GIIAS 2023: Fokus Elektrifikasi, Volvo Tegaskan Komitmen ke Pasar Indonesia
TANGERANG, Carvaganza - Kembali ke Indonesia, Volvo hadir dengan wajah baru. Brand asal Swedia ini kini hanya menawarkan model elektrifikasi. Hal ini sejalan dengan rencana besar sang induk perusahaan yang bakal menggarap elektrifikasi sepenuhnya pada 2030 secara global. Walau begitu, tampaknya jalan Volvo tidak bakal mudah. Banyak faktor yang membuat mereka harus menyiapkan strategi terbaik agar dapat diterima oleh konsumen Tanah Air.
KEY TAKEAWAYS
Volvo kembali ke pasar Indonesia dengan fokus pada model elektrifikasi
Ingin tegaskan komitmen setelah merek sempat hilang dengan distributor pendahuluHal ini pun diakui Volvo Cars Head of Asia Pacific, Nick Connor saat diwawancara khusus di GIIAS 2023. Sebelum terjun kembali menggarap pasar Indonesia, pihaknya melakukan perbincangan panjang. Pasalnya, diperlukan investasi yang cukup besar dan panjang untuk dapat mengembalikan nama Volvo di Indonesia.
Pekerjaan pertama tentu menggaet kembali kepercayaan masyarakat. Tak dapat dipungkiri, kabar hengkangnya sang brand pada 2017 menimbulkan keraguan terhadap komitmennya berbisnis di Tanah Air. Sekalipun ia dipegang pengelola baru, rasa takut ditinggal kembali masih membayangi. Menurut Nick, ini bakal memakan waktu cukup lama. Namun, mereka akan tetap melakoninya secara bertahap.
Salah satunya dengan menghadirkan jaringan dealer. Volvo belum lama ini membuka dealer pertamanya di tengah Jakarta. Tepatnya di Jl. Haji Agus Salim, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Ia tak hanya menyuguhkan penjualan unit, tapi juga layanan perawatan. Fasilitas ini tentu bukan jadi satu-satunya, Volvo akan terus menambah jumlahnya guna menjangkau konsumen lebih luas.
Baca Juga: GIIAS 2023: Volvo C40 Tandai Comeback, Lengkapi Line Up Elektrifikasi
Jaringan tak bakal berarti bila tak dibarengi produk. Volvo saat ini memang terus melengkapi portofolionya. Namun, produknya terfokus pada elektrifikasi. Segmen ini memang tengah berkembang di Indonesia, tapi porsinya terbilang masih sangat kecil dibanding model konvensional. Apalagi infrastruktur dinilai masih belum memadai. Solusi yang ditawarkan Volvo dengan menghadirkan mobil peminum bensin berpadu motor listrik atau plug-in hybrid.
“Volvo memang telah berkomitmen untuk full elektrifikasi pada 2030. Tapi untuk ke sana, kami membutuhkan periode transisi. Makanya kami ke plug-in hybrid. Ia menawarkan daya jelajah yang baik, sehingga dapat menenangkan konsumen yang masih ragu terhadap jangkauan berkendara,” terangnya.
Strategi tersebut memang paling feasible. Sembari konsumen kembali mengenali produk Volvo, mereka juga semakin terbiasa terhadap mobil elektrifikasi. Tetapi, langkah Volvo masih menimbulkan pertanyaan. Mengingat produk yang dijual memiliki banderol tak murah. Bayangkan saja model termurahnya XC40 dipatok mulai Rp995 jutaan dan termahal XC90 senilai Rp1,9 miliaran. Sementara beberapa pabrikan khususnya dari China menyajikan produk dengan banderol sangat ramah lingkungan.
Nick pun menjelaskan bahwa pihaknya terfokus pada pasar premium. Di mana targetnya dapat mengambil 10% market share segmen tersebut. Porsi tersebut tentunya tidaklah besar, tapi Volvo meyakini dengan komitmen besar jangka panjang, pihaknya dapat mengembalikan kepercayaan konsumen dan menguatkan kembali posisinya di pasar Tanah Air.
(MUHAMMAD HAFID / WH)
Baca Juga: GIIAS 2023: Kupas Spesifikasi Haval H6 Hybrid, Cocok di Harga Berapa?
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Volvo Pilihan
- Latest
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature