi agar mampu memberikan driving feeling mengemudi selayaknya SUV. Bahkan Continuously Variable Transmission (CVT) di dalam XForce bisa mendeteksi jalan yang dilewati oleh mobil. Sehingga memberikan respons dengan cepat. Mobil ini juga lebih ringan dari Xpander. Banyak tuning agar memberikan sensasi dan karakter berbeda,” terang Ngabehi Marzuq, Product Planning Department PT MMKSI, dalam sesi media drive akhir tahun lalu.
Hasilnya, saat pengujian OTO dan Carvaganza. Mitsubishi XForce menuju Semarang lewat tol Bawen, ia terasa lebih tangkas. Ketika jalan datar, untuk berakselerasi mulus hingga 100 km/jam. Tertera putaran mesin 2.000 rpm hingga 2.500 rpm di layar 8 inci digital driver display. Karakter redaman guncangan juga beda dengan Xpander.
Suspensi depan Mitsubishi XForce menggunakan MacPherson Strut dan penyangga roda belakang Torsion Beam. Caster trail redaman depan diperlebar guna meningkatkan stabilitas maupun handling. Lalu ukuran velg 18 inci dengan ketebalan ban 225/50 mm menambah karakter tersendiri. Sedangkan milik Xpander pakai ring 17 inci berikut ban 205/55 mm. Bantingannya pasti tak sama.
“Suspensi di dalam Mitsubishi XForce sudah dilakukan tuning khusus, sehingga lebih nyaman. Makin stabil, tetapi tidak menghilangkan karakter sebuah SUV. Terutama ketika mobil diajak bermanuver, kepresisian berkendara senantiasa terjaga,” imbuh Ngabehi.
(ANJAR LEKSANA / WH)
Baca Juga: Inspirasi Upgrade Tampilan SUV Lexus di Tokyo Auto Salon 2024 Bisa Dicoba
Pelajari lebih lanjut tentang Mitsubishi XForce
Mobil Mitsubishi Lainnya
Don't Miss
Mitsubishi XForce Promos, DP & Monthly Installment
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Mitsubishi Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Pilihan mobil untuk Anda
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature