Test Drive: Menguji Neta V Tempuh Semarang - Jakarta Tanpa Isi Baterai di Perjalanan

Cukup bisa diandalkan untuk menempuh perjalanan jauh meski wujudnya sebagai city car.

Neta V

JAKARTA, Carvaganza - V menjadi model pertama Neta untuk penetrasi ke pasar Tanah Air. Mobil listrik bertubuh mungil yang sepatutnya lebih cocok menjadi tunggangan perkotaan. Namun, pabrikan ingin membuktikan bahwa unit tersebut tetap bisa diajak bertualang jauh. Kami pun berkesempatan menjajalnya dengan rute dari Semarang ke Jakarta.

Sambil mengulas bagaimana pengalaman membawa Neta V menempuh perjalanan jarak jauh, berikut kami ulas juga serba-serbi yang dimiliki oleh EV buatan pabrikan Cina ini.

Desain

Sebelum membahas perjalanan, ada baiknya melihat desain Neta V secara keseluruhan. Mobil ini punya dimensi panjang 4.070 mm, lebar 1.690 mm dan tinggi 1.540 mm, serta jarak sumbu roda 2.420 mm. Tidak besar juga tak terlalu kecil, ia bisa mengakomodasi hingga lima orang dengan tetap mempertahankan kenyamanan. Ukuran segitu sangat berguna untuk bermanuver di perkotaan, khususnya jalan kecil dan padat lalu lintas.

Neta V

Wujud sporty dan galak tak ditemukan pada Neta V. Ia cenderung menggemaskan dengan sentuhan futuristik, terlihat dari tarikan garis terutama pada komponen seperti lampu utama. Mungkin Neta ingin menyasar generasi muda melalui desain tersebut, sekaligus menarik minat konsumen wanita sebagai tunggangan sehari-hari. Apalagi pilihan warna bodinya cukup unik. Kelir standar tetap tersedia, tapi lainnya seperti biru muda, hijau muda hingga pink tersedia. Ini menjadikannya penarik perhatian di jalan.

Baca Juga: Dikeluhkan Konsumen, Neta V Langsung Dapat Upgrade Suspensi

Sementara tatanan interior cukup sederhana, bisa dikatakan tipikal mobil asal Tiongkok. Pabrikan tak banyak bermain dengan pernak-pernik atau siluet rumit. Kebanyakan garis kaku, hanya diberikan detail kecil. Justru fokusnya ke gadget mutakhir dan masif. Ini terlihat dari kontrol pusat atau head unit berukuran 14,6 inci di tengah posisi vertikal. Ia tak hanya berfungsi sebagai pemutar multimedia, tapi juga pengatur fungsi kendaraan termasuk penyetelan AC. Kecepatan sistem operasinya terbilang mulus. Di mana tombol virtual dapat dengan cepat merespons perintah jentikan jari. Ia dihubungkan ke speaker yang tertanam ke berbagai sisi termasuk baris kedua. Tidak ada fungsi Android Auto maupun Apple CarPlay, melainkan konektivitas Bluetooth sehingga musik dari smartphone bisa dinyalakan di head unit.

Sayangnya, panel instrumen atau multi information display digital alau berukuran 12 inci dibuat pipih. Alhasil indikator-indikator jadi terlalu mungil, kurang cocok untuk pengemudi senior. Bila ingin diperbesar, Neta harus mengeruk area dashboard dan membenamkan panel instrumen sehingga tetap memberikan visibilitas berkendara luas tak terhalang.

Urusan posisi berkendara, sayangnya V tak memiliki fleksibilitas mumpuni. Jok memang dilengkapi pengaturan standar maju-mundur dan reclining. Tapi kemudi tak memiliki fungsi tilt maupun teleskopik. Ukuran setir juga kecil dengan bentuk datar di sisi atas dan bawah. Ia mudah digenggam, tapi bagi yang kurang terbiasa bisa jadi kagok. Padahal konsep ini menyajikan nuansa sporty dan premium. Palang dihiasi tombol sederhana sebagai pengatur cruise control dan volume audio.

Neta V

Pada baris kedua punya ruang cukup. Meski memang atapnya terkesan rendah dan kebutuhan leg room perlu disiasati dengan baik. Pasalnya ketika pengemudi mencari posisi duduk terbaik, ada kemungkinan ruang kaki di belakang jadi harus dikorbankan sedikit. Sebaliknya bila ingin lebih lapang, maka pengemudi harus dimajukan yang tentunya mempengaruhi posisi kaki jadi terlalu menekuk. Urusan akomodasi terutama untuk barang, Neta V dibekali ruang bagasi belakang yang terbilang cukup lega dengan kapasitas 355 liter. Ini masih dapat dimaksimalkan dengan melipat jok baris kedua, sayangnya tak ada konfigurasi 60:40 alias seluruh sandaran bangku harus ditutup.

Akses ke dalam kabin sudah menggunakan smart entry, di mana pengguna hanya perlu mengantungi kunci kemudian menekan tombol di gagang pintu. Metode konvensional tetap bisa dilakukan melalui remote berbentuk cukup unik seperti fidget spinner. Perlu diketahui memasuki mobil sambil membawa kunci juga berfungsi sebagai pengaktifan sistem listrik. Ya, Neta V tak dilengkapi tombol start/stop. Sedangkan untuk mematikan, pengguna cukup keluar dari mobil lalu mengunci pintu dengan remote, secara otomatis mesin akan mati. Kondisi ini mungkin bakal sedikit membingungkan dan membahayakan, tapi nyatanya tetap aman karena transmisi tetap berada di posisi parkir. Apalagi ketika masuk ke dalam kabin, head unit akan menampilkan video selamat datang dengan suara.

Neta V

Berkeliling Semarang

Kontur kota Semarang yang berbukit pun cukup menarik. Performa spesifikasi tertanam pada Neta V benar-benar diuji. Ditambah kombinasi lalu lintas padat dan jalan sempit siap menantang kemampuan manuver mobil.

Disebutkan sebelumnya, dimensi tak terlalu besar jadi keunggulan dalam hal bergerak di jalan sempit atau ramai lalu lintas. Mobil dapat dengan mudah dikendalikan atau bermanuver, ditambah visibilitas pengendaraan cukup luas dan minim titik buta. Ini dirasakan saat menuju dua destinasi pertama yaitu Gereja Blenduk dan Klenteng Tay Kak Sie. Pengendalian tetap percaya diri ketika melewati jalur satu arah dengan lebar tak seberapa plus banyak kendaraan roda dua terparkir. Lantaran bodinya pendek, berpapasan dengan kendaraan lain juga mudah.

Adapun motor listrik Neta V memiliki output 96 PS dan torsi puncak 150 Nm. Angka yang tak mencengangkan, tapi setidaknya sudah sangat cukup. Apalagi transfer tenaganya cukup cepat, meski tak seinstan beberapa mobil listrik yang sudah beredar di pasaran. Kondisi stop & go di tengah kemacetan terasa nyaman. Kendalanya hanya setir kecil yang terlalu ringan ketika diputar, meskipun roda merespons baik dan presisi. Kemudian ground clearance yang disetel 130 mm. Angka segitu mungkin terasa kurang, tapi ia punya keuntungan saat melesat kencang.

Baca Juga: Siap Ekspansi, Neta Targetkan Punya 40 Dealer di Indonesia Tahun Depan

Neta sendiri mengungkapkan telah melakukan penggantian shock absorber dari model pertama yang dipamerkan saat GIIAS 2023. Ini merupakan jawaban dari masukan masyarakat yang telah mencoba, di mana suspensi dinilai terlalu empuk. Kami pun merasakan perbedaan signifikan dengan karakter lebih keras. Ini sangat menguntungkan ketika berkendara dengan kecepatan tinggi, alhasil manuver jadi lebih stabil.

Neta V

Kami pun mendatangi beberapa lokasi hingga sampai di titik akhir. Total perjalanan sekitar 45 km dari garis start. Gaya berkendara sepanjang jalan menerapkan kombinasi eco driving dan biasa. Artinya setelan pendingin kabin dibuat seminimal dan kecepatan sestabil mungkin. Gaya tersebut cukup menyenangkan berkat adanya indikator penggunaan daya dari baterai di panel instrumen. Ditampilkan dalam satuan ampere, di mana output berupa bilangan minus dan pengisian dalam bilangan plus.

Menurut pabrikan sendiri, angka paling efisien berada di atas -20 ampere. Sayangnya saat berakselerasi angka bisa melejit hingga -40 ampere ke atas. Cara terbaik adalah mengurut pedal gas secara perlahan. Tapi hal ini menimbulkan kekurangan karena mobil bergerak dengan sangat perlahan. Semprotan klakson dari mobil di belakang pun tak terhindarkan. Dari hasil pengujian berkeliling Semarang, didapat efisiensi Neta V mencapai 12 kWh per 100 km. Angka terbaik menurut Neta adalah 10 kWh per 100 km. Semakin kecil angkanya semakin efisien berarti.

Uji Semarang ke Jakarta

Puas berkeliling Kota Semarang, tiba pengujian jarak jauh menuju Jakarta. Total jarak tempuh 432 km melewati tol lintas Jawa. Kami kembali mengaplikasikan gaya berkendara eco sepanjang jalan. Tapi penggunaan AC diatur secara dinamis, ketika dibutuhkan baru dinyalakan. Seperti diketahui kontur jalan tol dari Semarang ke Jakarta dipenuhi tanjakan dan turunan curam. Sementara kecepatan kami upayakan untuk terus bertahan di 60 km/jam, batas minimum di tol. Sesekali meningkatkan kecepatan ketika ingin menyalip kendaraan di depan. Lantaran mengandalkan motor listrik yang memiliki torsi instan, aksi mendahului tak menjadi masalah. Perlu diketahui Neta membatasi kecepatan V di 120 km/jam.

Sepanjang 100 km pertama, akselerasi mobil masih dikontrol secara manual. Gaya berkendara tersebut berhasil membuat kami meraih efisiensi rata-rata 8,5 kWh per 100 km. Kami diberikan kesempatan untuk mengisi daya di SPKLU di rest area KM 229 B, tapi melihat kapasitas baterai 59 persen, diputuskan melanjutkan perjalanan.

Lepas dari perhentian pertama, kami mencoba fungsi Cruise Control yang dimiliki Neta V. Memang perangkatnya tak didukung fungsi adaptif, tapi mampu membantu pengendaraan. Hal ini pun cukup menarik, karena nyatanya ia mampu meningkatkan penghematan konsumsi daya baterai. Ditambah kemudahan dalam berkendara lantaran kaki tak perlu menginjak pedal gas terus-menerus, hanya bersiap di pengereman sehingga tak cepat lelah.

Neta V

Tak terasa perjalanan mendekati tol layang MBZ, kami pun melewatkan titik pengisian KM 101 B dan KM 62 B. Persentase kapasitas baterai sudah memasuki 20 persen. Kondisi ini dideteksi Neta V, kemudian memberikan sinyal berupa suara peringatan kepada pengemudi. Berdasarkan perhitungan, unit masih bisa bergerak hingga destinasi akhir di dealer Neta Tebet, Jakarta. Perlu diketahui, mobil listrik pabrikan asal Cina ini diberikan cadangan daya hingga 5 km ketika baterai benar-benar habis.

Tak terasa malam datang, Neta V mengandalkan perangkat penerangan utama halogen. Di satu sisi ia cukup baik dalam memberikan penerangan khususnya ketika hujan, tapi secara konsumsi daya kurang efisien dibanding penggunaan LED. Mengingat mobil listrik membutuhkan listrik untuk menunjang daya jelajah. Perlu diketahui klaim daya jelajah Neta V hingga 401 km berdasarkan standar CLTC.

Bergerak stabil dengan kondisi lalu lintas tol cukup lancar, kami pun tiba di garis finis. Tercatat mobil mendapatkan rata-rata daya 8,0 kWh per 100 km dengan baterai tersisa 11 persen. Capaian ini melebihi dari klaim Neta terkait daya jelajah. Namun, perlu diperhatikan bahwa gaya berkendara diterapkan membuat waktu perjalanan menjadi sangat lama. Dibandingkan dengan pengendaraan normal tanpa menerapkan eco driving, masih bisa didapatkan angka 12 kWh per 100 km.

Kemudian terkait pengisian daya, sebenarnya Neta V mendukung fast charging menggunakan arus DC. Ia juga dapat menerima arus AC yang merupakan slow charging. Untuk pengisian daya cepat hanya butuh 30 menit dari posisi 30 persen ke 80 persen. Ini tentunya membuat aktivitas khususnya keseharian tak terkendala.
(MUHAMMAD HAFID / WH)

Baca Juga: Electria Vol. 2: Perhatikan Hal Menarik Yang Dimiliki oleh Neta V

Pelajari lebih lanjut tentang Neta V

  • Tampak Depan Bawah Neta V
  • Tampak samping V
  • Tampak belakang V
  • Neta V Front Side View
Neta V
Rp 386 Juta Cicilan mulai dari : Rp 8,81 Juta

Mobil Neta Lainnya

  • Neta U
    Neta U
  • Neta V
    Neta V

Don't Miss

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Neta Pilihan

  • Upcoming

Pilihan mobil untuk Anda

  • Honda BRV
    Honda BRV
    Rp 292,9 - 363,4 Juta
    • Petrol
    • SUV
    • 1497 cc
    • Manual, CVT
  • Suzuki Jimny
    Suzuki Jimny
    Rp 447,4 - 464 Juta
    • Petrol
    • SUV
    • 1462 cc
    • Manual, Otomatis
  • Toyota Rush
    Toyota Rush
    Rp 284,4 - 310,45 Juta
    • Petrol
    • SUV
    • 1496 cc
    • Manual, Otomatis
  • DFSK Glory i-Auto
    DFSK Glory i-Auto
    Rp 365,2 Juta
    • Petrol
    • SUV
    • 1498 cc
    • CVT
  • MG ZS
    MG ZS
    Rp 315,8 - 355,8 Juta
    • Petrol
    • SUV
    • 1498 cc
    • CVT
    • 16 kmpl

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Review