LAPORAN EKSKLUSIF: Tiga Hari Bersama SUV Mazda Keliling Australia Barat (BAGIAN 2)
Setelah pada hari pertama mencoba Mazda CX-60 versi diesel, pada hari kedua di Aussie saya mencoba Mazda CX-80 PHEV yang diluncurkan di Indonesia kemarin.
JAKARTA, Carvaganza - PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku APM Mazda di Indonesia pada hari ini Rabu (22/1) telah meluncurkan CX-80 PHEV. Pihak APM pun mengumumkan harga yang dibanderol yaitu Rp 1.199.900.000 on the road Jakarta. Hampir menyentuh angka Rp 2 milyar dan beririsan tipis dengan Mazda CX-60 yang dipatok Rp 1.188.000.000.
KEY TAKEAWAYS
Apa mesin yang disandang oleh Mazda CX-80 Azami PHEV yang beredar di Australia?
Mesin bensin 2.5 liter 4 silinder segaris 16 valve PHEV.Berapa tenaga yang dihasilkan oleh Mazda CX-80 Azami PHEV?
Yaitu 323 hp pada 6000 rpm dan 500 Nm pada 4000 rpm.Ada berapa varian Mazda CX-80 yang dipasarkan oleh Bayswater Mazda?
Tiga tipe yaitu Pure, GT dan Azami.Satu minggu sebelum CX-80 diluncurkan di Jakarta, saya sudah mencobanya di Australia. Wilayah penjelajahan kami adalah di Bagian barat negara Kangguru tersebut dari mulai kota Perth sampai ke Margareth River.
Tersedia dua tipe CX-80 yakni tipe GT bensin 3.3 liter inline 6 turbocharge dan Azami PHEV 2.5 liter berbahan bakar bensin. Di Australia, Mazda CX-80 terdiri dari tiga tipe yaitu Pure, GT dan Azami sebagai tipe tertinggi. Nah yang dipasarkan di Indonesia adalah tipe tertinggi yang sama dengan Azami PHEV. Tapi namanya saja yang berbeda.
Mazda CX-80 yang beredar di Indonesia tersedia dalam dua varian. Yaitu Elite Edition dan Kuro Edition. Perbedaan keduanya dapat terlihat dari tampilan eksterior dan interior.

Titik berangkat saya mencoba CX-80 bermula dari Pullman Bunker Bay Resort jam 9.00 pagi waktu setempat. Tujuan kami hari itu adalah ke Canal Rocks, Margareth River Mouth, Boranup Lookout, Margareth River Chocolate Factory dan kembali ke hotel di Pullman.
Enam wartawan Indonesia yang join dalam event ini dibagi ke dalam tiga mobil. Jadi per mobil 2 orang jurnalis. Saya dan satu jurnalis lainnya memilih CX-80 GT berbahan bakar bensin 3.3 liter inline 6 dengan M-Hybrid Boost dan i-Stop. Saya ingin merasakan terlebih dulu versi bensinnya yang tentunya kalau dilihat dari performa mesin lebih berdaging. Sedangkan versi PHEV memakai mesin bensin Skyactiv PHEV 2.5 liter 4 silinder segaris AWD.
Selisih tenaga antara GT dengan versi PHEV cukup signifikan. Versi GT Skyactiv bensin menyemburkan tenaga 280 hp dan torsi 450 Nm, sedangkan versi Azami PHEV 250 Nm dengan torsi 500 Nm. Jadi saya pengen coba tenaganya yang lebih besar dulu, baru setelah itu beralih ke PHEV.
Baca juga: LAPORAN EKSKLUSIF: Tiga Hari Bersama SUV Mazda Keliling Australia Barat (BAGIAN 1)

Performanya ‘Berdaging’
Jalanan yang mulus, pemandangan yang indah dan layout jalan yang sarat dengan tikungan cepat dan medium menjadi pengalaman yang sangat mengasyikkan. Tapi ya seperti yang saya alami dengan CX-60, saya tidak bisa berbuat banyak di jalan-jalan pedesaan di Western Australia karena speed limit ada di mana-mana. Di sepanjang jalan.
‘Daging’ dari performa CX-80 sangat terasa ketika melewati jalan dengan speed limit 110 km/jam. Dorongannya terasa kuat, dipadukan dengan transmisi Skyactiv-Drive 8 percepatan yang bekerja dengan halus. Saya lebih banyak menempatkan tuas di indikator D. Pasalnya, empat kendaraan yang terlibat dalam media test drive ini lebih banyak jalan beriringan seperti gerbong kereta api.
Ya maklum, rambu speed limit ada di setiap ruas jalan. Selain itu, garis median jalan umumnya tidak putus-putus, tapi menyambung. Mobil di belakang yang berada di luar rombongan media pun tidak ada yang menyalip. Mereka ikut jalan beriringan.
Kontur permukaan tanah yang datar serta kualitas jalan yang sangat baik membuat saya menikmati kenyamanan yang ditawarkan Mazda CX-80. Saya jadi membayangkan menyantap steak wagyu 200 gram dengan tingkat kematangan medium rare. Ketika diiris dengan pisau, daging terlihat juicy. Lantas dicelupkan ke bumbu black pepper dan barbeque di setiap ujungnya, lalu dikunyah. Empuk. Terasa melting di mulut.

Fitur Kestabilan G-Vectoring Control Plus
Ketika mengemudikan CX-80 seperti mengunyah steak wagyu yang empuk nan sedap. Rasa enaknya membuat saya ingin selalu menginjak gas semakin dalam untuk merasakan dorongan tenaga yang lebih kuat.
Ketika memasuki wilayah speed limit 110 km/jam, kaki kanan di gas hanya saya angkat sedikit saja setiap kali memasuki tikungan cepat. Tujuannya, saya ingin merasakan kestabilan mobil pada waktu menikung. Atau saya cuma menyentuh rem dengan ujung kaki agar tenaga tetap mengalir sehingga gaya G-nya bisa tetap dirasakan.
Paket yang harmonis antara teknologi Skyactiv-Body, Skyactiv-Chassis dan G-Vectoring Control Plus membuat mobil terasa stabil ketika menikung cepat dan sedang. Waktu dipacu di trek lurus, SUV 3 row ini terasa merekat ke jalan. Pengemudi menjadi lebih percaya diri dan nyaman.
Sebetulnya yang membuat saya lebih percaya diri lagi adalah kepatuhan warga lokal pengguna jalan terhadap aturan berlalu lintas. Perilaku pengemudi hampir semuanya terprediksi. Baik ketika memasuki persimpangan jalan, bermanuver, ketika melesat di jalanan lurus atau ketika berjumpa mobil dari lawan arah di tikungan. Saya merasa lebih peace of mind dibandingkan ketika membawa kendaraan di jalanan pedesaan di Indonesia. Perasaan inilah yang membuat kenapa Mazda CX-80 terasa begitu lebih nyaman di Western Australia.
Baca juga: Penting! Ketahui Ini Sebelum Memiliki Mazda CX-80 PHEV
Suspensi terasa lebih stiff, raungan mesin terasa lebih besar dan setir terasa lebih berat ketika mode pengendaraan dipindahkan ke Sport. Memberikan sensasi berbeda dibandingkan mode Normal. Saya juga banyak menggunakan adaptive cruise control. Sama seperti ketika saya mengemudikan CX-60. Pengoperasiannya mudah, tinggal tekan tombol pengaturan di setir. Jarak adaptif pengereman juga dapat diseting dengan gampang.
Sewaktu memasuki perkebunan anggur di daerah Margareth River yang terhampar di sepanjang jalan, saya buka setengah panoramic roof. Penglihatan menjadi lebih luas. Apalagi CX-80 adalah mobil yang minim blind spot.
Layar sentuh 12,3 inci yang terdapat di bagian tengah dashboard menjadi teman setia perjalanan untuk memutar lagu dan memberikan informasi kendaraan. Jok dengan pendingin lumayan meredakan sinar matahari yang cukup panas yang masuk dari panoramic.

Perbedaan Antara Mazda CX-80 GT Dengan PHEV
Lantas apa yang saya rasakan dari perbedaan antara CX-80 GT dengan Azami PHEV yang dikemudikan di Western Australia? Ibarat steak wagyu, bedanya di level juicy dan keempukan dagingnya. Versi PHEV lebih empuk dan melting. Ketika dikunyah, dilidah terasa kinyis-kinyis. Lebih nyaman di mulut dan lebih sedap.
Perbedaan yang paling kentara adalah versi bensin GT 3.3 liter lebih bertenaga dan responsif, sedangkan versi PHEV lebih anteng dan nyaman. Varian hybrid menyandang baterai 17,8 kWh dengan range EV 65 km. Konsumsi BBM pun tentu berbeda, versi PHEV lebih irit dibandingkan bensin.
Dari sisi feeling pengendaraan, ketika mengemudikan kedua varian CX-80, saya tidak merasa seperti membawa big SUV, melainkan seperti bawa SUV kompak saja. Padahal panjang bodinya sama-sama nyaris 5 meter (4.990 mm), lebarnya 2.134 mm dan tinggi 1.710 mm. Berat kosongnya mencapai 2.709 kg.
Fitur-fitur di GT dan Azami PHEV dapat diatur lewat tombol atau pun lewat toggle yang terdapat di konsol tengah. Untuk mengetahui informasi kendaraan dan fitur, bisa dilihat dengan mudah di layar display sentuh serta MID. Termasuk data mengenai konsumsi bahan bakar.
Gara-gara saya mengibaratkan perbandingan Azami PHEV dan GT bensin dengan steak wagyu sepanjang jalan, dua kali makan siang saya selama perjalanan saya memilih menu beef Wagyu sandwich yang juicy. Porsinya jumbo untuk ukuran orang Indonesia dan sedap. (EKA ZULKARNAIN)
Baca juga: Membuktikan Potensi Mazda CX-80 Jelajah Outback di Australia
Pelajari lebih lanjut tentang Mazda CX-80
Mobil Mazda Lainnya
Mazda CX-80 Promos, DP & Monthly Installment
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Mazda Pilihan
- Latest
- Popular
Pilihan mobil untuk Anda
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature