Luther Panjaitan: Selain Insentif, Produk Yang Sesuai Pasar Adalah Kunci Tinggikan Penjualan

JAKARTA, Carvaganza - Pada dialog industri otomotif nasional yang diadakan oleh Indonesia Center for Mobility Studies (ICMS) isu kendaraan hybrid dan listrik menjadi salah satu yang disoroti. Hal tersebut sejalan dengan peran pemerintah dalam memberikan insentif pajak pada kendaraan listrik dan hybrid tahun ini.

Pemberian insentif itu diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Khususnya disambut gembira oleh para pelaku industri otomotif seperti Hyundai, BYD dan juga Toyota.

Melihat hal tersebut, BYD Indonesia berpendapat bahwa dalam mewujudkan kendaraan yang ramah lingkungan di Tanah Air ini harus didukung oleh produk yang sesuai dengan market Indonesia. Menurut Luther Panjaitan selaku Head of Marketing PR & Government Relation BYD Indonesia, selain insentif pemerintah, ada sejumlah poin yang diperhatikan agar penjualan mobil ramah lingkungan tinggi. Yaitu kapasitas yang banyak, durabilitas dan affordable.

Baca juga: ICMS Gelar Dialog Otomotif, Penjualan Di Atas 1 Juta Jadi Isu Penting

Luther T Panjaitan, Head of Marketing PR & Government Relation BYD Indonesia. FOTO: ICMS

 

Ia juga menambahkan bahwa pihak BYD Indonesia telah sejalan dengan pemerintah dalam mewujudkan kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air. “BYD dan pemerintah memiliki visi yang sama yaitu sustainability dan active to action to wise greener,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pemerintah melalui Paris Agreement memiliki visi menghindari peningkatan suhu global 2 derajat, sedangkan BYD memiliki visi untuk menurunkan suhu global 1 derajat .

“Oleh karena itu, teknologi dan produk-produk yang kami hasilkan merupakan green feature dan memberikan kontribusi untuk mewujudkan kendaraan yang ramah lingkungan,” kata Luther.

Perlu diketahui bahwa meskipun penjualan kendaraan roda 4 pada tahun lalu mengalami penurunan, penjualan kendaraan listrik berbasis baterai mengalami pertumbuhan sebesar 153 persen. Angka penjualan BEV mengalami peningkatan dari 17 ribu unit pada 2023 menjadi 43 ribu unit sepanjang 2024.

Baca juga: IIMS 2025: BYD Sealion 7 Meluncur di Indonesia, Harga Senggol Hyptec HT

Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan insentif untuk kendaraan listrik BEV produksi lokal. Sementara itu, meskipun lebih moderat, penjualan kendaraan hybrid juga mengalami kenaikan sebesar 8%.

BYD, yang baru beroperasi di Indonesia tahun 2024, telah sukses menjual 15 ribu unit mobil. Model yang telah dimiliki sejauh ini adalah BYD Atto 3 di segmen crossover, Dolphin segmen hatchback, Seal di segmen sedan dan M6 yang mengisi segmen MPV Listrik medium. Di awal 2025, BYD merilis Denza D9 di segmen MPV premium dan Sealion7 selaku SUV Listrik.

BYD Sealion 7. FOTO: Edi Weente (Oto.com)

 

Untuk memperluas pasar kendaraan listrik berbasis teknologi hybrid, pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif berupa diskon 3% PPnBM-DTP untuk kendaraan hybrid produksi lokal pada tahun ini. Diharapkan dapat mempercepat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.

Namun menariknya, meskipun insentif tersebut akan segera diterapkan, pada saat yang sama juga diberlakukan kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12%, serta pemberlakuan pajak tambahan yang dikenal sebagai opsen, sebesar 66% untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Langkah ini dikhawatirkan dapat semakin memberatkan industri otomotif yang sudah mengalami pelambatan. (ALVANDO NOYA/EK)

Baca juga: Ini 7 MPV Sultan Yang Ditantang BYD Denza D9