Carlos Ghosn Kembali Bersuara, Sebut Visi Elektrifikasi Nissan Tidak Inovatif

Carlos Ghosn

JAKARTA, Carvaganza – Carlos Ghosn telah menjelma dari yang awalnya tokoh yang paling disegani di industri otomotif dunia, menjadi sosok yang kontroversial. Terlebih setelah skandalnya terbongkar pada tahun 2018 lalu. Kini, Ghosn kembali bersuara dengan mengkritisi visi Nissan soal kendaraan listrik, yang menurutnya tidak inovatif.

Yang menjadi kritiknya, Ghosn menganggap Nissan tidak punya visi yang cukup bagus untuk masa depannya di pasar kendaraan listrik. Menurutnya, pabrikan yang pernah dipimpinnya itu berjalan terlalu konservatif dan perlu semaksimal mungkin untuk bisa bersinar di industri baru ini.

Meski menjadi salah satu pabrikan yang paling progresif dalam menyambut era kendaraan listrik dalam sepuluh tahun terakhir, upaya Nissan dianggap Ghosn belum cukup. Dirinya menyebut Nissan sudah harus berpindah 100 persen ke mobil listrik.

Carlos Ghosn

“Cepatnya pergeseran yang terjadi akan menentukan siapa yang akan menjadi pemenang. Saat saya meluncurkan mobil listrik pertama untuk pasar massal, seperti yang kalian tahu, semua menertawakan kami karena itu, Anda tahu, kalian yang salah,” kata Ghosn soal debut Nissan Leaf di 2010, yang dikatakannya saat meluncurkan bukunya yang berbahasa Jepang.

Baca Juga: VIDEO: Hyundai Kona Electric 2021, Mobil Listrik Paling Ideal di Indonesia

Seperti dikatakan di atas, Leaf menjadi mobil listrik yang pertama dipasarkan secara massal oleh Nissan, yang kini sudah beredar melalui generasi keduanya. Dan tahun ini, 2021, bisa dibilang mayoritas pabrikan otomotif sudah berencana untuk berpindah dari mesin pembakaran internal ke listrik.

Nissan sendiri belum lama ini mengumumkan rencananya untuk mempercepat elektrifikasi dan pada tahun fiskal 2030 menargetkan peluncuran 23 model elektrifikasi baru. Dari jumlah tersebut, 15 model di antaranya adalah mobil listrik murni alias EV.

Rencana Nissan setidaknya akan menargetkan 75 persen penjualannya di Eropa dari mobil listrik pada tahun 2026. Sementara di Amerika Serikat, Nissan targetkan bisa meraih 40 persen dari total penjualan EV di Amerika Serikat. Angka dari target ini yang dianggap Ghosn tidak cukup untuk bisa menjadikan Nissan pemimpin di pasar kendaraan listrik.

Nissan EV 2030

“Mereka benar-benar dalam posisi yang sangat buruk di persaingan ini. Tidak ada visi. Mereka tidak tahu apa yang mereka tuju. Mereka tidak punya gambaran tentang transformasi teknologi besar yang sekarang ini sedang terjadi,” lanjut pria berkebangsaan Brazil itu.

Ghosn pernah memimpin Aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi pada dekade lalu, yang namanya melejit ketika berhasil membangkitkan Nissan dari keterpurukan di pasar dunia. Namun pamornya redup menyusul penangkapannya di 2018 karena tuduhan penggelapan pajak dan menggunakan dana perusahaan untuk keperluan pribadinya. Pada 2019, Ghosn mulai menetap di Lebanon sampai sekarang.
WAHYU HARIANTONO

Baca Juga: Ini Dia Pacuan Baru Ken Block dari Audi, Mobil Listrik Bergaya Klasik untuk 'Electrikhana'

Sumber: Carscoops

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Nissan Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Review
  • Artikel Feature