Benarkah Suspensi Mitsubishi Xpander Lebih Nyaman?

SEMARANG, 6 Maret 218 -- Sebuah multi purpose Vehicle atau MPV ditakdirkan untuk menjadi asisten keluarga yang dapat diandalkan. Multi talenta: mulai berfungsi sebagai body guard dengan beragam perangkat keselamatannya, hingga memberi kenyamanan ekstra guna membuai sang empunya. Kesemua itu coba disajikan oleh Mitsubishi Expander melalui design and engineering yang dimilikinya.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) melalui materi rilis menyebut Mitsubishi Xpander memiliki kabin lega, kedap suara, dan suspensi yang nyaman bagi siapa saja yang membesutnya.

Tetapi apakah benar demikian? Guna membuktikan janji mereka, MMKSI mengundang media termasuk Carvaganza pada hari Minggu, 4 Maret 2018, untuk menguji Mitsubishi Xpander secara langsung melewati beragam medan, mulai Semarang hingga Solo. Pada etape pertama (Bandara-Tong Ji Tea House) yang menempuh jarak 5,2 km, saya memposisikan diri sebagai penumpang belakang untuk mengetahui impresi kenyamanan berkendara di dalam Mitsubishi Xpander Ultimate yang menjadi besutan kami pagi itu.

Kesan elegan dan fresh mencuat saat saya memasuki kabinnya. Ini bukan testimoni berlebihan atau berbayar, melainkan hasil perbandingan obyektif antara Mitsubishi Xpander dengan rival-rivalnya seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Honda Mobilio atau Suzuki Ertiga. Kombinasi warna beige, pada plafon, trim pintu dengan warna hitam di dashboard, berhasil memikat saya.



Namun, aplikasi kayu imitasi pada glove box menurut saya kurang menawan. Begitu pula dengan material dashboard yang terbuat dari plastik keras dengan aksen jahitan palsu. Meski demikian, aplikasi plastik keras pada dashboard Mitsubishi Xpander membuatnya lebih tahan terhadap sengatan Matahari, anti kotor dan mudah dibersihkan. Kombinasi ini pas bagi mobil keluarga.

Begitu mobil mulai melintasi jalan tol Krapyak hingga keluar tol di Salatiga, rasa nyaman merambat ke sekujur tubuh. Material busa jok sangat nyaman menopang tubuh dan bokong. Bantingan suspensi pun terasa istimewa untuk small MPV. Mitsubishi Xpander menggunakan sistem suspensi McPherson Strut di depan dan Torsion Beam di belakang, dikombinasikan dengan coil spring dan shock absorber valve yang memiliki respons cepat sehingga membuat kendaraan lebih stabil.



Sistem suspensi ini semakin membuktikan ketangguhannya saat rombongan menuju Kopeng Treetop Adventure Park yang berjarak 69,3 km dari titik pemberhentian pertama. Melintasi jalanan berliku yang kerap dihiasi lubang, ground clearance Mitsubishi Xpander berhasil menjaga body mobil dari batu dan lubang. Kenyamanan berkendara bersama Mitsubishi Xpander semakin maksimal dengan optimalisasi di sektor kesenyapan kabin. Inilah hal lain yg patut kami apresiasi positif.

Setelah Kopeng, saya mengambil alih posisi mengemudi karena ingin merasakan seperti apa pengendalian dan pengendaraan Mitsubishi Xpander di medan berliku. Hasilnya, tidak seperti ekspektasi, Mitsubishi Xpander begitu mudah dikendalikan dengan ketenangan kemudi cukup baik. Jika ada komentar negatif yang harus saya berikan, maka itu tentang sudut pandang ke belakang yang minim. Namun itu juga sudah diantisipasi oleh Mitsubishi dengan melengkapi Mitsubishi Xpander tipe ultimate dengan kamera mundur.



Hal positif lainnya terletak pada bobot lingkar kemudi yang pas. Ini menjadi point penting karena Mitsubishi Xpander memiliki dimensi yang tidak kecil sehingga tak sulit bagi kami menaklukkan setiap adangan yang ada di jalanan menuju AA Gallery, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, sebelum kami memasuki kota Solo untuk beristirahat.

Selepas menempuh perjalanan 200 km dari Semarang-Solo, suspensi yang diandalkan oleh Mitsubishi Xpander benar-benar dapat memberi kenyamanan bagi penumpang maupun pengemudi, dan ditunjang dengan kekedapan kabin serta respons kemudi yang bisa diandalkan menjadikan Mtsubishi Xpander sosok MPV yang dapat memenuhi ekspektsi konsumen yang memilihnya.

REZA ERLANGGA